Mohon tunggu...
M. YOGY QORRI DWI PRATAMA
M. YOGY QORRI DWI PRATAMA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Aqidah dan Filsafat Islam UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Mahasiswa terhadap Media Sosial

18 Desember 2021   10:48 Diperbarui: 18 Desember 2021   13:45 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial membolehkan para penggunanya buat berbagi, bekerjasama, serta berjejaring secara lebih fleksibel tanpa wajib terletak pada tempat dan waktu yang sama. Pemakaian media sosial dalam pendidikan membagikan kesempatan yang lebih banyak kepada partisipan didik buat berhubungan serta bertukar data dengan partisipan didik yang lain lewat bermacam aktivitas semacam dialog, mengoreksi informasi yang diberikan oleh sahabat ataupun kelompok lain ataupun membagikan evaluasi terhadap kinerja ataupun penampilan sahabat sekelas. Bila dilihat dari teori belajar sosial serta teori konstruktivisme sosial, hingga pemakaian media sosial dalam pendidikan akan berakibat pada sikap serta hasil belajar partisipan didik. Hasil belajar yang dieksplor dalam postingan ini merupakan domain kognitif aspek menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan. Ketiga aspek ini ialah keahlian berpikir tingkatan besar yang wajib bisa dipahami oleh mahasiswa mengingat pada tingkat pembelajaran besar lah diharapkan hendak dihasilkan SDM yang bermutu.

Di jenjang pembelajaran besar, partisipan didik dituntut buat tidak cuma hanya sanggup menguasai serta mempraktikkan sesuatu konsep, namun pula sanggup menganalisa, mengevaluasi serta menghasilkan suatu terpaut konsep yang sudah dipelajari. Bila mengacu pada Blooms Revised Taxonomy( Krathwohl, 2002), aspek pengetahuan, uraian, serta pelaksanaan memerlukan keahlian berpikir tingkatan rendah sampai lagi, sebaliknya aspek analisis, penilaian, serta kreasi memerlukan keahlian berpikir tingkatan besar.

Yang membedakan antara keahlian berpikir tingkatan besar dengan keahlian berpikir tingkatan rendah merupakan proses kognitif yang terjalin kala proses pendidikan berlangsung. Terus menjadi dalam serta lingkungan proses kognitif yang terjalin, hingga hendak terus menjadi besar pula uraian serta tingkatan retensi yang dihasilkan. Buat meningkatkan keahlian berpikir tingkatan besar ini, pendidik dituntut buat menghasilkan atmosfer belajar yang menunjang serta memakai strategi pendidikan yang bisa memfasilitasi partisipan didik dalam melaksanakan proses berpikir tingkatan besar.

Salah satu metode yang bisa dicoba merupakan dengan memakai media pendidikan yang pas, yang tidak cuma bisa menolong partisipan didik buat menguasai modul pendidikan namun pula membuat partisipan didik aktif dalam mencerna pesan ataupun modul yang wajib dipahami. Bersamaan dengan pertumbuhan teknologi, media pendidikan yang berbasis teknologi pula terus menjadi tumbuh serta terus menjadi gampang buat diadaptasi serta dimanfaatkan buat tujuan pendidikan.

Dengan berkembangnya teknologi dari dahulu hingga sekarang, tak heran jika manusia pada saat ini lebih bergantung pada teknologi, ada banyak hal yang membuat masyarakat bergaul dengan teknologi terutama pada media sosial yang ada di dalam aplikasi sebuah handphone.

Dari perkembangan teknologi hingga kebagian media sosial, tentu sangat banyak hal positif dan negatif yang dapat berkembang dari sebuah media sosial, khusunya pada generasi milenial dari taman kanak-kanak hingga mahasiswa di perguruan tinggi.

Media sosial sendiri memilik banyak peranan penting terutama pada mahasiswa yaitu ada banyak hal yang dapat dilakukan mahasiswa di dalam media sosial terutama dalam hal mencari referensi dalam membuat tugas, pemasaran dalam menjual produk bagi mahasiswa yang ingin mendapatkan penghasilan sampingan. Mahasiswa dalam media sosial selain dari mencari  berbagai referensi tugas, bagi mereka juga bisa membagikan keahlian dan kreatifitas mereka pada hal yang mereka kuasai

Media sosial juga dapat meningkatkan pola berpikir mahasiswa dan daya kreatifitasnya, dalam pola pikir sendiri seperti yang sudah saya jelaskan diatas serta bukan hanya sekedardalam mencari tugas, tetapi juga pada media sosial sekarang ini mahasiswa dapat dengan mudah mencari buku tanpa harus datang ke perpustakaan atau tempat jual buku.

Pola berpikir tersebut bisa juga dengan  cara mahasiswa menigkatkan keahlian mereka dari segi berpikir dengan cara mengevaluasi, mencari jawaban dari peermasalahan tersebut, hingga kesimpulan.

Pada bagian pemasaran sendiri mahasiswa selain dari melakukan pemasaran dari produk yang ingin mereka jual untuk mendapatkan penghasilan sampingan, mereka juga bisa memanfaatkan strategi pemasaran tersebut denga cara menjadi dropshipper itu adalah salah satu yang kemungkinan dapat dilakukan dari mahasiswa tersebut.

Media sosial untuk pada saat ini menjadi sarana penting bagi mahasiswa dalam metode pembelajaran yang dimana pada saat ini mahasiswa masih terkendala dengan pandemi yang masih dikatakan belum menurun, ditambahkan dengan adanya virus terbaru yang sudah muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun