Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Lainnya - 🌩🌼🌩Terbentur---Terbentur---Terbentuk🌩🌼🌩
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🐇🌱🕊 Terbentur---TerBENTUR---TERBENTUK🕊🌱🐇

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Tersedak Harapan

31 Januari 2023   14:00 Diperbarui: 31 Januari 2023   14:01 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dibalik sumringah yang menggebu-gebu, diiringi telapak tangan mengepal penuh kegembiraan. Lupa.. bagai tersungkur kesedihan yang di suguhkan. 

Siapa suruh? Siapa yang meminta? Siapa yang menuai harap setinggi gedung pencabik langit?... ( renung sejenak) 

Gema yang disulam menjadi benih, gegap-gempita yang diubah menjadi remah-remah derita. ( tertegun dan prihatin) 

" Mempersakitkannya"

Tali asa yang tersulam jadi empati yang tuli. Seolah ingin menjerit dari jebakan yang menjerat

Baru ingat... Rupanya tengah tersedak harapan yang mengarah pada kehampaan

---

Demikian dan salam puisi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun