Mohon tunggu...
M. Fatah Mustaqim
M. Fatah Mustaqim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Membaca dan menulis apa saja yang terlintas di pikiran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Catatan Kecil Menyikapi Bias Pemberitaan Negatif terhadap Demonstrasi Mahasiswa

7 Januari 2024   08:11 Diperbarui: 7 Januari 2024   08:38 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bias dan framing pemberitaan. Sumber gambar istockphoto.com

Banyak sekali artikel berita mengenai demonstrasi mahasiswa  yang menyoroti sisi negatifnya. Kita banyak sekali melihat judul artikel berita seperti "Demontrasi Mahasiswa Berakhir Ricuh, Demonstrasi Mahasiswa Mengakibatkan Kemacetan" dan lain sebagainya tanpa penelusuran lebih lanjut dari berbagai sisi termasuk dari sisi subjek demonstrasi itu sendiri yakni mahasiswa mengapa hal itu sampai terjadi. 

Memang berita-berita itu biasanya berupa konten artikel hardnews yang singkat dan hanya menyoroti (highlight) peristiwa demonstrasi ricuh yang terjadi di permukaan saja sehingga tidak dalam porsi untuk mengungkapkan fakta kronologis dari berbagai sisi mengapa hal itu terjadi. 

Maka tanpa diimbangi oleh berita yang lebih mendalam mengenai duduk perkara peristiwa demonstrasi yang ricuh misalnya, tidak jarang berita-berita singkat mengenai demonstrasi mahasiswa justru cenderung hanya memunculkan bias yang menyudutkan demonstrasi mahasiswa dengan stigma negatif.

Sudah sering kita saksikan berita yang menggambarkan demonstrasi mahasiswa secara sepenggal seakan hanya menimbulkan mudharat bagi masyarakat. Saya tidak sedang dalam posisi mendukung atau menentang demonstrasi mahasiswa namun setidaknya bagaimana seharusnya bersikap lebih adil dan objektif bukan? Setidaknya bagaimana seharusnya menyikapi pro-kontra terhadap demonstrasi mahasiswa dengan meminimalisir framing dan bias-bias negatif.

Misalnya dengan lebih memfokuskan pada upaya untuk menelusuri konten dari demonstrasi mahasiswa itu. Apa sih tuntutannya, mengapa mereka sampai turun ke jalan? Inilah menurut saya seharusnya para jurnalis mempunyai sense untuk menelusuri berbagai sebab demonstrasi dari sisi mahasiswa sebagai subjek demonstrasi. 

Jadi citra pemberitaan media massa terhadap demonstrasi mahasiswa tidak hanya mendeskripsikan dan men-highlight ekses yang muncul akibat demonstrasi itu saja melainkan lebih melihat kepada alasan rasional mengapa dan apa urgensi demonstrasi itu sendiri.

Para jurnalis bisa saja menelusuri dan mewawancarai mahasiswa yang kontra demonstrasi atau tidak ikut turun ke jalan menyuarakan aspirasinya. Tentu sebagai bagian dari cover both sides berita. Mungkin, bisa jadi ada alasan substansial yang mereka punyai yang bernilai berita daripada sekadar men-highlight ekses peristiwa berupa kericuhan dan kemacetan akibat demonstrasi mahasiswa di jalanan.

Misalnya bisa jadi demonstrasi mahasiswa itu, menurut mahasiswa yang kontra demonstrasi, tidak realistis tuntutannya karena tidak berangkat dari kondisi objektif. 

Misalnya soal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Mahasiswa seringkali tidak melihat fakta bahwa kini Indonesia tidak lagi menjadi salah satu produsen minyak terbesar yang mampu mengendalikan harga. Jadi tuntutan demonstrasinya, semestinya bukan menentang kenaikan harga BBM tapi bagaimana mendorong produksi minyak dalam negeri agar tidak bergantung pada minyak luar negeri yang fluktuatif harganya.

Bisa jadi juga demonstrasi mahasiswa itu seringkali tidak organik dan jujur. Banyak preseden yang menunjukkan bahwa demonstrasi mahasiswa di masa lalu digerakkan oleh elit mahasiswa yang mempunyai vested interest dan hidden agenda. Para elit mahasiswa biasanya tanpa beban moral dengan leluasa menunggangi demonstrasi untuk menaikkan posisi tawarnya di hadapan elit politik. 

Dengan kata lain, para elit mahasiswa itu hanya menjadikan demonstrasi mahasiswa sebagai batu loncatan menapaki kemungkinan mendapatkan posisi kekuasaan yang lebih besar.

Jika para elit mahasiswa itu sudah mendapatkan apa yang diinginkan maka mereka bisa jadi akan berbalik arah membuang muka bahkan memunggungi demonstrasi mahasiswa dengan aspirasi serupa di masa mendatang. 

Biasanya demonstrasi yang digerakkan para elit mahasiswa itu hanya menjadi letupan-letupan sementara yang mudah padam dan kehilangan marwahnya. Sebab aspirasi atau tuntutan demonstrasi mahasiswa hanyalah sikap reaktif yang dipaksakan untuk menekan penguasa dan bukan benar-benar aspirasi yang datang dari penderitaan rakyat di bawah.

Atau bisa jadi juga demonstrasi mahasiswa tidak menyuarakan aspirasi apapun yang otentik dan realistis bagi perbaikan bangsa di masa sekarang hingga masa depan. Seharusnya bentuk perlawanan terhadap kekuasaan dapat diwujudkan dengan cara lebih cerdas misalnya melalui aksi-aksi nyata di pedesaan membantu rakyat kecil yang kekurangan modal dan jejaring usaha.

Di luar konteks pro-kontra terhadap demonstrasi mahasiswa, seharusnya kita juga bisa berpikir adil bahwa demonstrasi mahasiswa adalah bagian dari kritik terhadap kekuasaan dalam mekanisme demokrasi yang sama sekali tidak perlu dituntut untuk sekaligus menyediakan solusi dan aksi nyata bagi masyarakat. 

Bukankah rakyat termasuk juga mahasiswa sudah membayar pajak dan menyerahkan kewenangan kepada negara untuk memikirkan solusi atas berbagai persoalan? 

Lantas mengapa rakyat masih ditagih untuk memberikan solusi bagi negara dengan dalih sumbangsih dan patriotisme. Apa tidak cukup pajak dan kepatuhan hukum rakyat dalam bernegara sehingga harus juga memikirkan solusi berbagai persoalan bangsa?  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun