Salah satu yang menyebabkan rendahnya daya tawar pekerja di Indonesia adalah realitas pasar kerja yang masih surplus tenaga kerja sementara jumlah lapangan kerja sangat terbatas. Realitas ini tentu menyebabkan kondisi ketimpangan dimana penawaran (suplay) tenaga kerja tidak sebanding dengan permintaan (demand) tenaga kerja. Jumlah lapangan kerja yang terbatas tidak sebanding dengan membludaknya pencari kerja. Apalagi struktur piramida usia muda di Indonesia saat ini masih didominasi oleh usia muda karena kita sedang berada dalam masa bonus demografi sampai mencapai puncaknya di tahun 2030-2037 nanti.
Namun apapun faktor yang menyebabkan ageisme di dunia kerja dan pendidikan Indonesia hari ini, sama sekali tidak bisa menjadi dalih yang membenarkan diskriminasi berdasarkan usia ini. Maka di titik inilah tawaran solusi atau alternatif jalan keluar yang realistis bagi persoalan ageisme bisa ditawarkan sebagai solusi dari capres-cawapres jika nantinya terpilih di kontestasi Pilpres 2024. Melalui elaborasi akar persoalan dan tinjauan realitas persoalan maka tawaran solusi ageisme dari capres-cawapres bukan sekadar janji-janji manis tetapi lebih kepada tawaran solusi yang realistis dan bisa diukur pelaksanaannya di lapangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H