Mohon tunggu...
M KHOTIB
M KHOTIB Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah sebagai Guru dan pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Tangerang Selatan. hobi saya selain olahraga, saat ini sedang merintis untuk menjadi penulis di berbagai media online

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji

6 Maret 2024   13:47 Diperbarui: 6 Maret 2024   14:02 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya Aji sangat merasa iba, sebab keluarga Guripno sangat menaruh simpati kepadanya, demi anak perempuannya yang masih belajarnya di salah satu pondok Pesantren terkenal di Jawa Timur, keluarga tersebut sangat mengharapkan kehadiran Aji di rumahnya.

Karena sudah beberapa kali keluarga Guripno mengirim pesan, mengharap Aji datang ke rumahnya dan menjelaskan masalah yang dihadapinya, akhirnya Aji memaksakan diri meminjam kendaraan roda dua kepada temannya secara terus terang, tanpa pikir panjang ia langsung melaju dengan kecepatan tinggi ke rumah keluarga Guripno.

"Alhamdulillah, akhirnya mas Aji datang juga" sambut bu Guripno dengan penuh harapan.
"Iya bu, kebetulan ada teman yang motornya  tidak dipakai, jadi saya bis kesini" dengan perasaan bersalah.
"Oh iya, mas kok minggu kemarin nggak pernah berangkat?"

"Iya bu, saya juga merasa berdosa sekaligus ewoh, sebab saya sudah berjanji akan mengajar Vania sesuai dengan kemampuan saya. Namun, masalah yang saya hadapi adalah transportasi untuk kesini, sebenarnya setiap hari saya sudah siap untuk berangkat ke sini, tiba-tiba kendaraan tersebut dipakai oleh empunya, itu terjadi sampai satu minggu."

"Jadi, kendaraan yang menjadi kendala utamanya?"
"Betul bu" mengangguk.
"Begini aja mas, bapak punya motor dua tapi yang satu jarang dipakai, kalau mas mau, yang satu dipake aja, gimana?" dengan penawaran dan penuh harapan
"Tapi merepotkan bapak nggak?" penuh bimbang

"Ndak ya pak? Paling juga pengurus masjid yang pinjam kalau lagi ada keperluan, itu pun jarang-jarang" menoleh pak Guripno yang sedang asyik nonton TV.

"Baiklah, kalau ibu sekeluarga tidak keberatan dan merelakan motor itu, saya akan gunakan motor tersebut untuk memenuhi janji saya dan saya berjanji akan berangkat terus dan datang tepat waktu".

Akhirnya, Aji pun menepati janjinya untuk mengajar Vania bahasa paman Sam dan  bahasa arab itu selama liburan Vania. Ia pun merasa lega karena hutangnya kepada keluarga Guripno terbayarkan. Keluarga Guripno  pun sangat senang dan gembira, untuk meluapkan kegembiraannya setiap selesai mengajar, Aji harus mampir sebentar  untuk sekedar buka puasa. Dengan senang hati Aji pun tidak menolaknya

Dari pertemuan mereka yang relatif singkat, kurang lebih satu bulan hubungan antara keduanya semakin erat. Walaupun Aji sudah tidak mengajar lagi dan Vania sudah kembali ke Pondok Pesantren, tetapi hubungan antara Aji dan keluarga Guripno semakin erat. Kadang Aji sering di undang ke rumahnya untuk sekedar berdoa dan kumpul-kumpul bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun