Mohon tunggu...
M KHOTIB
M KHOTIB Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah sebagai Guru dan pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Tangerang Selatan. hobi saya selain olahraga, saat ini sedang merintis untuk menjadi penulis di berbagai media online

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Festival Permainan Tradisional

27 Februari 2024   16:47 Diperbarui: 27 Februari 2024   16:48 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jum'at 2 Februari 2024 bertempat di lapangan sekolah, puncak tema Bangun Jiwa Raga dilaksanakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bagi kelas sepuluh (x) semua jurusan, pada puncak tema ini mengusung tagline Festival Permainan Tradisional: Membangun karakter pelajar pancasila. 

Acara yang dimulai pada pukul 08.30 wib tersebut di buka oleh wakil kepala sekolah bidang Kurikulum, Arita Dewanti. Dalam sambutannya Arita menyampaikan bahwa festival permainan tradisional merupakan puncak rangkaian acara dalam pembelajaran P5 yang dilaksanakan pada hari jum'at setiap pekannya, dengan sambutan yang hangat, Arita menekankan pentingnya melestarikan budaya  daerah dan permainan tradisional sebagai bentuk pengembangan karakter nasionalisme serta memupuk semangat sportivitas di antara siswa, guru  dan orang tua.
Dalam acara tersebut, hadir pula perwakilan orang tua siswa masing-masing 10 orang untuk memeriahkan acara tersebut sekaligus mengikuti perlombaan Gobak Sodor antar orang tua kelas sepuluh (x) semua jurusan. Acara dibuka dengan pemukulan gong secara simbolis dan dilanjutkan dengan penampilan permainan tradisional, yaitu permainan Engkrang yang di ditampilkan oleh Andini kelas x Lankes-1, dan Andhika kelas x DKV-2 dan penampilan permainan estafet balok yang di tampilkan oleh Putri kelas X Lankes-2 dan Naila Ainun dari kelas X Animasi.
Selain permainan tradisional yang ditampilkan di panggung utama, masing-masing kelas pun diberikan stand untuk memamerkan berbagai macam permainan tradisional yang hampir punah. Beberapa permainan tradisional yang dapat dimainkan seperti cublak-cublak suweng, estafet balok, engkrang, bakiak panjang, lompat tali, gasing, ketapel, taplak gunung perahu klotok, pletokan, pesawat kertas dan lain-lain. 

Dalam wawancaranya, Laela Octarina selaku Koordinator program P5 menyebutkan bahwa tujuan dari kegiatan festival permainan tradisional selain menunjukan kecintaan kepada budaya lokal sekaligus menjadi solusi bagi anak-anak yang kecanduan gawai, hp, internet dan juga game online. Selain itu, melalui permainan tradisional karakter peserta didik dapat berkembang sesuai dengan karakter yang di terdapat pada profil pelajar pancasila seperti, kreatif, mandiri, bernalar kritis, berkebinekaan global.
Menurut Lidia, salah satu orang tua siswa saat diwawancarai, mengatakan bahwa kegiatan tersebut sangat menarik dan jarang sekali diadakan, untuk mengalihkan anak-anak dari kecanduan game online sekaligus flashback masa lalunya, Lidia mengatakan bahwa pada waktu itu Ia masih mengalami langsung permainan yang dipamerkan pada acara tersebut. 

Orang tua dari Girang Maheswara ini berharap, permainan tradisional tersebut dapat dilakukan di kelas pada saat jam istirahat dan sekolah membuat program bulanan untuk memainkan berbagai macam permainan tradisional tersebut sebagai bentuk pelestariannya.
Acara tersebut diakhiri dengan pemberian hadiah perlombaan, yaitu pemenang lomba Gobak Sodor, Stand terbaik  dan doorprize bagi yang bisa menjawab pertanyaan dari pembawa acara, selain memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memenangkan hadiah menarik, hadiah juga diberikan kepada siswa yang paling cepat maju ke depan panggung untuk menyimpulkan permainan tradisional yang dipresentasikan.
Festival tersebut tidak hanya memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan bermain permainan tradisional, tetapi juga memperkuat hubungan antara sekolah dan komunitas orang tua siswa. Dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan, festival tersebut berhasil menciptakan suasana yang meriah dan mempromosikan warisan budaya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun