Memperbaiki Moralitas Pendidikan Masa Kini
- Pendahuluan
   Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk moralitas dan karakter individu. Namun, di tengah arus perubahan sosial, teknologi, dan globalisasi, tantangan moralitas pendidikan muncul sebagai panggilan untuk melakukan perbaikan signifikan. Artikel ini akan mengeksplorasi langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk memperbaiki moralitas pendidikan di masa kini, menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter unggul.
   Sebenarnya, moralitas masyarakat Indonesia tidak perlu di ragukan lagi. Terlebih, moralitas masyarakat pedesaan, kampung-kampung dan juga budaya sopan-santun yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita.
   Namun, dengan berkembangnya teknologi dan kemajuan zaman. Sebagian masyarakat kita cenderung lebih menganut gaya hidup orang barat daripada harus mengadah warisan gaya hidup nenek moyang, yang padahal jelas-jelas budaya nenek moyang lebih beradab dan beretika daripada budaya barat.
- Akar Masalah
Dalam membangun sebuah Pendidikan karakter supaya lebih bermoral kita perlu memperbaiki beberapa hal;
- Faktor Orang Tua atau Wali Murid
   Dalam dunia dewasa kita ini, kita sering menjumpai wali murid-wali murid yang menyalah artikan kata "kasih saying". Sebut saja tidak sedikit seorang guru yang menegur murid secara fisik (padahal pelan) yang di penjara akibat laporan dari wali murid. Wali murid yang harusnya mendukung guru justru menjadi musuh utama dari guru itu sendiri.
- Faktor Murid
Dengan semakin banyaknya wali murid yang menyalah artikan kata "kasih sayang". Timbullah kwalitas murid yang suka melaporkan kejelekkan guru terhadap orang tuanya. Bahkan, tidak jarang pula murid yang "mengadu domba" antara guru dan orang tuanya.
- Faktor Guru
   Demi menunjang kwalitas sebuah Pendidikan, kita perlu memperbaiki kwalitas seorang guru. Namun tidak memungkiri bila di negeri kita, jasa guru belum juga diapresiasi berlebih oleh pemerintah. Sehingga tidak jarang ada kasus seorang guru mengancam murid-muridnya yang tidak membeli dagangannya nanti murid tersebut akan mendapat nilai jelek. Ada juga di era sekarang ini seorang guru yang justru membikin konten sewaktu jam KBM (Kegiatan belajar mengajar) sedang berlangsung, dampaknya guru lebih berfokus terhadap kontennya daripada KBMnya.
- Solusi Masalah
Dalam menyelesaikan masalah yang problematik ini. Kita perlu Soliditas dari ketiga objek Pendidikan itu sendiri; Guru, Murid dan Orang tua/Wali murid. Juga kita perlu memenuhi nilai-nilai Pendidikan. Antara lain:
- Refleksi Nilai-Nilai Inti
   Langkah pertama dalam memperbaiki moralitas pendidikan adalah melibatkan refleksi mendalam terhadap nilai-nilai inti yang ingin ditanamkan dalam generasi muda. Penting untuk mengidentifikasi nilai-nilai moral yang universal dan relevan untuk konteks sosial dan budaya setempat.
- Integrasi Moralitas dalam Kurikulum
Perbaikan moralitas pendidikan dapat dimulai dengan mengintegrasikan unsur-unsur moralitas dalam kurikulum. Mata pelajaran yang mendukung pembentukan karakter, etika, dan tanggung jawab sosial dapat diperkaya dengan konten-konten yang merangsang diskusi moral dan refleksi diri.
- Pendidikan Karakter Sebagai Mata Pelajaran Terpisah