Kalian tidak tahu internet?....
Kalian tidak bisa internet?.... Ndesoo.........
Tentunya kita masih ingat, dengan logat khas "Ndeso" yang kebetulan juga dibuat dalam sebuah sponsor di TV dengan bintang iklannya adalah sosok artis yang sangat fenomenal, tahu sendiri kan dengan sosok artis yang terkenal dengan image "Ndeso". Namun ini menjadi sesuatu yang sangat menarik perhatian masyarakat. Logatnya yang khas, mampu menghibur, meskipun terlihat tidak modern, namun dalam logatnya kalau kita tela'ah maka terdapat sebuah nilai yang kemudian ada kaitannya dengan arus globalisasi saat ini.
Globalisasi yang merupakan suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia juga tidak mengenal batas wilayah yang mana dengan kehadirannya tentu telah membawa pengaruh besar bagi kehidupan suatu Negara tidak terkecuali Indonesia. Proses tersebut yang kemudian ditandai dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, komunikasi dan transportasi, karena itu pula globalisasi mampu membawa perubahan perilaku terhadap kehidupan masyarakat baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial maupun budaya.
Disatu sisi globalisasi bisa berdampak positif, mampu memberikan manfaat bagi manusia, mulai dari berkembangya teknologi informasi mempermudah manusia ataupun masyarakat dalam mencari, memperoleh dan mengakses informasi, seperti ketika munculnya internet, membuat masyarakat dengan mudah mengakses segala informasi, setiap saat. Begitu pula dengan berkembangnya teknologi komunikasi mempermudah proses interaksi individu, masyarakat satu dengan yang lainnya, juga sirkulasi kehidupan menjadi gampang ketika mulai berkembang pula teknologi transportasi. Setali tiga uang, dengan kehadirannya pula mampu membawa perubahan perilaku yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Pola kehidupan Konsumtif, dimana perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat semakin melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada. Sikap Individualistik, mulai ada masyarakat yang merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. Gaya hidup kebarat-baratan, tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia, budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain. Lebih parah lagi terjadinya Kesenjangan Sosial, jika dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka yang terjadi adalah akan memperdalam jurang pemisah antara individu satu dengan individu lain, komunikasi yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
Dari sini saya ingin mengajak pembaca kembali ke loghat Ndeso. Kalau kita pahami, dari kalimat tersebut ada sebuah ajakan, motivasi agar kita harus mampu memberdayakan diri kita sebagai masyarakat untuk sebaik mungkin memanfaatkan peluang dari arus globalisasi, mampu bersaing dan dapat memicu diri untuk lebih meningkatkan pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Namun itu bagi individu atau masyarakat yang kemudian mampu mengikuti arus globalisasi, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak bisa??. Sekali lagi kalau kita pahami, maka kalimat tersebut mengandung ejekan, mengolok-olok, mencemooh mereka yang tidak mampu memanfaatkan dan mengikuti perkembangan zaman, maka timbullah kesenjangan sosialantara mereka yang mampu dan tidak mampu mengikuti serta memanfaatkan peluang dari arus globalisasi. Ini sangat disayangkan ketika mulai terjadi banyaknya kesenjangan sosial dalam masyarakat.
Bagaimana kita menyikapinya??
Sepintas telah disebutkan terkait gejala transparansi yang didorong oleh perkembangan iptek, ekonomi dan lingkungan hidup. Dari perkembangan iptek yang cepat menimbulkan segi positif seperti terjadinya berbagai kemudahan dan perbaikan mutu kehidupan, namun negatifnya terjadi kejutan masyarakat pada kondisi sosial budaya yang belum siap menerimanya. Menurut F. Bacon "Ilmu adalah kekuasaan dan teknologi adalah alat kekuasaan atas manusia, budaya dan alam". Penguasaan atas manusia dalam artian untuk memperoleh kemaslahatan dari pada mengeksploitasi manusia dan timbul dehumanisasi. penguasaan atas budaya dalam artian untuk mengembangkan budaya dan mencegah keterlantaran nilai-nilai budaya sedangkan penguasaan diatas alam dalam artian teknologi dapat menjaga, melestarikan dan mencegah musnahnya kehidupan di bumi.
Dengan demikian, iptek menjadi suatu peluang dan sekaligus tantangan bagi masyarakat. Peluang untuk mengelola manfaat iptek untuk memperoleh keberhasilan masyarkat di masa yang akan datang. Sedangkan tantangan dalam rangka penguasaan perkembangan iptek yang tidak hanya dengan tahap penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan teknologi dan penerapan teknologi, melainkan penguasaan berbagai bentuk komunikasi tatap muka (face to face) telah berkembang menjadi komunikasi jarak jauh melalui computer & communication. Hingga mayarakat masa depan nantinya memiliki kualitas hidup lebih baik.
Sehubungan dengan itu maka banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai wujud antisipasi antara lain dengan upaya Pengembangan Pendidikan yang dilakukan secara menyeluruh, baik ditingkat individual, institusional dan nasional. Juga dibarengi dengan pemantapan kurikulum, proses pembelajaran dan kualitas tenaga kependidikannya diorientasikan pada pengembangan iptek, penguasaan keterampilan, pengembangan system nilai dan mempertinggi mutu tenaga kependidikan. Yang mana hasilnya nanti diharapkan mampu mewujudkan suatu masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang globalisasi di berbagai bidang, memiliki wawasan dan pengetahuan yang memadai, mampu memfilter dan memanfaatkan arus informasi yang semakin cepat serta mampu bekerja efisien dan professional.
Tolok ukur keberhasilan upaya pendidikan pada masyarakat masa depan adalah (a) tanggap atau peka juga selektif terhadap berbagai masalah politik, sosial, ekonomi, cultural dan lingkungan. (b) kreatif dalam mencari opsi pemecahan masalah (c) memiliki etos kerja yang tinggi dan efisien. Ketiga ciri tersebut diwujudkan dalam mengembangkan orientasi siswa ke arah (a) kemampuan mengantisipasi perkembangan iptek (b) mengakomodasi informasi dan perubahan yang diakibatkannya dan (c) reorientasi dan memfilter informasi.