Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Benarkah Sunan Kalijaga Itu Sakti?

31 Juli 2018   20:40 Diperbarui: 31 Juli 2018   21:05 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut keyakinan sebagian kaum Muslim di Pulau Jawa bahwa para Walisanga selain memiliki ilmu agama yang mumpuni, juga memiliki beberapa kesaktian yang cukup ampuh dan mengagumkan yang hampir setara dengan mukjizat para nabi. Masing-masing wali memiliki kesaktiannya masing-masing, dan yang paling banyak dan cukup terkenal adalah kesaktian yang dimiliki oleh Sunan Kalijaga.

Bisa jadi para wali itu memang sakti sungguhan. Akan tetapi, tidak sedikit masyarakat yang melebih-lebihkan ceritanya. Bahkan terdapat beberapa versi yang terkadang satu sama lain jauh berbeda, dan terkadang bertentangan. Beberapa di antaranya, cerita kesaktian itu malah fiktif belaka, karena cerita yang sesungguhnya bermakna simbolik.

Kita ketahui bersama bahwa orang Jawa khususnya dan orang Indonesia pada umumnya masih terbiasa dengan tradisi lisan. Cerita dituturkan secara turun-temurun, dari generasi ke generasi. Sudah barang tentu, melalui perjalanan yang cukup panjang, cerita yang disampaikan tidak sama lagi dengan cerita asalnya. Sudah ditambah dan dikurang, mengalami distorsi, dan juga berbagai pengaruh. Akhirnya, cerita yang beredar pun bukan dari sumber terpercaya dan bukan pula cerita asli.

Atau cerita tentang kesaktian itu sengaja dibuat sedemikian rupa agar bagus dan menarik, agar membuat orang yang mendengarnya menjadi kagum, atau bertujuan agar dengan cerita tersebut seseorang menjadi tertarik untuk memeluk Islam. Karena memang kondisi pada waktu itu, masyarakat Jawa sangat menyukai hal-hal yang berbau mistik, takhayul, supranatural, ghaib dll.

Berikut beberapa kesaktian yang diyakini ada pada Sunan Kalijaga maupun wali lainnya, padahal peristiwa itu bermakna simbolik, di antaranya:

Konon mampu bertapa di pinggir kali dalam jangka waktu yang cukup lama, tidak makan dan tidak minum, hingga tubuhnya kotor dan berlumut. Tentu kejadian yang sebenarnya tidaklah demikian. Menurut sumber yang dapat dipercaya, memang Sunan Kalijaga bertapa dalam jangka waktu yang lama, tapi tidak terus-menerus tanpa henti. Ia juga tetap makan, minum, dan istirahat. Bahkan, di sela-sela waktu bertapa, dia berbaur dengan masyarakat setempat untuk belajar bertani dan menangkap ikan di laut. Tak heran, jika di sekitar dia bertapa, tumbuh berbagai tanaman palawija maupun tanaman obat yang sangat bermanfaat.

Konon ada wali yang setiap menjelang adzan Maghrib, dia pergi ke Mekah untuk menyalakan lampu-lampu di Masjidil Haram dan kemudian dia menjadi imam shalat di sana. Punya ilmu menghilang katanya. Sudah barang tentu tidak mungkin ada orang yang setiap hari bisa pergi-pulang ke Mekah, padahal jarak Indonesia ke Arab Saudi sangatlah jauh, lagipula pada waktu itu belum ada pesawat terbang. Yang dimaksud menyalakan lampu di Masjidil Haram adalah beliau ikut menyalakan cahaya Allah lewat dakwah Islam di tanah Jawa. Sedangkan menjadi imam shalat di Masjidil Haram adalah beliau menjadi pemimpin dan suri tauladan bagi kaum Muslim di tanah Jawa.

Sunan Bonang mampu merubah pohon aren (enau) menjadi emas ketika Sunan Kalijaga muda hendak merampoknya. Ini juga bermakna simbolik. Bahwa jika seseorang dengan tekun dan rajin mau mengelola pohon aren, maka lama-kelamaan hasilnya dapat digunakan untuk membeli emas. Bukan buah aren yang benar-benar berubah menjadi emas.

Tiang utama (sokoguru) masjid agung Demak buatan Sunan Kalijaga yang konon terbuat dari tatal. Tatal adalah berupa serbuk kayu atau potongan kecil kayu yang merupakan sisa dari pertukangan. Orang pun menjadi kagum, hanya kumpulan tatal bisa dijadikan tiang utama. Padahal yang benar adalah tatal yang berupa potongan kayu jati pilihan ukuran (70x10) cm yang sudah didesain sedemikian rupa, sehingga bisa dijadikan tiang utama dan tahan berabad-abad lamanya. Contoh tatal ini bisa dilihat di museum di kompleks masjid Demak.

Kesaktian lain dari Sunan Kalijaga misalnya terkait penentuan arah kiblat yang tepat, peletakan mustaka yang benar, dan lain-lain. bahkan dalam beberapa cerita versi lain ada wali yang diyakini bisa menghilang, berjalan di atas air, melaksanakan shalat Jum'at di dua tempat (Jawa dan Mekah), dan seterusnya.  

Demikian beberapa contoh kesaktian para wali yang kita tidak boleh langsung begitu saja mempercayainya, sebelum kita meneliti secara seksama dan mencari data dari sumber terpercaya. Mungkin bisa jadi para wali itu memang memiliki kesaktian (karamah) tertentu karena kedekatan beliau kepada Sang Pencipta. Tapi yang terpenting dari semuanya adalah penghormatan kita atas jasa para wali dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, serta suri tauladan yang beliau contohkan kepada kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun