Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pornografi Lebih Berbahaya daripada Narkoba

12 April 2018   14:35 Diperbarui: 12 April 2018   16:49 3392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Bornrealist.com

Norepinefrin disebut juga noradrenalin (NA). Ibarat seorang pebisnis sejati, otaknya selalu dipenuhi oleh yang namanya peluang dan keuntungan. Melihat usaha yang bisa mendatangkan uang, selalu dimanfaatkan dengan baik. Instingnya ke masalah bisnis melulu. Demikian halnya dengan pecandu pornografi, otaknya hanya berputar-putar dengan yang namanya seks atau porno. 

Gampang sekali berpikir ngeres, imajinasinya liar. Otaknya selalu dipenuhi daftar kosakata dan kejadian yang berbau (berhubungan) dengan seks. Sehingga membuat malas belajar, malas berpikir, dan malas bekerja.

Serotonin

Saat seorang perokok sedang frustasi atau stres, dia akan merokok. Mengapa? Karena rokok akan membuatnya senang, nyaman, dan damai. Inilah efek hormon serotonin. Saat seseorang menonton pornografi, ia akan merasa senang, merasa nyaman. Setiap ia sedang frustasi atau kesepian, ia akan lari ke pornografi. Setiap ada masalah, ia menghibur diri dengan film porno.

Oksitosin

Seorang ibu dan anak akan memiliki ikan batin tertentu. Saat seorang ibu melahirkan, hormon oksitosin terpancar keluar dari tubuhnya. Efeknya adalah dia akan mencintai sesuatu yang membuat hormon oksitosin itu keluar. Hal ini akan membuat si ibu memiliki ikatan batin dengan anaknya. Inilah hormon tersebut bekerja. Pornografi akan membuat hormon oksitosin bekerja secara terus-menerus pada saat seseorang mengakses pornografi.

Akhir kata, yuk hindari diri dan keluarga kita dari pornografi.  Say No to Porn.

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun