Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ashabul Kahfi: Kebenaran Akhirat dari Pengikut Isa Almasih

28 Maret 2016   09:20 Diperbarui: 28 Maret 2016   09:46 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika mereka dibangunkan atau dibangkitkan kembali, mereka tercengang hampir tak percaya, karena segalanya telah berubah 180 derajat. Di kerajaan, patung dan berhala tidak ada lagi, rumah ibadah bertebaran di mana, orang menyebut nama Tuhan di segala tempat, bahkan di istana, raja dan keluarganya telah beriman.

Melihat semua itu, mereka bersyukur atas rahmat Tuhan atas segala yang baru saja mereka saksikan, semakin yakin akan kebenaran janji Tuhan, dan betapa Allah mahakuasa atas segala sesuatu.

Mereka ingat akan ucapan Isa Almasih: “Kebenaran yang takut engkau ungkapkan di tempat gelap, kelak akan berkumandang di keramaian; agama yang kau pelajari di tempat-tempat sunyi, kelak akan bergema di atap-atap rumah”.

 

Kebenaran Hari Kiamat

Peristiwa dibangunkannya (dibangkitkannya) para pemuda ashabul kahfi dari tidurnya yang sangat panjang selama 300 tahun, adalah bukti nyata akan datangnya Hari Kebangkitan (Hari Kiamat).

Bahwa Allah kelak akan menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, membangkitkan mereka kembali untuk dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatannya di dunia. Amat mudah bagi Allah untuk membangkitkan orang dari kematian (tidur).

Bagi Tuhan, waktu sebentar atau lama tiadalah bedanya. Mau tiga jam, tiga hari, tiga bulan, atau 300 tahun. Hal ini terbukti dari dialog di antara para pemuda ashabul kahfi sesaat setelah dibangunkan. Ada yang merasa hanya tidur sebentar, ada yang merasa hanya tidur beberapa jam saja, atau cuma tidur semalam. Oleh karena itu, alangkah ruginya orang-orang yang menyia-nyiakan waktunya untuk melakukan perbuatan buruk atau melawan Tuhannya.

 

Titik Tolak Perhitungan Kalender

Dalam Al Qur’an, disebutkan bahwa para penghuni gua tidur selama 300 tahun atau 309 tahun. Hal ini bisa dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan penghitungan kalender. Jika dihitung menurut sistem Masehi, maka tidurnya ashabul kahfi adalah selama 300 tahun. Sedangkan jika dihitung menurut sistem Hijriyah, maka lamanya adalah 309 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun