Tegah niang tinggal aku seorang diri, hatiku berat melepaskanmu ke kampung halamanmu tapi aku sadari engkau pergi untuk diriku. Tiap malam aku merindukan dirimu dan aku tak mampu menghapus bayanganmu. Aku laksana bunga sedang layu ketika engkau menjauh dariku, kehadiranmu tiap saat kunanti.
Kehadiranmu malam ini sangat kudambahkan seakan - akan engkau menghapus air mataku yang sedang berderai. Tiap saat aku menghitung jam menanti kedatanganmu di Kota Bandar Madani, terkadang adzan Shubuh berkumandang tanpa aku sadari ternyata aku tidak tidur semalam suntuk hanya memikirkan nasibmu dan dirimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H