Mohon tunggu...
M.o.l -
M.o.l - Mohon Tunggu... -

hanyalah manusia berjiwa bebas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Waspada Serangan Intelejen dalam Pilpres 2014

10 Juni 2014   18:29 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:24 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namun sayangnya, apa yang diusahakan para tokoh2 islami tersebut tidak mengubah banyak, dan justru menjadi blunder dan cibiran di kalangan publik, yang semakin memperparah popularitas jokowi sendiri. Di sisi lain popularitas prabowo semakin tak terbendung, dan bahkan dikatakan oleh salah satu survey, hampir atau mungkin sudah melebihi tingkat popularitas jokowi. Sehingga bisa dikatakan strategi mereka dalam meredam isu sara gagal total, dan tentunya semakin memaksa mereka untuk menggunakan cara dan tool yang lain

Jika kita menggunakan ilmu cucok mologi dan catutmologi, maka, kasus terbakarnya posko pdip, adalah salah satu upaya mereka dalam medeskriditkan prabowo yang diidentikan dengan rezim otoriter orba dan pelanggaran HAM. Untuk menegaskan label yang melekat pada prabowo tersebut, maka ditegaskan kembali melalui isu intoleransi (penyerangan rumah ibadah) di jogja, dimana prabowo jelas-jelas didukung oleh FPI yang juga diidentikan dengan kekerasan atas nama agama, Lalu kemudian, yang terbaru, masih di jogja, ledakan keras di bekas posko PDIP. (oh, mungkinkah jogja jadi serangan intelejen setelah pengalaman tidak menyenangkan dialami oleh jokowi waktu berkunjung ke kota jogja?)

Jenguk Korban Penyerangan Massa Berjubah di Yogya, JK Bicara soal Intoleransi by kompas
Warga Kauman tolak kedatangan Jokowi by arrahmah

Kemudian kasus babinsa, yang meskipun sudah di ketok palu (pelaku sudah diberi sanksi), namun tetap saja kubu PDIP/jokowi begitu getol dalam mengungkit dan memblowup kasus tersebut, yang tentu saja, lagi-lagi mendiskriditkan kubu prabowo meskipun secara tidak langsung. Benar tidaknya rekayasa kasus babinsa, yang jelas ada upaya membenturkan militer dengan rakyat, yang tentunya mengingatkan akan sosok prabowo yang militer dan jokowi yang sipil.

Jokowi ajak masyarakat melapor gerakan Babinsa yang tak netral by merdeka
Soal Babinsa, Jokowi-JK sesalkan Panglima TNI cepat menganulir by merdeka

Dan yang terbaru, mengenai mencuatnya dokumen rahasia mengenai rekomendasi pemberhentian prabowo, yang sudah jelas melibatkan orang dalam TNI sendiri, yang membuat kita bertanya-tanya siapakah yang menyebarkan dokumen rahasia tersebut. Terlebih lagi dari fakta bahwa sebelumnya SBY sudah mensinyalir adanya gerakan petinggi militer aktif yang mencoba untuk menelikung ke dunia politik praktis dan bersikap tidak netral dengan “memihak” capres you know who

SBY sindir jenderal tak netral, ini jawaban Panglima TNI by merdeka
SBY Tegaskan Pentingnya Netralitas TNI dan Polri by irib

(Jika anda bertanya untuk apa dipublish dokumen tersebut, tentu untuk mendiskreditkan prabowo, dan tak mungkin prabowo sendiri yang menerbitkannya, terlebih sebelumnya sudah muncul dokumen surat pensiun prabowo yang ditandatangani bj habibie yang diambil dari dokumen pribadinya prabowo sendiri).

Dengan kasus yang sekarang ini, dimana para petinggi militer ikut terlibat dan ambil bagian dari rekayasa politik, yang entah mereka sadar atau tidak, dengan kehendak sendiri atau sebuah jebakan dari sebuah konspirasi, sejujurnya membuat saya khawatir akan terjadi benturan-benturan politik (adu domba) yang melibatkan para jendral yang akan membuat proses pilpres ini berjalan tidak mulus, atau bahkan mungkin berakibat pada sebuah chaos(?)

Terlebih jika mengingat sebuah ramalan “goro-goro” yang banyak beredar di dunmay, yang terjadi pada masa pilpres presiden ke 7, dimana dikatakan (konon katanya) siapapun yang menang pilpres, tidak diakui, lalu terjadi kekacauan, dan pada akhirnya sang satrio “joko lelonono” akan berkuasa setelah mengalahkan kuasa kegelapan tersebut

Yah, meskipun masa depan adalah rahasia tuhan, namun tetap saja tidak ada satupun rakyat indonesia yang menginginkan kerusuhan 98 terulang kembali, maka tujuan dari tulisan ini adalah agar kita sebagai warga negara yang baik untuk bersikap rasional, kritis, dan bersabar, atas provokasi2 yang berasal dari “serangan-serangan intelejen” yang tidak bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun