Penyebaran artikel periksa fakta itu bisa dilakukan dengan mempostingnya di akun media sosial pribadi atau bahkan memberitahukan kerabat dan teman sejawat melalui aplikasi perpesanan.Â
Tentunya, ketika ingin menyebarkannya harus memperhatikan tata cara yang santun dan tidak menyinggung. Bila tidak begitu, orang yang mungkin tak sengaja menyebarkan hoaks itu malah tidak akan menerima fakta yang disampaikan dan kemudian malah menutup diri.
Sebagai contoh, ketika ada keluarga yang lebih tua membagikan informasi hoaks di grup keluarga besar maka jangan langsung membantahnya di grup tersebut. Tindakan itu hanya akan menggores ego orang tersebut dan malah ujung-ujungnya tidak mau terbuka dengan informasi yang benar.
Hal tersebut dikarenakan ia merasa dipermalukan dengan membantahnya di depan orang lain. Walau niatnya tidak seperti itu.Â
Agar ia mau memahami niat baik yang hendak dilakukan maka harus dilakukan dengan cara yang baik pula dengan cara mengontaknya secara pribadi dan memberitahukannya dengan santun.
Langkah itu mungkin terkesan lambat untuk melawan hoaks yang dengan cepat tersebar. Namun, bila konsisten terus melakukan itu maka lambat laun perilaku orang yang diberitahu pun akan berubah.Â
Bahkan tak menutup kemungkinan orang tersebut malah akan menjadi corong penyebaran artikel periksa fakta juga. Semua kembali pada niat yang baik dilakukan dengan cara yang baik.
Langkah sesederhana itu kiranya dapat membantu dalam memerangi hoaks. Jangan berpikir kecilnya langkah yang bisa diperbuat tapi pikirkan apa hal kecil yang bisa diperbuat untuk menyelamatkan orang lain dari sebaran hoaks yang menyesatkan dan meresahkan.
Muhammad Khairil Haesy
Pemeriksa Fakta Senior MAFINDO
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H