Mohon tunggu...
M Aprian Wibowo
M Aprian Wibowo Mohon Tunggu... Karyawan BUMN -

Alumnus Fakultas Hukum universitas Gadjah Mada Pernah Bekerja di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jalan Ancur di Desa Pantai Harapan Jaya, Muara Gembong, Bekasi

3 September 2012   09:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:58 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebaran menjadi momen bagi yang merayakannya untuk berkumpul dengan keluarga. Begitu juga saya yang sedang sudi di Yogyakarta. Asal saya adalah Solo, Jawa tengah. Dahulu orang tua saya merantau ke Jakarta dan akhirnya sekarang memilih berdomisili di daerah perkampungan Desa Pantai Harapan Jaya, Muara gembong, Bekasi. Saya kecewa dengan pemerintahan setempat (Lurah, Camat dll) terutama masalah problem jalan yang rusak parah.

Pada H-6 lebaran Dari Yogyakarta saya naik kereta Senja utama dan turun di Stasiun Pasar Senen Jakarta. Lalu singgah di Kediaman teman lama di jakarta utara sekaligus memberikan titipan teman itu. Sorenya Orang tua saya menjemput saya pulang ke Daerah Desa Pantai Harapan Jaya (PHJ), Muara Gembong, Bekasi.  Rute yang dilalui adalah dari kawasan koja utara masuk melalui Jalan Akses Marunda, jalan marunda makmur dan melewati Kawasan Petik kemas marunda.  perjalanan lanjut ke daerah Taruma jaya, Bekasi hingga jembatan CBL bekasi. Singkat cerita perjalan sampai Daerah suka ringin lumayan mulus karena di Block beton (bukan aspal).

Cerita berbeda saat memasuki desa PHJ. Jalan di desa itu hancur bukan main. Permukaan berbatu dan sangat kasar. Itu sama persis kondisinya seperti Tujuh tahun lalu saat saya masih duduk di SMA. Sekarang kondisinya masih sama. Padahal empat tahun lalu terlihat proses perbaikan jalan yaiitu pengurukan dengan batu sirtu. Dengar-dengar desas desus jalan itu akan di Block beton hingga ujung jalan Desa Pantai Harapan jaya. Namun realisasi selama empat tahun belum juga ada. Jalan malah tambah hancur berdebu dan berlumpur saat musim hujan.  Padahal daerah itu terletak  hanya beberapa puluh kilometer dari pusat pemerintahan Republik Indonesia.

Dampak Jalan Rusak

Coba aja naiki motor lewat di jalan yang rusak gimana rasannya. Selain badan pegel-pegel juga kendaraan yang kita naiki akan menurun kualitasnya. Pada musim kemarau kondisi jalan berdebu sementara itu pada musim hujan berlumpur dan becek. Dalam skala makro akibat jalan yang rusak perekonomian di desa itu lambat berkembang. Desa PHJ adalah kawasan pertanian padi dan juga Perikanan. Selain itu sudah ada beberapa titik yang akan di garap oleh PT Pertamina untuk di eksploitasi sebagai sumber minyak dan gas bumi. Selain dampak ekonomi jalan yang rusak juga menyebabkan kendaraan baik motor dan mobil mengalami kerusakan parah. Motor menjadi hancur jika berkendara di desa pantai harapan jaya. Akses penjualan hasil pertanian menjadi terhambat dan warga sekitar menjadi semakin terbelakang.

Indikasi Mengapa Jalan di Desa Pantai Harapan Jaya tidak kunjung dibenahi

Ada sejumlah tanda tanya besar mengapa Jalan di desa PHJ tidak beres. Padahal daerah itu dekat dengan pusat ibu kota negara. Dari darat membutuhkan 2 jam untuk sampai depan Istana Negara. Sementara itu dari Laut hanya membutuhkan waktu 1,5 jam perjalanan untuk sampai di Pelabuhan Internasional Tanjung Priok.  Sekitar 7 tahun jalan di Desa PHJ rusak berat dan empat tahun silam hanya ada perbaikan hingga taraf pengurukan batu-batuan saja. Belum sampai penghalisan jalan baik berupa aspal Hotmix maupun Beton.  Boleh jadi pemerintah daerah Bekasi dan DPRD Bekasi telah menganggarkan anggaran perbaikan Jalan di Desa PHJ. Namun realisasi dari anggaran itu buruk karena banyaknya tikus di sana-sini. Sayangnya Laporan BPK secara tidak dapat di akses sehingga penilaian terhadap pemerintahaan bekasi tidak dapat diketahui. Kemungkinan yang lain adalah tarik ulur antar Pemda Bekasi dengan Kontraktor pengeboran minyak di daerah setempat. Siapa yang bertanggungjawab menggelontokan dana perbaikan jalan apakah pemda ataukah kontraktor pengeboran minyak setempat. Kemungkinan terakhir adalah memang tidak ada anggaran dari pemerintah Bekasi.

Herannya Pejabat Desa PHJ sangat etsentrik dengan mobil baru dan Rumah mewahnya. Entah mendapat penghasilan dari mana semoga saja bukan karena mengeruk proyek-proyek yang ada di Desa Pantai Harapan Jaya. Kurangnya pemahaan masyarkaat tentang Negara Kesajahteraan dan Negara Hukum membuat kondisi semakin buruk. Masyarakat asli betawi cuek bebek dengan kondisi yang ada. sementara itu masyarakat pendatang yang mayoritas berasal dari jawa tengah tidak bisa berbuat banyak karena masih menjadi minoritas. Sehingga tidak mungkin untuk mengkritisi pejabat setempat yang asli warga Desa Pantai Harapan jaya karena memiliki masa yang banyak.

Saya berharap Bupati Baru Bekasi dapat mengontrol anak buahnya hingga level desa. Sehingga kebijakan-kebijakan beliau akan terasa di masyarakat baik masyarakat asli maupun pendatang utamanya menganai Jalan di Desa Pantai Harapan Jaya , Muara Gembong, Bekasi yang telah 7 tahun rusak berat.  Jalan yang rusak menggambarkan tata pemerintahan yang penuh tanda tanya. Tidak berlebihan jika tanda tanya itu diisi dengan praduga korup atau praduga pejabat yang lupa akan tanggungjawabnya. Berbeda dengan desa-desa di Kabupaten Sleman yang Jalannya mulus. Saya juga pernah ke Solo jawa tengah hingga ke pelosok desa. Tidak ada sema sekali jalan yang rusak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun