Mohon tunggu...
M. Ainun Zamany
M. Ainun Zamany Mohon Tunggu... -

Pendididkan Bahasa Arab UIN MALIKI Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

MENYELAMI PEMIKIRAN JEAN PEAGET TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF MASA ANAK AWAL

20 Mei 2015   14:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:47 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENYELAMI PEMIKIRAN JEAN PEAGET

TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF MASA ANAK AWAL

Oleh : M. Ainun Zamany

Piaget merupakan salah satu tokoh psikolog yang tidak asing lagi di telinga kita. Para psikolog di dunia sepertinya berkiblat pada pemikiran-pemikrannya yang sangat fundamendal. Hal itu dikarenakan ilmunya yang sangat mumpuni dalam dunia psikologi. Meskipun pada awalnya ia menyukai pelajaran biologi. Terbukti, pada tahun 1916 ia menyelesaikan pendidikan sarjana dalam bidang biologi di universitas Neuchatel. Namun singkat cerita, pada saat ia telah menyelesaikan study formalnya, ia memutuskan untuk mendalami dunia psikologi. Sejak itu, ia mulai berkelana menyisiri belahan dunia. Hingga mengantarkannya pada kesuksesan dalam bidang psikologi.

Salah satu pemikirannya yang menarik untuk dibahas ialah tentang hiruk piruk perkembangan kognitif pada masa anak-anak awal. Ia menyebutkan perkembangan masa ini sebagai tahap praoprasional, karena pada masa ini anak belum siap untuk terlibat aktif dalam mental logis. Bagaimanapun perkembangan kognitif pada masa ini yang dimulai sejak umur 2-7 tahun dikarakteristikan dengan perluasan besar-besaran dalam menggunakan pemikiran-pemikiran yang bersifat simbolis. Seperti gambar, bahasa, dan semua realitas yang ada di mika bumi ini yang dipenuhi oleh simbol-simbol menurut kesepakatan umat manusia.

Adapun beberapa aspek pemikiran praoperasional menurut piaget ialah sebagai berikut :

1.Menggunakan simbol. Yaitu anak-anak dapat membayangkan objek atau individu memilik properti selain dari yang sebenarnya mereka miliki. Semisal seorang anak memotong apel menjadi 2 potongan. Lalu dari 1 potongan apel itu, si anak memperagakannya seolah menjadi vacuum cleaner dan membersihkan meja tamu dengan potongan apel tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa si anak dapat memahami simbol dari vacuum clesber yaitu benda itu dapat membersihkan benda-benda yang kotor.

2.Memahami identitas. Yaitu anak-anak sadar bahwa hal-hal tiruan tidak dapat mengubah sifat alami benda-benda. misal andi melihat apel-apelan yang terbuat dari kayu. Ia menyadari bahwa itu hanya tiruan dari apel dan tidak dapat dimakan.

3.Memahami sebab akibat. Anak-anak menyadari bahwa segala sesuatu pasti ada penyebabnya dan akan berakibat pada sesuatu yang lain. Seorang anak ketika melihat ada bola yang menggelinding di depannya, maka ia akan mencari dari mana arah datangnya bola, dan siapa yang menggelindingkan bola itu.

4.Memahami angka. Pada masa ini, seorang anak dapat menghitung dan memahami kuantitas. Seorang anak memberikan permen pada teman-temannya dengan bagian yang merata.

5.Empati. Anak-anak mampu membayangkan perasaan orang lain. Ketika ada orang lain disekitarnya tertawa, maka ia pun akan tertawa pula.

6.Teori pikiran. Yaitu anak-anak menjadi lebih sadar akan aktivitas mental dan fungsi dari pikiran. Pada masa ini, ia mulai memfungsikan pikirannya. Seorang anak menyimpan kue untuk dirinya sendiri di suatu tempat yang tidak diketahui oleh saudaranya. Sehingga suatu waktu, ia dapat memakan kue tersebut tanpa sepengetahuan saudaranya.

7.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun