Mohon tunggu...
Lyvia Letisha
Lyvia Letisha Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Siswa

Hai! Welcome to my kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Book

Menyampaikan Amanat Melalui Novel Romansa Hello, Cello

20 November 2022   23:01 Diperbarui: 20 November 2022   23:02 13365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semi (1993:67) mengatakan bahwa pendekatan struktural dinamakan juga pendekatan objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik. Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian pada karya sastra sebagai struktur yang otonom. Jadi dalam penulisannya, sastra objektif harus dianalisis berdasarkan pemahaman terhadap karya sastra itu sendiri. Teori kritik sastra objektif adalah kritik yang menilai sebuah karya sastra sebagai sesuatu  yang bersifat mandiri, yang pada dasarnya bertumpu pada karya sastra itu sendiri (Ratna, 2007:72).

Menurut KBBI, objektif merupakan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Pendekatan objektif melihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku. Konvensi tersebut seperti unsur-unsur intrinsik sastra. Menurut Wellek dan Warren (Nurgiyantoro, 2018) unsur intrinsik merupakan unsur pembentuk karya sastra yang berasal dari dalam karya sastra itu sendiri. Dalam novel, unsur intrinsik meliputi tema, alur, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan pesan moral.

  1. Kritik Sastra Novel Hello, Cello. 

        A. Jenis Novel

Novel yang berjudul Hello, Cello. merupakan salah satu contoh novel bergenre romansa. Novel dengan 30 bab ini menyajikan cerita yang ringan dengan adegan-adegan romansa yang beda dari buku-buku romansa lainnya karena bukan hanya romansa, namun, banyak sekali pesan-pesan moral yang disampaikan pada novel ini. Contohnya gua gak mau lo selalu nyalahin diri lo sendiri karena hal yang sama sekali bukan salah lo. Gak semua hal yang terlihat salah di dunia ini, itu salah lo dan gak semua yang lo lakuin itu salah. Selain itu, karakter-karakter pada novel juga dibuat tidak sempurna, seperti layaknya manusia dalam kehidupan nyata.  Hal ini dapat dilihat dari salah satu tokohnya, yaitu Helga yang kerap kali insecure. Insecure merupakan perasaan cemas, ragu, atau kurang percaya diri.

       B. Tokoh dan Penokohan

Berikut akan saya paparkan dua tokoh utama yang terdapat dalam novel Hello, Cello. 

  1. Cello

Marcello Este atau yang lebih dikenal sebagai Cello merupakan tokoh utama pria dalam novel Hello, Cello. Ia terkenal dengan sebutan womanizer karena sering memberi harapan palsu kepada perempuan-perempuan yang pernah diajak bicara. Padahal nyatanya, ia menjadi womanizer karena memaksakan diri. Selain itu, ia sendiri tidak pernah berniat memberi harapan palsu karena Cello sendiri hanya ingin berteman dengan perempuan-perempuan yang diajak bicara. Hal ini dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut.

Setiap gue punya ketertarikan beneran ke perempuan, gue selalu dianggap cuma main-main. Katanya gue playboy. Padahal, dulu gue belom jadi playboy, masih label dari orang-orang aja yang awalnya cuma dijadiin candaan. Terus, setelahnya, gue ngerasa buat apa gue cuma dapet ruginya doang. Sekalian aja gue jadi orang yang selalu mereka sebut. 

Gak semua cewek yang gue ajak ngobrol emang  pengen gue deketin romantically, Hel. Kadang gue cuma pengen temenan aja, tapi dianya malah kebawa perasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun