Menyampaikan Amanat Melalui Novel Romansa Hello, Cello. : Analisis Pendekatan Objektif Sastra
-
Pendahuluan
Nadia Ristivani atau yang lebih dikenal sebagai Ijo pemilik akun Twitter @ijoscripts menulis karya-karyanya dalam bentuk alternative universe yang diunggah di akun Twitter milik pribadinya (@ijoscripts) sebelum akhirnya menerbitkan karya-karyanya tersebut dalam bentuk buku novel. Alternative universe merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut cerita fiksi di aplikasi Twitter. Tahun ini, Nadia Ristivani menerbitkan buku ketiganya berjudul Hello, Cello. Buku yang masih menjadi satu seri dengan dua bukunya yang lain (The Camarro dan Hilmy Milan) mengisahkan tentang kisah hidup salah satu tokohnya, yaitu Cello.Â
Hello, Cello. memiliki jumlah halaman sebanyak 428 halaman. Sampul buku yang dapat dibolak-balik menjadi daya tarik tersendiri. Buku ini memiliki dua jenis sampul, yaitu sisi biru tua untuk Cello dan sisi biru muda untuk Helga. Harga buku Hello, Cello. termasuk standar, yaitu sebesar Rp99.000.Â
Sinopsis Novel Hello, Cello.Â
Novel yang ditulis oleh Nadia Ristivani ini bercerita tentang kisah cinta klasik dua orang remaja yang masih belum berdamai dengan masa lalunya, yakni Cello, laki-laki yang dicap sebagai womanizer dengan Helga, perempuan yang selalu rendah diri dan selalu memaklumi laki-laki yang pernah menyakitinya karena menganggap hal itu sebagai sebuah karma. Keduanya bertemu karena sebuah ketidaksengajaan. Semuanya berawal dari sebuah pesan yang secara tiba-tiba dikirimkan Cello kepada Helga, yang tentu saja membuat Helga bingung sekaligus senang. Karena notabene Cello hanya mendekati perempuan-perempuan cantik bak model papan atas. Namun ternyata, isi pesan tersebut bukan tertuju kepada Helga, melainkan temannya, Una.Â
Tak disangka pesan yang bermula untuk menanyakan Una menjadi berkelanjutan. Seperti meminta tolong untuk menemani bertukar pesan hanya karena takut dengan hantu, membahas plot sebuah drama, atau sekedar mengobrol. Hingga, secara tidak sadar keduanya menjadi dekat. Kedekatan Cello dan Helga tentu disadari oleh teman-teman mereka. Semua orang bisa melihat dua sejoli ini sudah jatuh pada satu sama lain. Kecuali Cello dan Helga sendiri karena menurut Helga, semua yang dilakukan Cello hanya hal-hal biasa yang sudah sering Cello lakukan kepada banyak perempuan lainnya. Di sisi lain, Cello juga bingung dengan dirinya sendiri.Â
Berbagai rintangan harus dilalui Cello dan Helga. Namun bedanya, rintangan ini berasal dari dalam diri mereka sendiri. Demi tidak menyakiti diri mereka masing-masing dan tentu saja satu sama lain, mereka harus berubah. Cello yang harus berubah ke dirinya sendiri bukan menjadi womanizer karena terpaksa dan Helga yang berubah menjadi orang yang percaya diri dan menyayangi dirinya sendiri.
Kajian Teori Pendekatan Struktural