Mohon tunggu...
Dr. Lyta Permatasari MSi
Dr. Lyta Permatasari MSi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Scientist, Birokrat, Praktisi, Pecinta Lingkungan

Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Brawijaya, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, ASN Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banjar Kalsel

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hitam Putih Dampak Pandemi Covid-19 bagi Indonesia dari Sisi Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

6 Mei 2020   12:10 Diperbarui: 6 Mei 2020   12:09 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pergeseran pola jual-beli ini semakin terasa disaat kita sedang menghadapi wabah virus dimana sangat rentan penularannya lewat media uang kertas sehingga orang lebih memilih menggunakan e-money untuk bertransaksi. Walau tidak sepenuhnya aman namun transaksi perbankan via e-money menjadi pilihan yang mudah. Kuncinya adalah kehati-hatian kita dalam mengelola uang elektronik, membuat dan menyimpan password dengan aman adalah penting.

Pertukaran barang dan jasa via transaksi elektronik di era pandemi merupakan pola pemasaran yang menarik. Lapak-lapak online kini banjir peminat. Dengan demikian omzet perdagangan online meningkat drastis dan di sisi lain perdagangan tradisional semakin menurun.

Dari Sisi Sosial, perubahan pola berkumpul dalam masyarakat menjadi berdiskusi via media daring merupakan fenomena yang baru. Kecenderungan masyarakat kita sangat suka untuk melakukan pertemuan, reuni dan semacamnya, belum lagi rapat rutin di berbagai instansi yang bahkan teman saya pernah mengatakan bahwa di Jakarta misalnya hotel-hotelnya selalu penuh dengan ruang diskusi di setiap hari.

Era pandemic sama sekali tidak memperbolehkan hal itu. Sehingga muncullah pola diskusi baru melalui media internet (komunikasi daring). Teknologi dapat menjawab kebutuhan zamannya. Hal ini terbukti bahwa di tengah suasana pandemic virus, kita masih tetap bisa berkomunikasi secara nyaman via teleconference.

Sisi sosial lain yang terpengaruh pandemic Covid 19 adalah maraknya aplikasi online digunakan sebagai solusi kemudahan interaksi di dunia virtual, untuk pengobatan misalnya, Halodoc merupakan aplikasi yang laris manis, Halodoc sangat membantu ibu-ibu yang tidak bisa membawa anaknya ke dokter karena praktek dokter tutup dimasa pandemic, Halodoc menyajikan layanan dokter online yang bisa membantu Keluarga Indonesia di saat yang dibutuhkan.

Aplikasi lainnya yang juga laris manis di masa pandemic adalah layanan informasi perbankan melalui M-Banking, masyarakat kini ramai menginstal M-Banking di smartphonenya walau ada informasi bahwa aplikasi ini kurang aman karena ada peluang untuk diretas. Hal lain di bidang sosial yang juga ikut merasakan perubahan adalah sistem pasar.

Pasar tradisional kini relatif menjadi kurang pembeli kalau tidak mau dibilang sunyi konsumen, karena untuk kebutuhan sembako bahkan sayur-mayur kita dapat membelinya hanya dengan mengklik aplikasi online yang berisi penjualan makanan atau bahan makanan.

Sebenarnya dari segi teknologi, kita sudah lumayan siap menghadapi pandemic ini, karena jaringan komunikasi digital sudah sedemikian canggihnya dan dapat digunakan secara merata oleh siapapun asalkan bisa memahami pola operasi sebuah smartphone. Yang tidak siapnya adalah di sisi finansial. Karena kita menyadari bahwa gaya hidup online kita pasti harus ditunjang oleh biaya yang tidak sedikit.

Untuk mereka yang bergaji tetap, mungkin ini tidak masalah karena mereka tinggal debet saja atau kredit saja apa yang akan mereka beli. Berbeda dengan masyarakat yang pola penghasilannya tidak formal namun berjibaku dengan perjuangan dari hari ke hari.

Pedagang asongan misalnya mereka pasti akan kesulitan di masa pandemic ini sebab jajanan sekolah yang biasa mereka jual pada para murid kini sudah tidak bisa lagi karena sekolah diliburkan dan siswa mulai dengan kebiasaan baru belajar dari rumah.

Driver kendaraan umum dan ojol juga mendapat imbas dari krisis ini. Intinya mereka yang bekerja di jalur formal masih aman, namun mereka yang bekerja di jalur informal ngeri-ngeri sedap menghadapi masa krisis akibat datangnya Mr. Coro di negeri kita. Belum lagi dunia usaha dalam ruang yang lebih luas seperti misalnya kasus Ramayana Depok yang terpaksa merumahkan karyawannya, itu baru sebuah contoh, belum lagi jasa perhotelan yang sepi costumer yang juga dihadapkan pada pilihan untuk merumahkan sebagian karyawannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun