Mohon tunggu...
Pendidikan

Pemimpin yang Dibutuhkan pada Era Distrupsi

13 Juli 2018   15:32 Diperbarui: 13 Juli 2018   15:50 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada dunia akhir-akhir ini perubahan-perubahan itu juga terjadi di Indonesia seperti, saat ini indonesia sudah masuk pada Era Distrupsi.  Era Distrupsi adalah era perubahan cara dan fundamental berbisnis, dan era dimana bermunculan banyak sekali inovasi -- inovasi yang tidak disadari oleh organisasi sehingga mengganggu jalannya aktivitas tatanan sistem lama atau bahkan menghancurkan sistem lama tersebut. Era distrupsi menciptakan banyak model bisnis baru dengan strategi lebih inovatif.  Lalu bagaimana seorang pemimpin dapat menghadapi hal seperti ini.

Sebagai seorang pemimpin haruslah dapat melihat segala perubahan dari sisi yang positif, seorang pemimpin harus melihat era distrupsi ini sebagai cara dalam membuat inovasi yang baru.  Contohnya seperti Nadiem Makarim pendiri dari perusahaan GO-JEK berawal dari percakapan dengan tukan ojek, ia menemukan kenyataan bahwa lebih waktu yang dibuang oleh tukang ojek hanya untuk menunggu pelanggannya saja ditambah lagi dengan kondisi jalanan jakarta yang macet dimana-mana, dari situlah ia berfikir untuk membuat sebuah perusahaan transportasi untuk mempermudah para tukang ojek untuk mendapatkan pemumpang, dan juga membantu warga jakarta dalam mengatasi kemacetan.

Sifat seperti inilah yang sangat dibutuhkan seorang pemimpin merubah masalah menjadi peluang, Para pemimpin memerlukan dorongan yang kuat, antusiasme, dan visi masa depan. Juga pemimpin harus gigih, independen, dan melakukan tindakan yang berorientasi.  Pemimpin yang inovatif akan tertarik dengan kesempatan baru dan lebih berkaitan dengan inovasi, kreativitas, dan menciptakan proses-proses baru. 

Namun menjadi pemimpin yang inovatif tidaklah mudah mereka harus mengambil resiko yang besar untuk suatu perubahan, contohnya jika seorang bawahan sudah terbiasa dengan sistem yang lama dan ternyata sistem tersebut harus diubah menjadi yang baru namun tidak ada yang dapat menggunakannya, hal seperti ini akan membuat tujuan yang diharapkan terhambat, dan disitulah peran pemimpin dibutuhkan memberikan contoh atau memberi pelatihan kepada bawahannya untuk dapat terbiasa dalam menggunakan sistem yang baru.

Sebagai seorang pemimpin tidak dapat menghindari perubahan yang terjadi, namun yang dapat dilakukan seorang pemimpin adalah mengikuti perubahan dengan caranya masing-masing, selalu berfikir positif dalam setiap perubahan, dan merubahnya menjadi peluang.

Salam Lysandra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun