KAJIAN PENGARUH PERKEMBANGAN MANUSIA PURBA INDONESIA
Manusia dari dulu sudah mengalami perkembangan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penelitian-penelitian yang sudah ada. Hingga sekarang, manusia-manusia masih mengalami yang namanya "perkembangan". Tapi, kenapa ada terjadinya perkembangan? Mari kita masuk pada topik pembahasan kita, mulai dari masa-masa lampau.
Sebelum kita masuk dalam pertanyaan kita, yok kita baca sedikit tentang masa lampau dan manusia-manusia yang ada!
   A. Masa Lampau
    1. Paleolitikum
Menurut Kemdikbud, 2022, manusia-manusia saat ini sering kali berpindah-pindah tempat tinggal pada zaman ini. Hal ini dikarenakan manusia saat itu sangat bergantung pada kondisi alam. Mereka akan berburu hewan-hewan besar menggunakan batu-batuan yang besar, agar dapat memenuhi kebutuhan makan mereka. Namun, dikarenakan kelompok-kelompok manusia purba yang menambah, ketersediaan sumber daya alam tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh anggota kelompok. Hal ini adalah suatu masalah yang timbul, sehingga manusia-manusia purba harus berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain.
Mesolitikum
Manusia-manusia purba pada zaman ini sudah tidak berpindah-pindah tempat, namun, mereka menetap sebagai kelompok di dalam gua. Mereka mulai berburu hewan-hewan kecil (ikan, kelinci, dll). Mereka sudah dapat mengolah makanan mereka, yakni mengolah kerang-kerang agar dapat dikonsumsi. Pengolahan kerang inilah yang melatar belakangi adanya "Sampah Dapur", atau dikenal dengan "Kjokkenmoddinger" . Menurut Kemdikbud, 2022, Manusia saat ini telah memodifikasi alat-alat yang digunakan untuk berburu. Contohnya, "Pebble".
3. Neolitikum
Seiring waktu berjalan, akhirnya kelompok-kelompok manusia purba menjadi terlalu banyak untuk tinggal di satu gua. Ini merupakan suatu masalah lagi, belum lagi pasokan makanan dari alam sudah mulai menipis parah. Sehingga, mereka mencari sumber makanan dan tempat untuk tinggal. Masalah ini mendorong manusia-manusia purba tersebut untuk memecahkan masalah darurat ini, hingga mereka menemukan proses bertani. Bukan hanya itu, manusia-manusia purba pada masa ini juga mulai membangun rumah-rumahan simpel.Â
Megalitikum
Zaman ini dapat dibilang lebih berbeda dari pada zaman-zaman yang di atas. Pada zaman ini, manusia-manusia purba mulai memiliki rasa animisme, yang berarti manusia-manusia purba saat ini menyembah nenek moyang. Zaman ini dinamakan Megalitikum, yang berarti 2 kata: "Mega" yang berarti besar, dan "Litikum" yang berarti batu. Tapi, kenapa dinamakan "Megalitikum"? Karena pada zaman ini, banyak peninggalan-peninggalan batu yang besar, salah satu contohnya adalah "Dolmen".
   B. Manusia Purba
Meganthropus PalaeojavanicusÂ
Manusia Meganthropus adalah manusia purba yang paling tua di Indonesia. Manusia meganthropus memiliki badan yang tegap, bertulang pipi yang tebal, tidak berdagu, tetapi memiliki otot kunyah, gigi, dan rahang besar yang kuat. Hal ini dikarenakan mereka sering melakukan kegiatan berburu, dan dengan daging-daging yang keras dan kenyal, manusia meganthropus beradaptasi dan tumbuh dengan otot kunyah yang kuat, agar makan menjadi gampang. Kehidupan para manusia meganthropus sangat primitif.
Pithecanthropus
Manusia Pithecanthropus berasal dari endapan volkanik Kala Plestosen Tengah di jajaran Pegunungan Kendeng di Trinil, Ngawi, yang telah menjadikan polemik panjang pada akhir abad 19 (Harry Widianto, 2006). Manusia Pithecanthropus memiliki badan yang tinggi dan tegap. Memiliki rahang yang juga kuat. Manusia Pithecanthropus memiliki hidup yang juga relatif primitif.
Homo Sapiens
Yuval Noah Harari dalam Sapiens (2011) mengatakan bahwa Homo Sapiens sudah menggunakan bahasa yang akhirnya menyokong penciptaan teknologi serta penaklukkan dunia. Otak yang dimiliki Homo Sapiens sudah besar (1350-1450 cc). Badan mereka juga tinggi, sekitaran 130-210cm, dan memiliki berat badan 30-150 kg.
C. Kenapa terjadinya perkembangan?
Sekarang, dari membaca informasi-informasi yang ada di atas, apakah kalian tahu kenapa perkembangan ini terjadi? Karena adanya suatu masalah dan keperluan yang ada. Dari zaman Paleolitikum ke Neolitikum, apakah kalian sadar bahwa selalu ada masalah yang terjadi dari zaman ke zaman? Ini adalah salah satu kemampuan kita, memecahkan masalah. Dengan kemampuan ini, manusia-manusia purba yang awalnya dihadapi oleh masalah kelaparan, masalah tempat tinggal, dan sebagainya, dapat mencari solusi dari setiap masalah tersebut! Oleh karena itu, pantas bahwa kita tidak meremeh-remehkan kepintaran manusia-manusia yang ada di zaman dahulu.Â
D. Kaitannya dengan kehidupan sekarang apa?
Zaman sekarang, dimana teknologi ada dimana-mana memang terasa lebih gampang daripada hidup di alam liar, berburu demi makanan, dan selalu berpindah-pindah tempat demi makanan. Tapi, apakah zaman sekarang berbeda dari zaman dulu? Tentu iya, tetapi jangan lupa, kita juga punya masalah yang besar, loh! Salah satunya adalah Global Warming, inilah tantangan kita untuk zaman kita. Sekarang, apakah kita akan bisa melewati tantangan ini?
E. Apakah kita akan terus berkembang?
Kita, sebagai manusia zaman sekarang mempunyai banyak masalah. Sama seperti manusia-manusia purba dulu. Namun, kita telah tahu bahwa karena adanya masalah dan keperluan, manusia-manusia purba tersebut berkembang dan mencari solusi untuk masalah tersebut. Bukankah itu yang kita sedang lakukan? Mencari solusi dan pencegahan dari Global Warming, kecanduan gadgets, eksposi terhadap konten-konten yang kurang baik, dan berbagai macam. Karena kita punya masalah, kita akan mencari solusi. Dengan solusi tersebut, kita akan memecahkan masalah, dan berkembang untuk lebih depannya lagi.
Daftar Pustaka
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. (n.d.). Manusia Pra-aksara Indonesia. https://dikbud.ntbprov.go.id/assets/download/mediapembelajaran/Sejarah%203%20(Manusia%20Pra-Aksara%20Indonesia).pdfÂ
Periodesasi Zaman Batu di Masa Praaksara. (2022, June 14). Direktorat SMP. Retrieved November 7, 2023, from https://ditsmp.kemdikbud.go.id/periodesasi-zaman-batu-di-masa-praaksara/
Widianto, H. (2006). Dari Pithecanthropus Ke Homo Erectus: Situs, Stratigrafi, danÂ
Pertanggalan Temuan Fosil Manusia di Indonesia. Berkala Arkeologi, 26(2), 114--129.
https://doi.org/10.30883/jba.v26i2.936
Prinada, Y. (n.d.). Sejarah Manusia Purba Homo Sapiens: Penemu, Lokasi, Ciri-Ciri fosil. Sejarah Indonesia Sejarah Manusia Purba Homo Sapiens: Penemu, Lokasi, Ciri-ciri fosil. https://tirto.id/sejarah-manusia-purba-homo-sapiens-penemu-lokasi-ciri-ciri-fosil-gbRp
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H