Mohon tunggu...
Fakhri Febrian
Fakhri Febrian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unand

Fakhri Febrian 19 tahun, asal bukittinggi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beberapa Kosakata Bahasa Minang yang Mulai Dilupakan atau Jarang Dipakai

6 Maret 2021   15:05 Diperbarui: 8 Maret 2021   13:42 3873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa adalah alat komunikasi manusia. Indonesia memiliki banyak ragam bahasa, salah satunya adalah bahasa minang. Bahasa Minang merupakan bahasa yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari masyarakat Minangkabau, khususnya di daerah Sumatera Barat. Namun beriringan dengan jalannya waktu, banyak kosakata bahasa minang yang mulai dilupakan oleh masyarakat minangkabau.

Minangkabau sendiri berasal dari kata Menang dan Kerbau. Dalam sejarah, pertandingan adu kerbau dilakukan untuk menghindari terjadinya pertempuran. Dalam pertandingan tersebut, pasukan majapahit menggunakan kerbau yang besar, agresif, dan sehat, sedangkan masyarakat lokal menggunakan anak kerbau yang sedang kelaparan dan dipakaikan tanduk besi.

Pada pertandingan tersebut, anak kerbau langsung berlari kearah kerbau musuh dengan menyangka bahwa kerbau tersebut hendak akan menyusuinya, alhasil anak kerbau tersebut mencabik-cabik perutnya dan pertandingan tersebut dimenangkan oleh masyarakat lokal.

Kembali kepada topik sebelumnya, berikut adalah kosakata bahasa minang yang sudah mulai dilupakan oleh masyarakat minangkabau :

1. Cipia

Dahulu, piring makan disebut dengan Cipia, sekarang bahasa ini mulai dilupakan dan masyarakat Minangkabau menggantinya dengan sebutan Piriang

2. Kumbuak

Pada masa sekarang ini, saya sendiri tidak pernah mendengarkan kata ini, kumbuak ini merupakan teko atau tempat air minum yang terbuat dari tembikar. Bagaimana? Apakah sanak familiar dengan bahasa ini?

3. Sanduak

Sanduak merupakan alat dapur yang sering digunakan untuk membuat gulai pada pesta pesta. Kata ini sudah mulai kembali digunakan karena lagu yang berhasil viral yaitu lagu Sanduak Uda Salman.

4. Kucabuak

Kucabuak adalah tempat/mangkok untuk mencuci tangan atau yang sering dikenal dengan kata-kata kobokan.

5. Sarabeta

Sarabeta adalah sehelai kain yang digunakan untuk membersihkan tangan atau yang sering disebut dengan saputangan.

6. Mok

Mok adalah gelas besar yang terbuat dari bahan seng.

7. Pinggan

Pinggan sendiri berarti piring makan yang berukuran besar.

8. Tenong

Tenong merupakan piring makan yang lebih besar daripada pinggan.

9. Pituluik

Pituluik merupakan bahasa minang dari pensil, memang masih ada yang menggunakan bahasa ini, namun jumlah orang yang menggunakannya tergolong sedikit.

10. Tangkelek

Kalian pasti familiar dengan kata ini, benar tangkelek merupakan Sendal kayu yang sering digunakan pada jaman dulu.

11. Kajai

Kata-kata kajai/karet sering digunakan anak-anak 10 tahun yang lalu, namun bahasa ini mulai dilupakan karena anak-anak mulai berfokus kepada gadget.

12. Cangok

Cangok digunakan untuk menyindir orang yang "Rakus".

13. Turiak

Turiak digunakan untuk mengatakan orang yang tuli.

14. Kuhua

Kuhua adalah sebutan untuk penyakit batuk.

15. Kumbu

Kumbu adalah sebutan untuk sakit perut, namun sekarang masyarakat lebih sering mengatakan sakik paruik.

16. Canggu

Canggu adalah sebutan untuk bagian tubuh yang rusak akibat sakit gula.

Masih banyak bahasa minang lain yang sudah jarang digunakan, seperti kurok, panau, bapenda, dll. Oleh karena itu marilah kita membiasakan diri menggunakan bahasa-bahasa minang yang sudah jarang digunakan supaya nilai budaya Minangkabau tidak luntur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun