Mohon tunggu...
Caitlyn Olivia
Caitlyn Olivia Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

♡♡

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dear, Kawan?

27 Maret 2023   21:32 Diperbarui: 27 Maret 2023   21:46 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku duduk di bangku kelas 3 SMP. Itu berarti, satu tahun lagi aku sudah akan meninggalkan seragam putih biru dan mengenakkan putih abu. Namun, suatu hal membuatku takut akan semua itu. Jika aku melihat kebelakang, sebenarnya ini baru menjadi bulan ketigaku menjadi siswa resmi SMP. Mengapa? Pandemi covid melanda sejak 2020, aku diam dirumah selama dua tahun lebih. Aku tidak mengalami yang namanya wisuda, dan tidak mempunyai kenangan sama sekali soal lulus dari SD, dan betapa tegangnya melangkahi pintu gerbang SMP.

Ketegangan itu baru dirasakan pada akhir kelas 2 SMP ketika akhirnya aku datang ke sekolah SMP ku untuk pertama kalinya. Dengan menggendong tas yang berat, dengan masker yang tebal bisa dibilang menambah beban sehingga udara segar di sekolahku tidak terhirup segar bagiku. Aku duduk di bangku paling depan di kelas 8C.

Sial. Aku sudah terlalu nyaman dengan sekolah online. Memasuki sekolah offline setengah hari bagiku adalah suatu hal yang begitu sulit. Tapi satu hal membuatku semangat, dan mengubah semua kemalasanku menjadi semangat, aku tidak sabar untuk akhirnya pertama kali bertemu temanku di SMP.

Jika aku melihat kembali, kenangan bersekolah secara online tidak begitu buruk. Selain mempelajari cara belajar yang baru secara daring dengan memanfaatkan teknologi yang semakin canggih ini, momen terbaik yang bisa ku abadikan selama berlangsungnya pandemi ini adalah tentang teman.

Memasuki SMP berarti masuk sekolah baru, yang artinya teman baru, guru baru, dan suasana baru. Aku sempat tidak memiliki teman di satu kelasku pada saat kelas 1 SMP. Itulah kenapa aku merasa tenang belajar online karena aku merasa, tidak memiliki teman tidak apa-apa, aku hanya tinggal fokus belajar dengan layarku. Saat istirahat, aku hanya makan sendiri didepan layar laptopku, tidak lebih mencari teman dan mengajaknya jajan di kantin. Maka diriku, didukung jiwaku yang sangat introvert memilih untuk diam dan bersikap pasif.

Hingga suatu malam, bunyi notifikasi masuk terdengar dari handphone-ku. Aku membukanya dan melihat suatu nomor tak dikenal mengirim pesan kepadaku. Inilah kalimat pertama yang ia pernah katakan kepadaku,

"Hay [namaku]"

Aku tidak begitu responsif kepada orang yang belum ku kenal, jadi aku sekedar menjawab,

"Ya"

"Ini siapa?"

Lalu dia menjawab, "Aku [nama teman]. Salam kenal"

"Kamu Kpopers?"

Inilah kalimat yang kurasa mulai membangun persahabatan kita. Tanpa ragu, aku melanjutkan menjawab, "Ya, kamu?"

Disitulah aku mulai merasa diriku ter-Hype. Sulit bagiku untuk menemukan sesama teman yang pencinta dunia per-Kpopan. Pembicaraan kita berlangsung hingga kurang lebih 3 jam, berakhir dengan,

"Kita jadi sahabat ya?"

Malam itu mengubah takdir hari-hariku untuk dua tahun kedepan. Aku mempunyai teman sekarang. Teman yang se-frekuensi, satu selera, dan cocok. Aku cepat beradaptasi dengannya.

Setelah dua tahun dilewati, ternyata jauh diatas ekspektasi, kita benar-benar menjadi sangat dekat. Segala hal, bukan lagi sebatas nge-fangirl saja, atau membahas pelajaran, bertanya tugas, tapi juga ke masalah pribadi, menjadi teman curhat mulai dari hal-hal ringan sampai membahas masalah yang deep, itulah yang kami lewati.

Aku sangat beruntung. Kehadirannya dalam hidupku mencerahkan tiga tahunku duduk di bangku SMP ini. Aku mendapat banyak ilmu baru, banyak juga curhatan-curhatan yang selama ini hanya aku pendam sendiri akhirnya bisa aku luapkan, karena aku sudah menemukan orang yang tepat.

Aku juga kadang kali mendapat buah tangan darinya. Aku diberi snack, dan merchandise Kpop. Tapi apa yang paling berharga dari semua ini? Kita meninggalkan jejak kenangan yang indah.

Chat kita, selama dua tahun ini adalah hal yang paling ku jaga dalam HP-ku. Memang banyak berkas penting disana, tapi chat kita, kurasa tidak ada yang bisa menggantikan itu. Disitu tempat kita meninggalkan kenangan indah yang hanya diketahui dan dapat dibaca oleh kita berdua.

Aku tidak tahu apakah dia merasa begitu nyaman denganku, tapi aku merasa nyaman dengannya. Aku tidak tahu bagaimana cara membalas semua ini, aku pikir aku telah berhutang budi. Maafkan aku karena aku hanya bisa meminta maaf, dan berterimakasih. 

Melalui dia, aku bisa menemukan definisi seorang teman, yang selalu ada untuk kita. 

Ada sebuah quote mengatakan, "Hadiah terbesar dalam hidup ini adalah persahabatan," dan ya, aku telah mendapatkannya. 

Terimakasih, [nama teman]!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun