Aku duduk di bangku kelas 3 SMP. Itu berarti, satu tahun lagi aku sudah akan meninggalkan seragam putih biru dan mengenakkan putih abu. Namun, suatu hal membuatku takut akan semua itu. Jika aku melihat kebelakang, sebenarnya ini baru menjadi bulan ketigaku menjadi siswa resmi SMP. Mengapa? Pandemi covid melanda sejak 2020, aku diam dirumah selama dua tahun lebih. Aku tidak mengalami yang namanya wisuda, dan tidak mempunyai kenangan sama sekali soal lulus dari SD, dan betapa tegangnya melangkahi pintu gerbang SMP.
Ketegangan itu baru dirasakan pada akhir kelas 2 SMP ketika akhirnya aku datang ke sekolah SMP ku untuk pertama kalinya. Dengan menggendong tas yang berat, dengan masker yang tebal bisa dibilang menambah beban sehingga udara segar di sekolahku tidak terhirup segar bagiku. Aku duduk di bangku paling depan di kelas 8C.
Sial. Aku sudah terlalu nyaman dengan sekolah online. Memasuki sekolah offline setengah hari bagiku adalah suatu hal yang begitu sulit. Tapi satu hal membuatku semangat, dan mengubah semua kemalasanku menjadi semangat, aku tidak sabar untuk akhirnya pertama kali bertemu temanku di SMP.
Jika aku melihat kembali, kenangan bersekolah secara online tidak begitu buruk. Selain mempelajari cara belajar yang baru secara daring dengan memanfaatkan teknologi yang semakin canggih ini, momen terbaik yang bisa ku abadikan selama berlangsungnya pandemi ini adalah tentang teman.
Memasuki SMP berarti masuk sekolah baru, yang artinya teman baru, guru baru, dan suasana baru. Aku sempat tidak memiliki teman di satu kelasku pada saat kelas 1 SMP. Itulah kenapa aku merasa tenang belajar online karena aku merasa, tidak memiliki teman tidak apa-apa, aku hanya tinggal fokus belajar dengan layarku. Saat istirahat, aku hanya makan sendiri didepan layar laptopku, tidak lebih mencari teman dan mengajaknya jajan di kantin. Maka diriku, didukung jiwaku yang sangat introvert memilih untuk diam dan bersikap pasif.
Hingga suatu malam, bunyi notifikasi masuk terdengar dari handphone-ku. Aku membukanya dan melihat suatu nomor tak dikenal mengirim pesan kepadaku. Inilah kalimat pertama yang ia pernah katakan kepadaku,
"Hay [namaku]"
Aku tidak begitu responsif kepada orang yang belum ku kenal, jadi aku sekedar menjawab,
"Ya"
"Ini siapa?"
Lalu dia menjawab, "Aku [nama teman]. Salam kenal"