Mohon tunggu...
Lykaumi Rahmah
Lykaumi Rahmah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mesin Ticketing Vending Menyulitkan Masyarakat

30 Maret 2016   10:11 Diperbarui: 31 Maret 2016   23:32 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Antrian tiket di Stasiun Bogor/dokpri"][/caption]Bogor, 30 Maret 2016 – Mesin ticketing vending machine terbaru dinilai menyulitkan masyarakat karna sebagian masyarakat belum paham menggunakan mesin ticketing. Selama ini kebanyakan masyarakat hanya mengenal tiket kereta computer line dengan membeli tiket diloket. Namun seiring perkembangan jaman, saat ini PT Kereta Api Indonesia sudah menerapkan teknologi yang berbeda pada umumnya. Sebuah alat yang dapat membantu masyarakat dalam pembelian tiket kereta api secara langsung kini telah berjalan hampir 2 minggu lamanya.

Mesin elektrik ini adalah sebuah mesin canggih yang dapat digunakan masyarakat untuk membeli tiket dan mengambil uang jaminan. Masyarakat dapat membeli secara langsung tanpa harus ke loket dan memilih tujuan yang diinginkan sendiri. Ada dua jenis transaksi yang bisa dilakukan oleh mesin Vending Machine, yaitu transaksi untum Tiket Harian Berjamin (THB) dan Kartu Multri Trip (KMT).

Untuk THB melayani transaksi beli baru tiket, isi ulang tiket THB, dan pengambilan uang jaminan, sedangkan untuk KMT hanya bisa untuk mengisi saldo. Namun sistem pembayaran dalam tiketing masih dibilang rumit karna uang yang di masukan kedalam mesin harus pas dengan jumlah harga tiket sedangkan masyarakat tidak selalu memiliki uang pas dengan jumlah yang dimaksud.

Para pengguna kereta api yang baru merasakan perubahan itu cukup merasakan kesulitan karena arahan masih tidak begitu jelas tapi ada juga yang ingin tahu dan langsung mencobanya. Banyak masyarakat yang masih belum memahami cara penggunaan mesin elektrik terbaru ini. Jumlah pegawai yang memberikan arahan tersebut masih kurang sehingga bantuan yang datang apabila masyarakat mengalami kesulitan belum bisa dijangkau semua. Lima alat elektronik yang disediakanpun belum cukup memberikan keringanan atau kemudahan dalam bertransaksi pembelian atau pengambilan tiket bagi masyarakat.

“Ini bagaimana masukan kartunya, terus saya tekan tombol yang mana lagi ?” ujar salah satu calon penumpang yang terlihat bingung saat menggunakan ticket vending machine.

Masyarakat yang kurang paham dengan alat canggih tersebut juga merasakan kesulitan saat bertransaksi sehingga membuat antrian begitu panjang. Menurut masyarakat yang menggunakannya juga kurang efisien apabila menggunakan alat canggih tersebut tanpa adanya sosialisasi yang cukup.

Stasiun bogor memang terkenal  cukup banyak penumpangnya dan apabila memang di berlakukannya bertransaksi seperti itu seharusnya alat canggih tersebut disediakan lebih banyak agar tidak terjadi penumpukan pembelian atau pengambilan kartu jaminan kereta api tersebut.

Diterapkannya alat canggih ini merupakan cerminan dari PT Kereta Api Indonesia agar dapat lebih maju seperti di negara lain. Akan tetapi masih ada keluhan dari beberapa masyarakat yang kurang paham dengan diterapkannya sistem tersebut.

Salah satu kekurangannya diterapkan sistem ini membuat begitu banyak kendala sehingga masyarakat merasakan antrian panjang dan waktunya dirugikan karna memperlambat saat bertransaksi. Diharapkan pihak PT Kereta Api Indonesia lebih berperan aktif dalam menginformasikan kepada masyarakat tentang tata cara penggunaan mesin yang dinilai terobosan efisiensi ditengah perkembangan yang semakin maju. (LR)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun