Untuk sebuah nama yang tak pernah bisa kutuliskan dalam terang
Nama yang berwujud malaikat berpatah sayap
Mengendap perlahan dalam diam mengunjungiku melalui labirin telepati
Untuk sebuah hati yang selalu gelisah bahkan dalam setiap igauan
Hati yang beberapa menit lalu berkata akan berjuang untuk dirinya sendiri
Menemukan kepingan jiwanya dalam keterbatasan
Untuk sebuah nyawa yang bergelut dalam resah dipelukku
Nyawa yang  hanya hidup bernafas dan tergelak di sini
Surganya adalah senyumku
Untuk sebingkai wajah dengan sepasang mata dan nurani yang terbelenggu
Padamu sebaris kalimat ini terhimpun
Dari berseraknya semua rasa
Hati dalam nyawa bernama
Hiduplah untuk melengkapkanku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H