Nah, seorang netizen dengan username tubuniborusinaga2 menanggapi video itu dengan bertanya, "Puasa itu sebenarnya menahan diri atau menahan orang lain, sih?" Ia membela wanita yang sedang makan itu dengan alasan wanita tersebut makan di tempat makan, bukannya sengaja mendatangi rumah orang yang sedang berpuasa untuk menumpang makan.
Tentu saja beragam komentar muncul di lapak tubuniborusinaga2 itu.
Tadinya saya mau ikut berkomentar, tapi urung. Saya memilih membagikan konten itu ke beberapa teman saya dan mendiskusikannya.
Saya meminta pendapat dari tiga orang teman. Menariknya, mereka punya perspektif yang berbeda-beda. Saya akan jelaskan tanpa mengidentifikasi identitas mereka atas kemauan mereka sendiri--hitung-hitung menghindari bias juga.
Teman 1: "Lo yang puasa ngapain di tempat makan?"
Kebetulan, teman pertama yang saya mintai pendapat punya pengalaman makan di tempat terbuka saat jam puasa. Namun kejadian itu enggak disengaja dan dia mengakui kesalahannya yang kurang peka dengan sekitar mentang-mentang sedang enggak berpuasa.
Namun dalam konten Tiktok tadi, kurang lebih dia setuju dengan tubuniborusiregar2.
"Menurut gue yang makan gak salah sih, karena dia juga makan di tempat makan (walau) memang terbuka. Gak tau itu tempat makan ada yang di dalam (atau) emang cuman di luar doang. Kalau ada yang di dalam mungkin mbaknya (wanita yang makan) juga kurang tepat, tapi kalau emang cuman di luar, berarti ya gak masalah karena emang dari tempat makannya gak nyediain tempat versi suasana puasa," jelasnya pada saya.
Dia mengaku kurang tahu tentang peraturan resmi yang mengatur tempat makan selama puasa. Namun menurutnya, selama enggak ada aturan resmi pada wilayah tersebut, makan di tempat makan tidak bisa menjadi hal yang salah, apalagi dicap tidak berakhlak.
Ya, teman saya ini berfokus pada kenyataan wanita tersebut makan di tempat makan, tempat yang seharusnya. "Lo yang puasa ngapain di tempat makan? Kayak aneh ngerekam orang makan di tempat makan?" tambahnya.
Teman 2: "Puasa itu kewajiban, jangan lakukan dengan terpaksa."