Mohon tunggu...
Lydia Tesaloni Mangunsong
Lydia Tesaloni Mangunsong Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Amatir

Tadinya mau jadi penulis novel. Tapi nggak jadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jauh Sebelum Pos Bloc di Jakarta, Ada Filateli di Weltevreden dengan Kesibukannya

12 April 2022   14:32 Diperbarui: 13 April 2022   21:51 2155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pos Bloc di Gedung Filateli(Sumber foto: dokumen pribadi)

Barangkali Daendels dikenal sebagai gubernur kejam, tetapi hasil kerjanya berhasil menyulap Weltevreden menjadi pusat pemerintahan dengan kemajuan pemanfaatan transportasi darat.

Alumni maupun siswa-siswi Boedoet dan Santa Ursula mesti tidak asing dengan keberadaan Gedung Filateli. Gedung antik seberang kali itu terletak di Jalan Pos, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Sampai 2020 lalu, mungkin tujuan mereka (dan mayoritas pengunjung lainnya) sebatas kopi di bagian kecil timur gedung. Namun setelah Pos Bloc diresmikan pada Oktober 2021 lalu, Gedung Filateli semakin ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah. 

Pos Bloc merupakan ruang kreatif publik yang menjadi wadah bagi sejumlah usaha kecil menengah (UKM) dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Gedung yang sebelumnya hanya sebatas aset Kantor Pos Indonesia direnovasi fisik hingga bisa ditempati oleh berbagai jenis UKM dan UMKM, mulai dari kuliner sampai produk kreatif. Pos Bloc sendiri merupakan kolaborasi PT Pos Indonesia dengan perusahaan swasta yang sebelumnya sukses membuka ruang kreatif publik M Bloc Square di Jakarta Selatan, PT Ruang Kreatif Pos.

Namun jauh sebelum menjadi ruang kreatif publik, Gedung Filateli adalah pusat komunikasi Weltevreden---nama ibukota Batavia pada zaman pemerintahan Gubernur Daendels awal abad 20. Gedung Filateli sebelumnya bernama Pos Telefon en Telegraf, sesuai dengan fungsinya yang melayani pos, telepon, dan telegram sejak tahun 1860-an. 

Ibu Kota Weltevreden dan Tata Ruang Kotanya yang Khas

Jika dilihat berdasarkan lokasi saat ini, Weltevreden merupakan kawasan Lapangan Banteng. Secara geografis, Weltevreden dibatasi oleh Jalan Kantor Pos dan Jalan Dokter Sutomo di bagian utara, Jalan Gunung Sahari dan Pasar Senen di bagian timur, Jalan Prapatan di bagian selatan, serta Kali Ciliwung di bagian barat. 

Wilayah Weltevreden(Sumber:
Wilayah Weltevreden(Sumber: "Peta Jakarta Lengkap: Barat, Timur, Utara, Selatan & Pusat," n.d.)

Dalam jurnalnya yang berjudul Pola Tata Ruang Weltevreden dan Fungsi Ruang Kota, Iwan Hermawan menyebutkan bahwa Weltevreden berarti "benar-benar puas". Lebih lanjut, Hermawan menjelaskan bahwa nama tersebut sebelumnya adalah nama peristirahatan kecil milik seorang Dewan Hindia yang diperoleh pada tahun 1693, di lahan yang kini menjadi tempat berdirinya RSPAD Gatot Soebroto. 

Weltevreden kemudian berkembang menjadi nama kawasan yang mencakup hampir seluruh Batavia. Kemudian pada 1704, Gubernur Jenderal J. Mossel menjadikan Weltevreden pusat administrasi jaringan kantor dagang dan koloni Belanda. 

Pada awal abad 19, Gubernur Jenderal H. W. Daendels memilih Weltevreden sebagai pusat pemerintahan, menggantikan pusat pemerintahan lama di kawasan Benteng Batavia. Daendels menata Weltevreden dengan inspirasi dari penataan kota-kota tua di Nusantara, di mana satu pusat kawasan dikelilingi oleh jalan yang saling memotong. Pada pusat kawasan berdiri bangunan-bangunan penting yang saling berdekatan.

Lain pada Batavia, lain pula pada Weltevreden. "Batavia meniru kota-kota di Belanda dengan kanal dan sungai sebagai urat nadi transportasi," ungkap Hermawan dalam jurnalnya. Hal tersebut membuat mobilitas di Weltevreden berpaku pada kendaraan air. 

Namun, Daendels membangun Weltevreden dengan tata ruang kota yang menjadikan transportasi darat sebagai prasarana utama (barangkali inilah mengapa ia terkenal sebagai seorang kejam yang mengadakan kerja rodi untuk membangun jalan Anyer---Panarukan). Hal tersebut terlihat dari banyaknya jalan yang bersimpangan dan saling berhubungan dengan Jalan Raya Pos sebagai jalur utamanya---yang bahkan menghubungkan Batavia dengan Buitenzorg (Bogor). 

Jalan utama Weltevreden yang bersimpangan dan saling berhubungan saat ini(Sumber foto: Google Maps)
Jalan utama Weltevreden yang bersimpangan dan saling berhubungan saat ini(Sumber foto: Google Maps)

Pusat pemerintahan Weltevreden ialah Lapangan Parade (saat ini merupakan Lapangan Banteng) beserta Istana Daendels (saat ini merupakan Gedung Kementerian) yang terletak di sisi timur lapangan. Kemudian bangunan-bangunan penting berdiri di sekitarnya: Gedung Pengadilan (saat ini merupakan Gedung Kementerian Keuangan), benteng perbatasan Weltevreden dengan Koningsplein (saat ini merupakan Masjid Istiqlal), Great Palace of Weltevreden atau Istana Weltevreden (saat ini merupakan Gedung RSPAD Gatot Soebroto), Gedung Freemasons sebagai tempat pertemuan sebuah organisasi besar eropa (saat ini merupakan Gedung Kimia Farma), Gereja Katedral, Stadsschouwburg atau teater kota (saat ini merupakan Gedung Kesenian Jakarta), Gedung STOVIA (saat ini merupakan Museum Kebangkitan Nasional, gedung-gedung sekolah, serta tak ketinggalan Gedung Kantor Pos (saat ini merupakan Gedung Filateli).

Tidakkah terbayang seramai dan sesibuk apa Weltevreden saat itu?

Filateli Sebelum Pos Bloc, Pos Telefon en Telegraf Sebelum Filateli

Termasuk dalam kesibukan Weltevreden, Gedung Kantor Pos sempat mengalami rekonsiliasi. Sebelum terkenal dengan nama Filateli, gedung seberang Kali Ciliwung yang pertama kali dibangun pada abad 17 itu dikenal sebagai Kantor Pos dengan nama Pos Telefon en Telegraf---yang berarti pos, telepon, dan telegram. 

Sesuai dengan namanya, gedung tersebut berfungsi sebagai tempat pengaturan surat, telepon, dan telegram pada abad 19 sampai dengan awal abad 20. Kemudian pada tahun 1912---1929, seorang arsitek Belanda John van Hoytema membangun ulang gedung tersebut. 

Di tangan John, Pos Telefon en Telegraf berubah menjadi bangunan dengan gaya arsitektur Art Deco yang dipengaruhi aliran Art and Craft pada detail interiornya. Bentuk lebar dengan atap tinggi memberikan kesan Eropa kuno yang masih terasa sampai sekarang.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Interior Gedung Filateli yang tidak berubah sampai sekarang.(Sumber: dokumen pribadi)
Interior Gedung Filateli yang tidak berubah sampai sekarang.(Sumber: dokumen pribadi)

Meski menjadi salah satu bangunan utama di pusat pemerintahan, Gedung Kantor Pos ini pada akhirnya beralih fungsi menjadi Kantor Filateli Jakarta saat Daendels tak lagi berkuasa. Sementara seluruh aktivitas pos dipindahkan ke gedung baru yang menghadap ke Lapangan Parade, Gedung Filateli menjadi  kantor pengiriman barang sekaligus tempat percetakan seluruh perangko pada zaman itu---dan bahkan sampai sekarang. 

Namun seiring berjalannya waktu, kini pencarian dengan kata kunci "Gedung Filateli" tidak akan langsung memunculkan segala sesuatu yang berkaitan dengan surat, telepon, telegram, maupun perangko. Gedung Filateli telah disulap menjadi bangunan ramah milenial yang menjadi destinasi wisata harian dengan kemunculan Pos Bloc.

Pos Bloc mengusung tema seni dan sejarah.(Sumber: dokumen pribadi)
Pos Bloc mengusung tema seni dan sejarah.(Sumber: dokumen pribadi)

Nuansa antik Gedung Filateli masih begitu terasa pada Pos Bloc, kendati jajakan kuliner dan yang lainnya identik dengan era milenial. Hal tersebut disebabkan tata ruang gedung yang tidak diubah sama sekali: dengan atap tinggi, sejumlah selasar dan taman di bagian dalam gedung, lantai marmer dan kaca patri, serta halaman belakang yang dimanfaatkan sebagai tempat meja dan kursi bagi pengunjung. 

Menurut situs resmi Pos Indonesia, Pos Bloc Jakarta menekankan sisi estetika seni dengan semboyan "Arts, culture, entertainment in a heritage place," berbeda dengan M Bloc Square yang mengusung tema urban, millennial, dan kekinian.

Pengunjung bisa menjajaki sejumlah kuliner milenial dengan spot-spot foto menarik sekaligus merasakan nuansa antik dari tata ruang Gedung Filateli. Selagi berada di Jakarta, Pos Bloc barangkali bisa ditambahkan ke daftar tempat yang mesti disambangi.

Referensi:

Hermawan, Iwan. (2020). Pola Tata Ruang Weltevreden dan Fungsi Ruang Kota. Panalungtik, 3 (1), 1--13. 

Peresmian Ruang Kreatif Publik. https://www.posindonesia.co.id/id/artikel/detail/154/peresmian-ruang-kreatif-publik-pos-bloc-jakarta 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun