Mohon tunggu...
lydia sari
lydia sari Mohon Tunggu... -

just me

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mezzoforte VII (Ending)

12 September 2010   14:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

,,Sheila, inget pesen mama, sampai di Berlin, kamu telpon mama, kabarin mama. Terus jangan banyak ngerepotin tante Kus dan on Galing yah,” pesan mama wanti-wanti.
,,Siip Ma, insyaAllah Sheila kabarin kalau udah sampe sana. Iya Ma, janji, Sheila gak nakal. Hehehe,” jawab Sheila sambil melemparkan tawanya.
Sesampainya di Berlin, Sheila akan tinggal di rumah om dan tantenya. Adik papanya, tante Kus, menempuh pendidikan master bersama suaminya di sana. Mendengar kedatangan Sheila, tante Kus dan om Galing sangat senang dan berencana mengajak Sheila untuk keliling kota Berlin. Tante Kus juga tidak kalah jago main piano disbanding dengan Sheila. Oleh karena itu, Sheila tidak repot-repot untuk membeli piano lagi di sana karena grand piano sudah tersedia di rumah tantenya.

***

,,Wuah... jadi ini toh gerbang Brandenburg! Keren!,” seru Sheila ketika turun dari mobil tantenya.
,,Iya La, hehehe. Lihat ke atasnya deh! Ada Quadriga dengan Viktoria, ” ujar tantenya
,,Wuah, iya tante!,” serunya lagi.
,,Aku ke deket sana sebentar ya, tante!,” lanjut Sheila mendekati gerbang itu.

Sesosok pria bertubuh tinggi, sedikit gemuk, berkulit putih, dan berwajah segar menghampiri Sheila dalam jarak satu meter.

,,Sheila,”

Sheila segera menoleh dan menyadari bahwa ia kenal dengan suara yang memanggilnya.

,,Bintang!” seru Sheila kaget.

,,Aku tahu, kamu akan berhasil,La. Aku tahu, kita akan dipertemukan di suatu tempat. Dan ternyata, Allah mempertemukan kita di kota ini. Gratuliere !,” ucap Bintang.

,,Alhamdulillah, Bintang,,” ujarnya serak menahan air mata.

-The End-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun