Mohon tunggu...
Lydia Nuari Dewi
Lydia Nuari Dewi Mohon Tunggu... Guru - Love more, learn more, dream more, care more and be more.

a storyteller

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Jiwa yang Menari

14 Januari 2020   15:14 Diperbarui: 16 Januari 2020   13:39 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara musik mengalun

gendang berkumandang 

seruling yang bikin pusing hilang 

hentakkan tepukan

suara hitungan dari sang guru terdengar tegas

jelas keras

"Ulangi" katanya

Mulutnya tidak hanya menghitung ketukan

tapi juga melagukan suara gamelan

"gong" "pong" "tak tak tak" 

Wajah lelah, serius, dan banyak desah 

tergambar jelas dari wajah tiap murid

Sang guru? ahaha 

setiap istirahat minum dia memberi contoh 

mengulangi, lagi lagi lagi 

lelah? tak tampak tak dirasa.

Pagi buta sang guru bersiap

merias membantu memakaikan kostum

entah empat atau lima jam persiapan

padahal pentas hanya sekejap mata saja

rasa lapar, ceria, sukacita, setelah selesai semua

"Kesel aku." Kata sang guru 

ketika berakhir pentas

Semua murid mengapresiasi dengan tawa 

pijitan kecil di pundak sang guru

muridpun tau sang guru tidak dalam kondisi sehat betul 

Lupus, 10 tahun kira-kira dia derita

tapi matanya tidak jera

berkobar menceritakan mimpinya

hari ini langit mendung

awan hitam menggantung

air mata membendung 

suara musik mengalun sendu 

rasanya pilu

Liuk tubuh, tak nampak lagi 

derap langkah, tak terdengar lagi

apalagi suara sorakan semangat

berubah jadi tangisan dan wajah pucat

Jalan hidup kekasihku berhenti

Dia terdiam kaku dan mati 

Berhenti memberi

Berhenti menari

Tetapi dia menang, tidak terhenti

Dalam jiwa yang menari

Sampai jumpa lagi

Miss Dina Christanti

Sang guru

Di dedikasikan kepada Trifosa Dina Christantii

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun