Suara musik mengalun
gendang berkumandangÂ
seruling yang bikin pusing hilangÂ
hentakkan tepukan
suara hitungan dari sang guru terdengar tegas
jelas keras
"Ulangi" katanya
Mulutnya tidak hanya menghitung ketukan
tapi juga melagukan suara gamelan
"gong" "pong" "tak tak tak"Â
Wajah lelah, serius, dan banyak desahÂ
tergambar jelas dari wajah tiap murid
Sang guru? ahahaÂ
setiap istirahat minum dia memberi contohÂ
mengulangi, lagi lagi lagiÂ
lelah? tak tampak tak dirasa.
Pagi buta sang guru bersiap
merias membantu memakaikan kostum
entah empat atau lima jam persiapan
padahal pentas hanya sekejap mata saja
rasa lapar, ceria, sukacita, setelah selesai semua
"Kesel aku." Kata sang guruÂ
ketika berakhir pentas
Semua murid mengapresiasi dengan tawaÂ
pijitan kecil di pundak sang guru
muridpun tau sang guru tidak dalam kondisi sehat betulÂ
Lupus, 10 tahun kira-kira dia derita
tapi matanya tidak jera
berkobar menceritakan mimpinya
hari ini langit mendung
awan hitam menggantung
air mata membendungÂ
suara musik mengalun senduÂ
rasanya pilu
Liuk tubuh, tak nampak lagiÂ
derap langkah, tak terdengar lagi
apalagi suara sorakan semangat
berubah jadi tangisan dan wajah pucat
Jalan hidup kekasihku berhenti
Dia terdiam kaku dan matiÂ
Berhenti memberi
Berhenti menari
Tetapi dia menang, tidak terhenti
Dalam jiwa yang menari
Sampai jumpa lagi
Miss Dina Christanti
Sang guru
Di dedikasikan kepada Trifosa Dina Christantii
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H