Mohon tunggu...
Lydia Maudy  Anthoriene Abast
Lydia Maudy Anthoriene Abast Mohon Tunggu... -

Saya perduli karena memang saya selalu perduli dengan anak-anak dan orang-orang yang minim pendapatan dan pengalaman. Apalagi dengan kasus spt ini, yang kebetulan saya tahu dengan baik apa yang akan dilalui seorang pasien penyakit jantung. Jadi saya akan bantu mereka sampai mereka mendapatkan fasilitas yang memang dibutuhkan dan layak mereka terima. Saya memang tidak punya materi yang cukup untuk membantu mereka tetapi saya punya Allah yang luarbiasa, yang akan membuka jalan dan menunjukkan orang-orang yang tepat yang bisa membantu melalui tahapan ini. Owner Roemah Boenga Cibinong. Consultant for Agricultural, Land Rehabilitation, Reforestation and Organic Waste Treatment. Pemerhati Anak-Anak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kalau Saya Tidak Punya Uang Lagi untuk Memberi Makan Anjing dan Kucing

17 Maret 2016   11:48 Diperbarui: 17 Maret 2016   12:41 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

KALAU SAYA TIDAK PUNYA UANG LAGI UNTUK MEMBERI MAKAN ANJING DAN KUCING SAYA AKAN MEMBERI RACUN MEREKA DAN YANG TERAKHIR SAYA AKAN MEMAKAN RACUN ITU

Beberapa hari ini merupakan salah satu puncak dari perjuangan para rescuer – dog lovers – cat lovers, agar lebih perduli dan membuka hati untuk memperjuangkan kesejahteraan hidup anak-anak kaki 4 yang teraniaya – terbuang – disiksa oleh owner dan orang-orang yang benci kehadiran mereka dan belum lagi hidupnya diincar oleh orang-orang rakus yang suka mengkonsumsi mereka dengan dalih kesehatan dan bahkan untuk mencari dana buat pembangunan rumah ibadah.

Jungkir balik tanpa mengenal waktu – berkejaran dengan waktu karena kondisi satwa yang sudah sekarat atau sakit yang memerlukan penanganan khusus – menghadapi sekelompok orang yang beringas mengharapkan sejumlah uang dari anak – anak kaki 4 yang bukan milik mereka bahkan mungkin mereka ambil dari jalanan atau rumah pemiliknya, itu yang harus dihadapi oleh para rescuer. Masyarakat awam yang tidak mengerti pasti berpikir kenapa musti susah-susah berjuang untuk para satwa ini, sementara banyak anak-anak yatim yang bisa dibantu, banyak dalil yang akan mereka katakan tapi sementara mereka sendiri tidak pernah melakukannya (berdasarkan pengalaman selama hampir 10 tahun). Sama satwa saja kami perduli apalagi sama anak-anak manusia, cuma bedanya satwa-satwa ini tidak punya daya untuk memperjuangkan dirinya jika sudah terikat dan dikandangin, dia bisa hidup dari belas kasihan ownernya. Beruntung kalau mereka punya owner yang baik, yang akan membawa mereka ke vet jika sakit, vaksin dan memberi makan dan minum yang layak untuk mereka.

SALAH SATU KASUS YANG PERLU DIPERHATIKAN KARENA SIKAP OWNERNYA !!

Jika saja tidak cepat diresponse, kasus Pakde Yoyok dan 70 ekor satwanya akan sama seperti di Gunung Sindur beda versi. Pakde Yoyok ini sudah mengatakan jika dia sudah tidak bisa memberi makan 40 ekor anjing mongrel dan 30 ekor kucing, dia akan memberi racun semua satwanya daripada jatuh ke tangan-tangan orang yang membutuhkan anjing-anjing itu untuk dibuat sengsu, dan terakhir Pakde akan meracuni dirinya sendiri jika semua satwanya sudah mati. Terbayang pemandangan horror yang akan kita liat jika tidak bergerak cepat untuk membantu Pakde Yoyok dan anak-anak kaki 4 nya. Pakde Yoyok ini senang mengumpulkan anjing dan kucing jalanan dan memberi mereka tempat tinggal tetapi satu pun dari anak-anaknya ini tidak ada namanya dan bahkan Pakde sendiri tidak hapal semuanya kecuali anjing-anjing yang suka jadi provokator, kalau mereka berkelahi Pakde Yoyok dengan suara kencangnya melerai anjing-anjing tersebut sambil memukul mereka. Mereka terisolir dari dunia luar dengan alasan takut dijadikan sengsu tapi didalam mereka tidak mendapat kasih sayang yang pantas mereka dapatkan, tidak pernah divaksin, tidak pernah diperiksa kesehatannya, tidak pernah dimandikan, dll. Mereka liar…waktu team datang untuk memberikan obat cacing, menangkap 1 ekor anjing itu butuh 3 orang dan mendapat perlawanan yang sengit sekali dan itu ditunggu oleh kelompoknya yang siap menyerang, bahkan 1 orang team kami yaitu Ikhsan mendapat tanda mata dibetisnya karena digigit. Disamping itu ternyata Pakde Yoyok tidak suka perlakuan terhadap anjing-anjingnya sementara dia sendiri tidak bisa kasih solusi bagaimana cara team untuk memberikan obat. Pensiunan Guru ini memang mengabdikan dirinya untuk satwanya sampai dia tidak menikah karena takut istrinya tidak suka sama satwanya, sampai dia menjual rumah dan lahannya hanya untuk memberi makan satwanya @Rp. 300.000,-/hari. Selain satwa yang dirumah, beliau juga memberi makan satwa2 yang dia temui di jalan, bahkan sampai malam hari dia berkeliling daerahnya untuk mencari satwa yang belum makan. Dia beri satwanya ikan-ikan pindang – perut ikan busuk – krupuk2 yang sudah lembek – bekatul yang sudah tidak layak dimakan, tidak heran kalau satwanya ini ada yang kena penyakit kulit, ada yang kepalanya luka dan berbelatung, bahkan ini bertambah lagi.

Lingkungan rumah yang dipinjamkan oleh saudaranya ini, memang dulunya adalah rumah beliau, penuh dengan sampah (waktu awalnya), penuh dengan tumpukan kotoran satwa, kotor, tidak higienis, ada tikus dan keluarganya, lembab. Bayangkan Pakde ini hidup seperti ini 15 tahun, dianggap aneh oleh lingkungan sekitar tapi karena dia pensiunan guru (bukan PNS) serta usianya yang sepuh 63 tahun, mereka masih menghormati dan segan terhadap beliau, sampai dia tidak mudah percaya kepada orang lain kecuali keluarganya. Betapa senangnya dia waktu team kami berniat membantunya dan satwa-satwanya. Di usianya yang sudah senja paling tidak dia tahu kalau nanti satwanya ada yang merawat dan memperhatikan mereka serta merawat mereka. Kami mengedukasi beliau untuk memberi makan DOG FOOD dan CAT FOOD untuk satwa-satwanya dan bulu-bulu mereka sekarang sudah mulai bagus  walaupun berat badannya belum maksimal. Dan kami akan menjalin hubungan kembali dengan pemerintahan setempat terutama Dinas Peternakan, untuk memudahkan merawat dan pemberian vaksin rabies untuk anak-anak kaki 4 ini.

Kami berencana untuk mensteril anjing-anjing ini  dan untuk yang kucing itu kucing-kucing jantan dan nanti kami dibantu oleh cat lovers yang sudah bersedia membantu steril kucing-kucing jantan. Tetapi sebelum itu kami harus membuat kandang-kandang untuk memisahkan kelompok-kelompok anjing ini (agar mudah divaksin – disteril dengan tempat yang sudah higienies) dan memudahkan membersihkan kotoran dan peenya, serta melatih mereka untuk dekat dengan manusia, agar nanti jika sudah tiba saatnya mereka sudah sehat dan bisa diadopsi. Yang menggembirakan ternyata keluarga pakde Yoyok mau membantu begitu juga dengan tetangga disekitarnya, mereka siap membantu jika hal ini terlaksana.

Sambil menunggu konsep kandang-kandang yang akan dibangun, sementara kami memerlukan bantuan dari teman-teman yang perduli dengan satwa-satwa ini, untuk pangan dan lain-lain bisa ditujukan :

 

1.    Untuk rekening :

       BCA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun