Mohon tunggu...
Lydia Avry Inayah
Lydia Avry Inayah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Online Learning Communication Science '17

a flight attendant, a student, and full time mother.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Etika pada Film Schindler's List

22 Juli 2022   03:48 Diperbarui: 22 Juli 2022   03:53 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tindakan Oskar sebagai seorang Katolik yang berbohong dan membantu Yahudi dapat dilihat dari sudut pandang meta-etika. Dari manakah asalnya baik dan buruk? Meta-etika mempersoalkan tentang objektivitas moral itu sendiri. 

Apa yang mendasari larangan membantu Yahudi? Apakah standar moral berbeda-beda di setiap budaya masyarakat? Kita mengetahui manusia pada dasarnya mampu mengetahui perbedaan baik-buruk dan memiliki kesadaran untuk memilih yang baik diantara yang buruk. Dalam meta etika kita dapat merefleksikan secara kritis tentang relativitas moralitas.

 

Etika normatif manakah yang dapat membenarkan hal yang dipersoalkan dalam film ini?

Etika utilitarianisme yang mengusahakan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang dapat membenarkan persoalan dalam film ini. Etika utilitarianisme adalah sebuah bentuk dari konsekuensialisme. 

Menurut Abumere (2019) pada konsekuensialisme, tindakan apa yang baik dan buruk secara moral tergantung pada konsekuensi yang ditimbulkan. 

Pada dasarnya tindakan (atau bisa jadi tidak bertindak apa-apa) yang konsekuensi negatifnya lebih besar daripada konsekuensi positifnya akan dianggap salah secara moral, sedangkan tindakan yang konsekuensi positifnya lebih besar daripada konsekuensi negatifnya dianggap benar secara moral. 

Tindakan yang menguntungkan sedikit orang dan merugikan lebih banyak orang akan dianggap salah secara moral, dan tindakan yang menguntungkan banyak orang dan merugikan sedikit orang dianggap benar secara moral. Istilah untung dan rugi pada utilitarianisme juga dapat diganti oleh kebahagiaan/ketidakbahagiaan dan kenikmatan/kesakitan.

Menurut utilitarian, kita diperbolehkan mengorbankan kepentingan individual demi kebaikan sebanyak mungkin orang. Dalam hal ini, kewajiban moral Oskar sebagai individu untuk selalu berkata jujur dikorbankan demi menyelamatkan pekerja Yahudinya. 

Ia yakin dengan berbohong dan menyogok, dampaknya adalah para Nazi memperbolehkannya mengelola pekerjanya dengan lebih bebas. Sehingga dapat menyelamatkan mereka dari kamp konsentrasi. Alasan ini merupakan jelmaan konsep utilitarian sejati yang mengukur suatu tindakan dari kesuksesan tindakan tersebut. 

Oskar beruntung karena keputusannya untuk berbohong dan menyogok memiliki konsekuensi yang baik, para pekerja Yahudi itu memang akhirnya selamat. Namun tindakannya telah menjadikan nilai moral menjadi relatif, dimana berbohong dan menyogok diperbolehkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun