Saya sering berpikir jika satu tempat wisata alam yang indah dipublikasikan, maka akan sangat mudah jadi populer. Netizen di Indonesia sangat cepat tanggap dengan segala hal yang viral dan berusaha jadi yang pertama untuk menjejakkan kaki di tempat itu.Â
Setelah tiba disana, yang dilakukan tentu adalah berfoto dan membuat video untuk dipamerkan. Bak bola salju, kepopuleran pun akan berlipat ganda. Namun warga di sekitar tempat wisata seringkali tidak siap untuk menyambut arus pengunjung.Â
Wisatawan yang datang pun tidak terlatih untuk bukan cuma menikmati tapi juga menjaga kelestarian alam. Itu persepsi saya dan ada alasannya.Â
Biasanya akses menuju ke jalur wisata yang viral masih dibiarkan kurang baik atau malah buruk. Saat ini di beberapa tempat sudah dibentuk Pokdarwis dan sudah mulai dilakukan perbaikan akses agar mampu menyedot lebih banyak pengunjung.Â
Namun tidak sedikit yang masih diacuhkan dan menyia-nyiakan potensi yang ada. Bisa juga terjadi di tempat yang awalnya cantik alami justru dibangun anjungan atau sudut foto yang artifisial dan tidak nyambung dengan suasana di sekitarnya. Efek yang ditimbulkan malah terlihat aneh dan menutupi keindahan alamnya.Â
Dari sisi pengunjung, wisatawan perlu lebih diedukasi agar tidak mengabaikan kelestarian alam. Biasanya edukasi ini banyak diberikan kepada grup pencinta alam.Â
Slogan jangan ambil sesuatu kecuali gambar, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak dan jangan bunuh sesuatu kecuali waktu itu seharusnya diterapkan semua orang.Â
Bila merasa ingin berkemah, bawalah kantong sampah sendiri untuk membereskan sampahmu hingga lingkungan tetap bersih. Bila melihat rumput yang apik dan tanaman terawat, jangan dicabuti dan diinjak semena-mena.Â
Rasanya tentu lebih repot dibandingkan tinggal datang, foto-foto sesuka hati lalu makan kudapan dan langsung lempar bungkusnya kemana saja.Â
Tapi hal ini berkaitan dengan rasa tanggung jawab dan hati nurani setiap orang karena kalau bukan dari kita yang menjaga, mau siapa lagi?Â
Semoga kisah rumah Abah Jajang ini berakhir bahagia...Â