Mohon tunggu...
Aliyatul Husna
Aliyatul Husna Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Bersekolah di MTsN Kota Padang Panjang. Hobi membaca, menulis, dan memasak. Penyuka cerpen, cerita fiksi, pantun, dan humaniora

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kerinci Pusat Kehidupan Slow Living

22 Januari 2025   18:38 Diperbarui: 22 Januari 2025   18:38 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Danau Kaco yang Airnya Sebening dan Sebiru Kaca

Gambar Danau Kaco yang Airnya Sebening dan Sebiru Kaca
Gambar Danau Kaco yang Airnya Sebening dan Sebiru Kaca
Air Terjun Talang Kemulun juga tak kalah indah dari destinasi alam lainnya. Banyaknya spot foto yang indah membuat keindahan alam ini sangat sayang jika tidak diabadikan. Air terjun ini seperti surga bagi fotografer di dunia.

Selain wisata alam, Kerinci juga menyajikan wisata kuliner yang menurutku sangat menarik. Salah satu kuliner khasnya adalah gulai teduak. Hidangan ini terbuat dari daging sapi dan dimasak bersama dengan nangka muda. Rasa Gulainya yang kaya akan rempah membuat lidahku menari-nari setelah memakannya.

Selain makanan, terdapat kopi kerinci yang memiliki rasa dan aroma yang khas. Kata ayahku aromanya seperti aroma kokoa. Sedangkan rasanya lebih cenderung ke arah lemon yang segar. Cita rasa yang unik ini membuat Kerinci menjadi magnet bagi para pecinta kopi dunia.

Di Kerinci aku belajar banyak hal baru. Contohnya dari segi tradisi dan budayanya. Aku pernah melihat orang-orang melaksanakan tradisi rentak kudo ketika ada yang menikah. Tradisi rentak kudo adalah tarian dengan pola gerakan menghentak-hentak seperti kuda. Maksud dari tradisi ini adalah untuk memeriahkan pesta pernikahan tersebut.

Menurut aku dan keluarga kehidupan di Kerinci jauh dari kata sibuk. Ya!. Lebih tepatnya sangat santai. Orang-orang Kerinci lebih banyak menikmati alur hidup mereka dengan lambat.

Aku jadi teringat waktu pertama kali kami pergi ke Kerinci. Saat itu aku masih kelas 5 SD. Keluargaku memutuskan untuk pindah ke sini dengan alasan pekerjaan.

Waktu itu aku sangat terkejut melihat keadaan yang cukup santai. Berbeda dengan kota yang pernah aku tempati dulu. Kota yang setiap pagi sibuk dengan hilir mudik kendaraan sangat bertolak belakang dengan kabupaten yang masih menghabiskan paginya untuk sarapan.

Ketika hari pertama aku bersekolah di sana, aku lekas bersiap karna takut terlambat. Setibanya aku di sekolah belum ada yang datang satu orang pun. Bahkan gerbangnya pun belum dibuka. Ayah mengejek aku yang sudah bolak balik ke sekolah. Kebetulan sekolah itu hanya berjarak tiga rumah dari rumahku.

Ayah: Baa ndak jadi ka sekolah ni?

Saya: Gerbang lun terbuka lagi yah

Ayah: Di sini ndak sama kayak di kota dulu. Orang-orang menghabiskan waktu pagi mereka untuk sarapan sama keluarganya dulu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun