Masalahnya cinta sejati itu kebanyakan hanya sekali dalam hidup ini. True love only happens once ! Apabila saya seorang Veronica lain yang besar di Barat sudah pasti akan saya ceraikan atau biarkan Ahok menceraikan saya, karena saya berhak hidup bahagia dan saya berhak berselingkuh apabila ada sesuatu yang kurang dalam hidup ini apabila tidak saya selesaikan.Â
Saya berhak egois, dan saya berhak mencintai dan tidak lagi mencintai siapapun juga. Mungkin saya akan berbisik lembut di telinga suami saya yang sekarang, atau berbicara di depannya, "Look, it's my fault, I'm resigning from the family. I think, you have to move on, and I have to move on too, we all have to move on. Love that was once there, it's no longer there, baby.".Â
Mungkin dia akan menangis dan membanting piring berhari-hari lamanya, tapi seperti di novel-novel Sydney Sheldon, waktu juga yang dapat menyembuhkan segalanya. Anak-anak perlu dijelaskan dan tetap membagi waktu kunjungan untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama keluarga lama atau pun yang barunya.
Dan apabila saya seorang Veronica Tan yang memang tidak besar di Barat melainkan di Indonesia dan saat ini memiliki suami bernama Ahok ? Jujur saya tidak tahu, lebih baik urusan ini saya serahkan kepada Veronica yang aslinya karena itu bukan urusan saya yang notabene bukan Veronica Tan. Veronica Tan yang pernah saya lihat di video-video di youtube, pernah berkata bahwa dia sebenarnya orang kota, sedangkan Ahok seperti orang kampung, dia dulunya tidak dapat berkomunikasi dengan mudah sebelum aktif di gereja dibandingkan dengan Ahok yang dapat bergaul dengan siapa saja.Â
Veronica Tan yang saya lihat dan belum pernah saya bertemu sekali pun, sepertinya memang tidak tertarik dengan urusan politik dan di video-video pun terlihat tidak bahagia atau tidak cocok dalam menjalankan tugas-tugas sebagai istri Gubernur. Saya tebak, perempuan-perempuan seperti Veronica Tan yang berlatar belakang tionghoa kebanyakan lebih memilih hidup anonim, bisa jalan-jalan tanpa ada satu orang pun yang mengenalinya atau pun melakukan segala sesuatunya tanpa harus perlu dinilai publik apakah baik atau buruk, tanpa harus berpura-pura bahwa hidup ideal adalah hidup yang suci atau pun bersih atau berdasar prinsip-prinsip.Â
Kata kasarnya mungkin hidup seperti bola liar pun adalah hidup yang dapat dijalani karena itu adalah sebuah pilihan, daripada harus berpura-pura menjadi seorang istri gubernur, lebih baik menjadi diri saya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H