Konsep pendekatan pragmatik merupakan pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan, moral agama atau tujuan yang lainnya. Pendekatan pragmatik mengkaji karya sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan tujuan-tujuan tertentu bagi pembacanya. Semakin banyak nilai-nilai, ajaran-ajaran yang diberikan kepada pembaca maka semakin baik karya sastra tersebut. Pendekatan pragmatis memberikan perhatian utama pada peran pembaca. Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang puisi sebagai sesuatu yang dibangun untuk mencapai efek-efek tertentu pada audience (pembaca atau pendengar), baik berupa efek kesenangan estetik ataupun ajaran/pendidikan maupun efek-efek yang lain. Pendekatan ini cenderung menilai puisi berdasarkan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan tersebut. Selain itu, pendekatan ini menekankan strategi estetik untuk menarik dan mempengaruhi tanggaan-tanggapan pembacanya kepada masalah yang dikemukakan dalam puisi.
Karakteristik pendekatan paragmatik mrupakan asumsi dasar pendekatan pragmatik bahwa karya sastra merupakan sesuatu yang bersifat artefak. Ia merupakan suatu benda yang belum mempunyai jiwa, dan baru mempunyai jiwa bila dinikmati atau dipahami oleh pembaca. Dalam menelaah, unsur yang menjadi objek telaah mencakup seluruh unsur, baik fisik maupun unsur batin dan unsur-unsur lain yang dapat dijadikan acuan untuk mengkongkretkan makna yang abstrak. Dasar pertimbangan dalam penentuan makna adalah perpaduan unsur intrinsik dengan unsur ekstrinsik serta faktor genetik dan pengalaman yang dipunyai pembaca. Esensi karya sastra adalah makna setiap unsur, hubungan antara unsur dan keterpaduannya dihubungkan dengan konteks kesemestaan dan sistem kognisi pembaca.
Contoh puisi yang bermuatan paragmatik
Puisi Kehidupan Aneh Di Balik Jendela karya Setya Naka Andrian
KEHIDUPAN ANEH DI BALIK JENDELA
Ada kehidupan aneh di balik jendela
Banyak yang mengganggapnya
Sebagai perlintasan perasaan orang putus asa
Di sana, berisi para nelayan dengan takdir lautnya
Para pendoa dengan segenap nuraninya
Para pendekar dengan genggaman pedang di tangan kirinya
Hingga para seniman dengan sepasang sayapnya
Di balik jendela,
Mereka saling membicarakan keanehan
Yang saling berburuk sangka
Februari 2015
Berikut nilai-nilai pragmatik dalam ”Kehidupan Aneh di Balik Jendela” karya Setya Naka Andrian puisi akan kami jelaskan pada beberapa potongan berikut ini :
Ada kehidupan aneh di balik jendela
Banyak yang mengganggapnya
Sebagai perlintasan perasaan orang putus asa
Potongan puisi diatas menggambarkan tentang kehidupan masyarakat yang terkadang sibuk membicarakan orang lain, dan banyak yang mengganggap kegiatan menggunjing orang lain merupakan hal yang wajar seakan-akan orang yang sedang melakukan pergunjingan tersebut tidak mempunyai pekerjaan lain yang lebih bermanfaat bagi dirinya.
Melalui pendekatan pragmatik, pesan dan manfaat yang tersampaikan kepada pembaca adalah bahwa lebih baik mengurusi hidup sendiri daripada sibuk membicarakan tingkah laku orang lain yang tidak ada hubungannya dengan kehidupan kita. lebih baik gunakanlah waktu untuk hal yang lebih baik.
Di sana, berisi para nelayan dengan takdir lautnya
Para pendoa dengan segenap nuraninya
Para pendekar dengan genggaman pedang di tangan kirinya
Hingga para seniman dengan sepasang sayapnya
Potongan puisi diatas menggambarkan tentang seseorang memiliki kepribadian masing-masing yang membedakan satu oran dengan orang lain. Bahwa setiap orang memiliki tujuan dan takdir yang berbeda-beda.
Melalui pendekatan pragmatik, pesan dan manfaat yang tersampaikan kepada pembaca adalah setiap orang haruslah menghargai perbedaan karakter orang lain. Kita haruslah bersyukur dengan apa yang kita miliki, bahwa setiap orang itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Di balik jendela,
Mereka saling membicarakan keanehan
Yang saling berburuk sangka
Potongan puisi diatas dihadirkan oleh Setya Naka Andrian untuk memperkuat potongan bait sebelumnya yaitu bahwa setiap kehidupan orang pasti akan membicarakan keburukan orang lain dan saling berburuk sangka.
Melalui pendekatan pragmatik, pesan dan manfaat yang tersampaikan kepada pembaca adalah setiap orang haruslah berbaik sangka trhadap orang lain, bahwa membicarakan orang lain seperti memakan bangkai saudara kita sendiri.
Puisi Sebuah Lok Hitam karya Hartojo Andangdjaja
SEBUAH LOK HITAM
Sebuah lok hitam
terlepas dari gerbong
sendiri melancar ke dalam
ia menderam ia melonglong
Ada lok hitam melancar sendirian
Kami hanya melihatnya bertanya keheranan:
kemanakah lok berjalan
adakah stasiun penghabisan
Jauh di depan tak ada sinyal kelihatan
jauh di depan hanya malam terhampar di jalan.
Berikut nilai-nilai pragmatik dalam puisi “Sebuah Lok Hitam” karya Hartojo Andangdjaja akan kami jelaskan pada beberapa potongan berikut ini :
Sebuah lok hitam
terlepas dari gerbong
sendiri melancar ke dalam
ia menderam ia melonglong
Potongan puisi diatas menggambarkan tentang sosok seorang pemimpin yang lepas dari tanggung jawabnya sebagai pemimpin rakyat yang seharusnya menjaga dan melindungi rakyatnya, tetapi pemimpin tersebut lebih memilih jalannya sendiri dalam mengatur negara tanpa memberikan kebebasan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi secara demokratis.
Melalui pendekatan pragmatik, pesan dan manfaat yang tersampaikan kepada pembaca adalah bahwa kita harus berhati-hati dalam memilih pemimpin yang baik dan bijaksana yang mau memberi kebebasan aspirasi kepada rakyat, karena aspirasi masyarakat adalah sebagai modal awal dalam mewujudkan negara yang baik
Ada lok hitam melancar sendirian
Kami hanya melihatnya bertanya keheranan:
kemanakah lok berjalan
adakah stasiun penghabisan
Potongan puisi diatas menggambarkan seorang pemimpin yang memimpin negara berdasarkan prinsip pribadinya sendiri, sehingga rakyatnya heran sampai kapan pemimpin tersebut akan terus memimpin seperti itu.
Sehingga dari nilai pragmatik potongan puisi tersebut, pesan dan manfaat yang tersampaikan kepada pembaca adalah sebagai warga negara, kita seharusnya memberikan contoh yang baik dan saling bekerja sama demi mencapai tujuan tertentu.
Jauh di depan tak ada sinyal kelihatan
jauh di depan hanya malam terhampar di jalan.
Potongan puisi diatas dihadirkan oleh Hartojo Andangdjaja untuk memperkuat potongan sebelumnya yaitu bahwa yang dilakukan pemimpin tersebut semakin lama tidak menghasilkan titik terang kesejahteraan, tetapi hanya kehancuran ekonomi yang dihasilkan.
Melalui pendekatan pragmatik, pesan dan manfaat yang tersampaikan kepada pembaca yaitu kita tidak boleh memimpin berdasarkan prinsip pribadi, karena dengan meremehkan atau tidak mempedulikan pendapat orang lain, maka yang dihasilkan tidak akan sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H