Mohon tunggu...
Lya Cilandari
Lya Cilandari Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Selanjutnya

Tutup

Money

Cinta Produk Lokal

17 Desember 2017   11:43 Diperbarui: 17 Desember 2017   11:53 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin ada beberapa orang yang merasa lebih keren kalo pake produk asing atau produk luar negeri. Padahal kalo lebih diperhatikan, produk dalam negeri itu nggak kalah saing lho kualitasnya. 

Mengutip pernyataan Haris Munandar, Sekretaris Jendral Kementerian Perindustrian, banyak produk Indonesia yang telah mendunia, salah satunya produk kecintaan seluruh umat yaitu Indomie. Bahkan di Afrika dan Arab Saudi, mie instan ini sudah menjadi makanan sehari-hari yang gampang banget dicari. 

Bahkan Akhyari Hananto, Founder & Editor in Chief Good News from Indonesia menyampaikan orang Nigeria marah jika Indomie diklaim sebagai produk made in Indonesia. Lucu kan? Fakta lainnya Indomie masuk dalam 10 besar produk yang paling banyak dibeli di dunia. Makanan yg dianggap sebagai makanan anak kost di akhir bulan ternyata makanan yg punya posisi bergengsi di dunia.. W.O.W  kan?

Pada dasarnya banyak lho produk dalam negeri yang bahkan kita sendiri mungkin tidak menyadari bahwa itu made in Indonesia, contohnya J-Co, CFC dan Excelco. Produk internasional juga banyak yang dibuat di Indonesia tapi pemasarannya di luar negeri bahkan mendunia.

Mengenai cinta produk lokal, Mas Iwet Ramadhan, penyiar radio favorit saya yang juga Founder TIK, punya fakta mengagetkan di acara nangkring Kompasiana hari ini. Beliau menyampaikan pada saat batik diklaim sebagai produk negara tetangga, kita rame-rame demo, tapi ternyata saat dia mengadakan survei di radio dan menanyakan tentang apa definisi batik dan diminta menyebutkan motif batik, ternyata ga ada yang tau. So, ternyata cinta yang digaungkan ternyata kosong dan hampa.

Intinya, kalo memang kita mengaku cinta produk Indonesia, setidaknya minimal kita memakai produk lokal terlebih dahulu, kalo bisa ikut memasarkan dan promosi dan bahkan ikut serta terjun dalam pemberdayaan industri lokal. Indikasi kemakmuran atau prosperity tercapai apabila terjadi perputaran uang di dalam negeri, sehingga yang perlu dilakukan adalah memperkuat industri dalam negeri.

Dan gimana caranya produk lokal bisa lebih bergengsi dan semakin dilirik masyarakat lokal bahkan masyarakat dunia adalah dengan peningkatan kreativitas dan desain, kualitas dan branding yang kuat.

Jadi untuk mencintai produk lokal dalam negeri, yang pertama harus dilakukan adalah terlebih dahulu tingkatkan rasa kebanggaan dan kecintaan terhadap bangsa sendiri terlebih dulu dengan menggunakan produk dalam negeri dimulai dari diri sendiri dan mulai sekarang juga. Kalo bukan kita terus siapa lagi? Kalo bukan sekarang trus nunggu apa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun