Kenyataannya adalah hitungan belum sampai seratus saya tertidur kembali atau belum sampai seratus saya sudah lupa sudah hitungan jembatan yang keberapa. Â Hahaha....
Hal yang membahagiakan adalah saat memasuki kota Jakarta. Â Akhirnya bisa istirahat kembali hingga terakhir melanjutkan perjalanan ke Bandung. Â Sementara keluarga lain yang dari wilayah bagian timur telah sampai lebih dulu.
Bisa dibayangkan betapa ramainya rumah itu? Keluarga kami ketika kumpul tidak terlalu meributkan dimana kami tidur, jadi ketika ruang tengah diisi oleh para bapak-bapak, beberpa kamar diisi dengan anak-anak perempuan dan beberapa kamar diisi anak-anak laki-laki. Â Meskipun bukan patokan pasti, tapi untuk urusan alas tidur, kasur tambahan dari mobil masing-masing, alas selimut, bahkan hanya di karpet, tetap terasa nikmat setelah melakukan perjalanan panjang :)
Bertabur Minuman Soda Berbotol-Botol tak ketinggalan Seseruan Tangkap Ayam
Lebaran di saat minuman soda botolan kaca sedang hits di tahun 90an adalah masanya saya dan sepupuan bermain tebak sendawa dan siapa yang paling banyak mengeluarkan sendawa. Â Sebut saja Mirinda, Seven Up, Badak, Pepsi, Â dan masih banyak lagi Konyol banget ya?
Sementara para ibu-ibu kami menyiapkan masakan lebaran, yang kami lakukan untuk membantu adalah tidak membuat kegaduhan di Dapur. Â Dan siap jika disuruh membantu mengambil sesuatu sebagai tambahan bumbu masakan.
"Kakak....ambil daun kunyit"
"Adek, daun jeruknya 5 lembar, sekalian daun salam,"
"Ke warung yang di dekat simpang ya, beli kelapa parut"
Begitulah kami anak-anak biasa di suruh bolak-balik. Â Dengan panggilan yang hampir sama, antara Abang, kakak, adek, dedek, merupakan hal biasa jika kami bisa menyahut secara serentak.
Hingga ketika Opa berteriak,"Abang... Bantu opa tangkap ayam". Semua berkumpul rame-rame kehalaman belakang membantu Abang tangkap ayam. Â Serunya main kejar-kejaran tangkap ayam saat itu.