"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal"
(QS Al-Hujurat: 13)
Mudik Lokal Masih Diperbolehkan?
Tidak ada aturan seragam setiap daerah dalam penerapan mudik lokal. Â
Jabodetabek melalui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 47 Tahun 2020 tentang Pembatasan Kegiatan Berpergian Keluar dan/atau Masuk Provinsi DKI Jakarta dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19. Namun larangan tersebut nyatanya tidak berlaku bagi warga ber-KTP Jabodetabek. Â Warga KTP Jabodetabek masih bisa bepergian di kawasan Jabodetabek, namun warga Jakarta dilarang keluar Jabodetabek. Â
Mirip dengan di Jawa Timur, Kadishub Jatim, Nyono menegaskan mudik di Jatim dilarang. Tetapi untuk mudik lokal khususnya di wilayah aglomerasi PSBB Surabaya Raya (Surabaya, Gresik, Sidoarjo) tidak dilarang.
Berbeda dengan Sumatera Selatan, Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru melarang warga untuk mudik, termasuk mudik lokal sekalipun. Â Jika ada yang kedapatan pulang kampung, maka pihak pejabat setempat berkordinasi dengan gugus tugas untuk mengkarantina bersangkutan dengan inkubasi terlama 14 hari.
Itikaf khusyu #Dirumahaja
Sepuluh hari terakhir Bulan Ramadan biasanya digunakan oleh kebanyakan orang untuk melakukan persiapan hingga perjalanan mudik mengingat waktunya mendekati hari Raya Idul Fitri.
#Janganmudikdulu apakah benar-benar bisa terealisasi sementara mengingat peraturan mudik yang tidak pakem di semua wilayah?
Anak kos di Depok, misalnya memiliki KTP Jakarta dapat tetap mudik lokal. Â Andaikata semua teman kos melakukan mudik lokal sementara menyisakan satu orang saja. Â Apakah orang tersebut menjadi terlihat sangat menyedihkan? Â Lalu mau ngapain? Lebaranan bersama siapa?
Perbanyak ibadah semoga dapat menenangkan. Â Bukankan perbanyak ibadah di 10 hari terakhir sangat dianjurkan?
Dari 'Aisyah radhiyallahu' anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa beritikaf di hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga dia di wafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beritikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun 'alaih. (HR. Bukhari dan Muslim)