Dalam perkembangannya, saat itu Douwes Dekker seorang Indo-Belanda yang pro perjuangan bangsa Indonesia, mewujudkan politik dalam pengaruhnya menyatakan tanah air Indonesia memberikan pemahaman bahwa perkumpulan tersebut bukan hanya untuk orang Jawa, namun bersifat politik dan terbuka tanpa terkecuali. Â
Tanah air api udara (Indonesia) adalah diatas segalanya - Douwes Dekker
Tokoh Awal Berdirinya Budi Utomo
Orang-orang dibalik berdirinya Budi Utomo merupakan pelopor hingga Budi Utomo dikenang hingga saat ini.
1. Soetomo lahir pada tanggal 30 Juli 1888 di Desa Ngepeh, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Pelajar STOVIA mengenal Soetomo sebagai pribadi cerdas, baik dan disiplin, sehingga gagasannya untuk mendirikan perkumpulan Boedi Oetomo mendapat dukungan dari mayoritas pelajar STOVIA.
2. Â Raden Angka Prodjosoedirdjo menamatkan sekolahnya di STOVIA pada 1912 dengan predikat cum laude. Â Sebagai dokter pemerintah, ia ditugaskan di berbagai tempat dan ditunjuk sebagai Bendahara Budi Utomo
3. Raden Mas Goembrek lahir 21 Juni 1885. Ia bekas dokter pemerintah, tinggal di Jogjakarta. Dalam kepengurusan Boedi Oetomo Cabang Betawi, Goembrek duduk sebagai Komisaris (Pembantu Umum).
4. Goenawan Mangoenkoesoemo adalah tokoh Boedi Oetomo yang paling awal meninggal dunia, pada 1929. Posisinya di Boedi Oetomo sebagai Sekretaris II.
5. Mochammad Saleh ikut mendirikan Boedi Oetomo. Meski memang cara penulisan nama tokoh satu ini cukup beragam, versi resmi dari keluarga adalah Dr. Mochammad Saleh bin Sastrodikromo. Di STOVIA, Mochammad Saleh mendapatkan diploma Ind.Arts tahun 1911. Ketika Partai Indonesia Raya (Parindra) dibentuk sebagai hasil fusi PBI, Boedi Oetomo dan beberapa partai lain, ia aktif sebagai Penulis II.
6. Mohammad Soeleiman dikenang oleh Soetomo sebagai kawan berotak encer tapi pemalas, sekaligus aktif berorganisasi. Soeleiman merupakan Wakil Ketua Boedi Oetomo Cabang Betawi.
7. Soeradji bersama Soetomo untuk kali pertama bertemu dr. Wahidin Soediro Hoesodo di Jakarta pada tahun 1907---pertemuan bersejarah yang kemudian menginspirasi pembentukan Boedi Oetomo. Â Tahun 1916 ia kembali ke Yogyakarta da ditempatkan di Wonogiri sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten. Di tempat ini dr. Soeradji berhasil memberantas penyakit frambusia dan busung lapar.