Mohon tunggu...
Herlya Inda
Herlya Inda Mohon Tunggu... Administrasi - Momhomeschooler

I am the ordinary mom, love Kids, Playing, sometimes writing bout me & Kids activity and homeschooling. visit my blog at https://www.herlyaa.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Punya Anak Balita, Bisakah Rumah Bersih Tanpa Lelah Jelang Idul Fitri?

19 Mei 2020   22:49 Diperbarui: 19 Mei 2020   23:10 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Punya anak balita, yakin bisa punya rumah bersih?

Pertanyaan atau pernyataan yang selalu muncul ketika kita tahu sama tahu memiliki anak kecil itu bisa luar biasa melelahkan bagi orangtua untuk memiliki rumah bersih dan rapi terutama para ibu rumah tangga yang tidak memiliki asisten.

Banyak hal yang jauh lebih penting dalam daftar list utama bukan hanya sekedar mengurus kerapian rumah.  Bahkan urusan mandi 'benar' pun kerapkali menjadi hal ekslusif bagi para ibu-ibu disaat buah hati yang masih balita menjadi penjaga pintu kamar mandi demi mengawasi sang Ibu segera menyelesaikan urusan bersih badan. *Ups...

Bagaimana jika semua hal tersebut makin menumpuk hingga baru setahun sekali urusan rumah kinclong terlaksana? Bukankah hal tersebut bisa makin mengganggu? Yakin Anda dapat menunggu, atau kerja borongan tanpa drama saat akan Idul Fitri ditengah rasa haus dan lapar, kemudian kadar gula tubuh semakin turun, urusan bebersih akan membuat mentalmu terpuruk dan semua bisa membuatmu jadi 'gila' mendadak?

Beberapa cara yang bisa saya lakukan, dan tentu saja Anda pun dapat lakukan hingga menjadi kebiasaan sederhana, kemudian ritual bersih-bersih menjelang Idul Fitri akan terasa lebih ringan.  Yeaayy! (Karena saya masih punya anak balita)
So, let's do it :)

Siapkan rumahnya  masing-masing

Rumah untuk siapa? Tenang jangan bingung dulu.  Sering kebingungan dengan barang berserakan dimana-mana, sementara disaat akan membutuhkannya semakin kesulitan untuk menemukannya?

Siapkan sedikit waktu untuk pergi ke toko,. Beli beberapa keranjang, tempat sampah, dan atau wadah khusus.  Kemudian berikan label disertai tanda khusus jika itu akan semakin memudahkan.  

Perkenalkan tempat-tempat tersebut kepada seluruh anggota keluarga tak terkecuali anak balita kita.  Letakkan di tempat strategis yang memudahkan saat mengambil dan 'membuangnya'

Sebagian pengelompokan tempat (pic : dokpri) 
Sebagian pengelompokan tempat (pic : dokpri) 

Misalnya tempat charger, remote televisi, mainan bersama atau misalnya mainan khusus seperti boneka termasuk tempat sampah, tempat helm atau apapun itu.  Dan ketika selesai menggunakannya, ajak membuang ke tempatnya bersama-sama.  Setelah terbiasa, anak-anakpun akan mudah meletakkan di tempat biasanya.

Mudah bukan?

Rutinitas Bersih-Bersih Harian

Tidak bermaksud melakukan hal yang sungguh luar biasa, hanya memastikan remah sisa makanan setelah makan, atau permainan kertas dan buku yang berserakan termasuk baju kotor dan hal-hal yang seharusnya dapat dilakukan lakukan secara rutin setelah semuanya selesai.  

Misalnya anak meletakkan piringnya ke basin kotor, mengambil remah tersisa dari atas meja. Anak usia balita akan merasa bangga mereka manjadi sosok yang cukup penting mambantu ibunya :)

Membantu menjemur pakaiannya sendiri atau mengumpulkan 'remah' kreatifitas (pic : dokpri) 
Membantu menjemur pakaiannya sendiri atau mengumpulkan 'remah' kreatifitas (pic : dokpri) 

Pastikan lakukan dan libatkan bersama anak-anak agar mereka dapat mengerti bagaimana rasanya membuat semua kembali menjadi nyaman, sisanya bisa Anda lakukan sebagai sentuhan akhir.

Sementara Anda bisa buat proyek mingguan, bulanan atau perbeberapa bulan untuk membuatnya menjadi lebih mudah.  Memangkas rumput, mengatur lemari,  merapikan dapur hingga menata ulang dekorasi rumah?

Terapkan minimalis

Pernah merasa tumpukan barang membuatmu semakin butuh ruang yang lebih besar?

Keluarga saya mencoba yang terbaik.  Manyimpan sesuatu yang memang benar-benar diperlukan di rumah.  Meskipun saat ini masih terus berproses.  
Setiap tiga hingga lima tahun sekali, kami mencoba berkeliling untuk setiap bagian yang perlu untuk di eliminasi untuk membersihkan 'sampah' agar tidak menumpuk dan membuat kekacauan bagi kami sendiri.  

Perhatikan mainan anak Anda, apakah ada yang tidak relevan lagi untuk usianya? Pakaian, sepatu, buku, barang elektronik, bahkan toples plastik dan beberapa hal yang bisa kita ukur antara manfaat, atau seberapa sering menggunakan hingga benar-benar tidak akan dapat digunokan kembali.

Semakin sedikit barang yang Anda miliki, membuatmu hanya butuh sedikit waktu dan kekhawatiran untuk membersihkan dan merapikan sapanjang hari.

Misalnya memiliki sedikit pakaian ternyata membuat saya tidak terlalu menghabiskan waktu memilih pakaian apa yang akan saya kenakan.  

Awalnya saya merasa sayang menyingkirkan beberapa pakaian saya, bahkan terasa tergoda untuk membeli kembali, namun hingga pernah suatu saat ketika beberapa kali pindah kota, ternyata menjadikan proses seleksi menghabiskan banyak waktu.  Bahkan ketika merapikan lemari menjadi terasa sangat melelahkan, padahal ada beberapa pakaian tidak terlalu saya sukai hingga tersadar pasa kenyataannya jarang sekali digunakan.

Bagaimana dengan buku Anda? Saya nyatakan hal ini juga cukup berat pada awalnya, namun ketika rasa egois itu dapat saya taklukan untuk membuat buku-buku tersebut tetap mendapatkan rumah yang layak, maka tumpukan buku lain akan mendapatkan rumah baru yang tidak kalah layaknya bersama orang lain dibandingkan bersama saya tanpa ada kejelasan, hmm...

Lakukan itu juga kepada anak-anak!  

Ketika Anda mulai terbiasa, menjadi minimalis membuat hidupmu terasa lebih mudah:)

(Selalu) Libatkan Anak Anda

Coba pikirkan, apakah anak Anda tidak ikut berperan membuat rumah Anda berantakan?

Jadi daripada Anda merasa beban itu berada di tangan Anda sendiri, selalu dan selalu, libatkan anak Anda melakukan pembersihan (minimal) terhadap barangnya sendiri, misalnya mainan.  Kembalikan ke tempatnya, atau segera mungkin berjalan ke tempat sampah untuk membereskan sisa kreatifitasnya.  

Bukan tidak mungkin, Anda pun mendapatkan bonus tanpa sadar mengajarkannya tanggung jawab hingga belajar melayani antar anggota keluarga. 

Maksimalkan Sisanya Menjelang Idul Fitri

Jika takut terlupa melakukannya setiap akhir tahun, menjelang Idul Fitri bisa menjadi momen maksimal membersihkan rumah, bahkan membuat momen berkesan yang ditanamkan satu keluarga bahwa Idul Fitri menyatukan semua anggota keluarga mendapatkan bagiannya masing-masing.

Meskipun lelah, hingga akhirnya terasa menggembirakan saat semua selesai sesuatu perencanaan.

Buat daftar list, siapa yang mengelap kaca, menyusun kue di toples, menata ulang kursi tamu, atau apapun yang memang membuatnya menjadi penting di hari raya.

Bagaimana? Itu dia cara saya!  Sederhana namun dapat memudahkan saat urusan beres-beres menjelang Idul Fitri.  (Meskipun mungkin, Anda merasa saat ini menganggap tidak terlalu perlu beres-beres karena pembatasan menerima tamu saat PSBB).  Idul Fitri merupakan hari kemenangan kita semua, termasuk perayaan sederhana, bahwa Anda telah melampaui membuat rumah Anda nyaman sapanjang hari.  

Apakah Anda punya hal yang dapat ditambahkan hingga membuatnya menjadi lebih mudah?

Kompasianer Palembang (fb Kompal)
Kompasianer Palembang (fb Kompal)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun