Mohon tunggu...
Herlya Inda
Herlya Inda Mohon Tunggu... Administrasi - Momhomeschooler

I am the ordinary mom, love Kids, Playing, sometimes writing bout me & Kids activity and homeschooling. visit my blog at https://www.herlyaa.com/

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Antara Kisah Kentongan, Buku Sakti, Pelukan Hangat, dan Sandal yang Berakhir di Masjid Zainuddin MZ

12 Mei 2020   08:42 Diperbarui: 14 Mei 2020   16:20 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandal (sumber: ebipo/Kaskus)

"Jangan-jangan bukuku tertumpuk dengan buku yang lain ya?" Pikirku.

Sabar menunggu, saat anak-anak lain mulai bubar, aku baru dipanggil dan bukuku dikembalikan, tanpa omongan. "Yah.., tadi baru dua kali. Gimana ini?" Ujarku dalam hati.

Sesampainya di rumah, setelah menyusun mukena, aku langsung lihat buku setoran. Dan taraaa... Bukan hanya tiga kali bagian penceramah yang tidak ditandatangani, namun empat kali. Selain itu, tandatangan Imam yang sudah di buat, di coret oleh beliau. "Haduuhh....seketika cap anak baik-baik sedikit berkurang kadarnya..."

Coretan penceramah, akhirnya aku tip-ex. "Ahh...sia-sia rasanya bolak balik minta tanda tangan Imam berdesakan diantara keringat yang bercucuran."

Tidak habis akal, akupun merayu papa untuk tanda tangan. Papa memang is the best pokoknya. Tanpa bertanya, papa mau langsung tandatangan. Tapi..., kok diujung tanda tangannya ada tulisan kecil digaris bawahi?

Kudekatkan mata agar terlihat jelas, dan ternyata tulisannya adalah SEDANG HAID. "Yaahhh..., papaa....!"

Peluk Abang Lain

Punya Abang itu rasanya menyenangkan. Kalau ada apa-apa bisa mengadu kapanpun. Sebagai adik perempuan, aku merasa terlindungi. Sebut saja nama abang, dijamin anak laki-laki gak akan berani gangguin.

Hari itu, seperti malam-malam sebelumnya, aku berangkat tarawih. Abang biasanya sudah lebih dulu ke Masjid bersama teman-temannya. Anak laki-laki saat itu seringkali lebih rajin karena mau bermain dulu. Entah apa-apa saja permainannya, lempar sendal, petasan bambu hingga tarung sarung.

Tidak seperti kami yang biasanya hanya duduk dan ngobrol-ngobrol sambil menunggu waktu sholat, termasuk saat ceramah tarawih dimulai. Karena waktunya agak lama, biasanya anak laki-laki kembali keluar masjid untuk bermain. Sementara kami anak perempuan yang biasanya rajin mencatat isi ceramah hingga sholat tarawih dimulai.

Saat aku sedang serius mencatat, seorang anak laki-laki mengambil buku Ramadanku dan membawanya lari keluar. Tidak mau rusak, aku segera keluar dan mengejar. Kesulitan mengejar, akupun mengadu kepada Abang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun