Tidak lama lagi Kota Palembang memasuki usia 1337 tahun, tepatnya pada tanggal 17 Juni 2020. Sebagai salah satu kota tertua di Indonesia, Palembang memiliki banyak bangunan bersejarah, salah satunya Masjid Lawang Kidul yang terletak di kecamatan Ilir timur 2 kelurahan 5 Ilir Palembang.
Masjid Lawang Kidul menjadi pintu selatan berkembangnya agama Islam pada masa kesultanan Palembang Darussalam, bahkan digunakan juga sebagai markas pejuang setempat menghadapi Belanda.
Masjid Lawang Kidul yang berukuran luas 2.104 M2 dengan luas bangunan 400m2, merupakan masjid yang dibangun pada tahun 1881 M oleh Mgs. H. Abdul Hamid (kiay Marogan). Â Pada saat itu, masjid Lawang Kidul menampung jamaah umat muslim dari kampung 1,2,3,4,5 Ilir dan kampung tuan kapar 14 ulu. Hingga hampir 100 tahun berlalu, akhirnya beliau mewakafkan masjid tersebut menjadi milik umat muslim di kota Palembang.
Masjid Lawang kidul berbatasan dengan pinggiran sungai Musi yang dapat dilihat saat perjalanan menggunakan kapal getek yang berdekatan dengan pelabuhan boom baru. Â
Memiliki menara berbentuk limas segiempat yang bertumpang dua tingkat, Masjid Lawang Kidul  mengadopsi bentuk bangunan Masjid Hunan di Cina dengan memberikan sentuhan tanduk-tanduk pada bagian atapnya.
Bersebelahan dengan bagian menara, terdapat beberapa kamar dengan arsitektur bangunan lama yang masih terlihat kokoh bertuliskan nama ruangan yang pada masa itu diartikan sebagai ruang belajar dan ruang bagi guru-guru laki-laki. Â Saat ini kamar-kamar tersebut digunakan sebagai tempat meletakkan beberapa perlengkapan masjid dan bisa saja digunakan sebagai tempat menginap jika dibutuhkan.
Ketika melihat kebagian bawah dari pinggiran teras menara, terlihat genangan air yang dibatasi dengan pagar.
Pada masa dulu, bagian tersebut digunakan sebagai tempat mencuci baju di pinggiran sungai Musi oleh masyarakat sekitar. Meskipun saat ini tidak terlihat lagi aktifitas tersebut di sekitar wilayah, namun tempat genangan tersebut kerapkali di gunakan anak-anak bermain air dengan syarat mendapatkan ijin dan pengawasan dari pengurus masjid.
Sebelum memasuki bagian dalam Masjid Lawang Kidul, terlihat pintu-pintu yang berfungsi sebagai tempat keluar masuk jamaah masih mempertahankan pintu lama. Hanya beberapa kayu penopang yang sudah rusak saja digantikan dengan besi bernuansa warna sama kayu lama yang masih bertahan.
Bagian dalam bangunan masjid ditopang oleh 4 Soko guru utama yang berupa tiang kayu cukup besar, kemudian ditopang oleh 12 tiang lain yang bentuknya lebih kurus dan ramping.
Interior masjid Lawang Kidul yang tidak kalah menarik terlihat dari bagian depan bangunan masjid yang mempertahankan bangunan arsitektur lama. Â Terlihat pada mihrab, menggunakan kayu lama pada bagian ceruk dan jendelanya.
Keunikan dari ukiran ini adalah di sudut bawah sebelah kiri ukiran ini terdapat tanggal yaitu 26 shofar 1310 Hijriyah atau tanggal 17 september 1892 masehi, yang diperkirakan merupakan tanggal wakaf.
Beberapa furniture bagian dalam Masjid yang tidak kalah menarik, di lengkapi dengan jam besar, jam waktu sholat termasuk rak-rak buku ciri khas ukiran kota Palembang. Beberapa hiasan ornamen masjid Lawang kidul yang sudah mengalami pembaruan seperti tulisan kaligrafi di bagian atas dekat langit-langit bersebelahan mihrab, juga penghias bagian atas pintu masuk termasuk papan pengumuman dan kotak amal yang diletakkan di bagian pintu masuk masjid.
Beberapa ornamen lain masih dipertahankan seperti teralis jendela berbentuk bintang berhadapan tempat wudhu, juga bedug besar terletak dekat pinggir jendela berhadapan dengan sungai Musi. Sementara tempat wudhu yang termasuk bagian penting dalam keberadaan Masjid, dalam perkembangannya, terdapat penambahan tempat wudhu baru meskipun yang lama masih tetap dibiarkan.
Dari keseluruhan bangunan masjid Lawang Kidul, bisa dipastikan 90% bagiannya belum ada yang diganti. Â Penambahan keramik di bagian utama lantaipun tidak mengubah arsitektur lama masjid ini. Â Meskipun Masjid ini berusia lanjut, Â bangunan masih terlihat terpelihara. Â Tidak tampak lusuh dan kumal. Â
Ada sedikit yang berubah dalam wajah Masjid Lawang Kidul saat ini di masa pendemik covid. Dibagian akan memasuki pintu masuk masjid terdapat ruangan semprot disinfektan yang dibangun dan digunakan di awal-awal pendemik Covid19.
Saat ini jelas ruang tersebut tidak digunakan lagi karena selain tidak disarankan, untuk sementara ini hingga waktu yang belum ditentukan, masjid ditutup untuk kegiatan sholat berjamaah dalam rangka ikhtiar pemutusan rantai penyebaran virus Corona.
Masjid sepi di bulan Ramadhan 2020, apakah akan masih sepi saat seluruh umat muslim merayakan kemenangan menyambut Idul Fitri 1441H? Semoga Masjid Lawang Kidul yang merupakan salah satu masjid bersejarah di kota Palembang tidak akan menjadi tinggal sejarah akibat pendemik Covid19 yang mewabah di seluruh negara, hingga membuat wajahmu justru menua dan kusam. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H