Mohon tunggu...
Herlya Inda
Herlya Inda Mohon Tunggu... Administrasi - Momhomeschooler

I am the ordinary mom, love Kids, Playing, sometimes writing bout me & Kids activity and homeschooling. visit my blog at https://www.herlyaa.com/

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Sakit Kepala? Bisa Kok Tetap Berpuasa

28 April 2020   22:22 Diperbarui: 28 April 2020   22:47 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali di hari-hari pertama menjalankan ibadah puasa, saya merasakan pening.  Kemudian di antaranya kadang-kadang merasa pusing dan diujung Ramadan, puyeng bisa saja menyapa dengan manisnya.  Semuanya merupakan kata berbeda, namun jika menilik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) semuanya bermakna sama, yaitu sakit kepala. Tapi, bagi saya mereka memiliki tempatnya masing-masing.

Antara Puyeng, Pening, dan Pusing

Coba kamu ingat-ingat, pernah gak menggunakan kata-kata tersebut dengan kondisi yang berbeda? Atau malahan kamu hanya mengenal kata sakit kepala?  Biar gak bingung, saya bedakan dulu deh perbedaan antara puyeng, pening dan pusing subjektif menurut saya.

Jika  saya berkata, "Pening" artinya sakit kepala yang  menyerang bagian atas atau ubun-ubun.  Terkadang mata  terasa seperti mau keluar (ngeri banget ya? Pokoknya gitu deh).  Jika sudah terasa sangat menganggu, seringkali ikut menyebabkan rasa mual hingga terjadi muntah.  Namun dalam sejarahnya, saya tidak pernah sampai dititik muntah ketika pening menyerang di awal menjalani puasa.  

Berbeda dengan pusing, kata ini saya gunakan saat kepala terasa sakit di seluruh bagian hingga leher terasa berat.  Jika kamu mau tahu bagaimana rasa pusing ini, kamu bisa bayangkan bagaimana sebuah batu besar menimpa seluruh kepala hingga leher. 

Nah, kalo puyeng biasanya sakit yang dirasakan lebih dominan di bagian kiri atau kanan, bisa juga keduanya. 

Mulai berasa sakit kepala? Eitss... tunggu dulu, yok! Cari tahu dulu penyebab antara pening, pusing dan puyeng.

Pening biasanya terjadi jika perut mulai kriuk-kriuk karena lapar.  Kelelahan juga kerap kali membuat kepala pening.  Rutinitas yang berbeda dari biasanya  juga dapat mengejutkan tubuh.  Jadi wajar saja kalau di hari-hari pertama bisa merasa sedikit pening.  Sedikit karena hanya melewatkan jam makan siang tidak seperti hari-hari biasanya.  Kurangnya asupan makan, bisa membuat kadar gula dan tekanan darah menjadi turun.  But it's okay! Gak boleh keburu panik duluan.

Pusing kerap kali terjadi akibat kepala kena hujan panas mendadak, atau bisa juga karena terlalu lama terpapar sinar matahari saat sedang terik-teriknya.  Biasanya sih saat pertengahan bulan puasa, emak-emak kebanyakan panas-panasan ke Pasar buat belanja bahan-bahan kue untuk lebaran termasuk ngebeliin baju baru buat anak-anaknya, bener gak?

Lain pening dan pusing, puyeng penyebabnya lebih abstrak.  Seseorang yang memiliki masalah akan sering merasakan puyeng.  Misalnya buntu aka gak punya duit, puyeng gak ada rasa malu buat singgah di kepala kita.  Diujung bulan puasa biasanya pengeluaran semakin banyak untuk merayakan Idul Fitri.  Apalagi sekarang, efek pendemi covid19 membuat puyeng bisa menyerang banyak orang tanpa mengenal usia, hikkss...

Respon Tubuh Saat Berpuasa

Ketika kita berpuasa dari terbit fajar hingga matahari tenggelam selama bulan Ramadan, secara alami tubuh mengeluarkan racun dan melakukan regenerasi.  Respon tubuh saat berpuasa terbagi menjadi empat tahap yaitu:

Tahap pertama merupakan hari pertama puasa.  Pada masa ini, kadar gula dan tekanan darah akan menurun.  Pada tahap ini tubuh melakukan pembersihan pada tubuh. Akibat yang muncul biasanya ditandai dengan rasa lapar yang intens.

Tahap kedua adalah tahap dimana tubuh mulai terbiasa dengan jadwal puasa.  Sistem pencernaan mulai beristirahat dan memfokuskan energi yang dimiliki untuk membersihkan tubuh termasuk proses penyembuhan pada sel.

Tahap ketiga membuat energi meningkat.  Pikiran semakin mudah berkonsentrasi, tubuh menjadi lebih terasa sehat.
Tahap 3. Level energi akan meningkat, pikiran akan lebih mudah berkonsentrasi, anda akan merasa lebih sehat.  Pada tahap inilah usus besar, hati (liver), ginjal, paru dan kulit akan membuang racun-racun.

Tahap keempat yang merupakan 10 hari terakhir bulan Ramadan, membuat tubuh menjadi semakin terbiasa dan lebih berenergi.  Memori dan konsentrasi meningkat pada tahapan ini.  Tubuh menyelesaikan proses penyembuhan hingga semua racun dikeluarkan dan menjadi berfungsi lebih maksimal. 

MasyaaAllah...

Jangan Sampai Batal Puasa!

Dengan manfaat berpuasa selama bulan Ramadan, sayang sekali rasanya jika kita melewatkannya sementara sakit kepala masih dapat diatasi tanpa membatalkannya.

1.Bedakan rasa sakit antara pening, pusing dan puyeng

Jika kita dapat membedakannya, maka akan dapat lebih mudah mengatasi termasuk untuk mengetahui letak rasa sakitnya

2.Pijat ringan

Memijat ringan wajah dan kepala dapat membantu meringankan rasa nyeri, bisa dengan menambahkan minyak urut hangat untuk mengalihkan rasa sakit.  Pijat dengan gerakan melingkar, kemudian di sisi luar mata, hingga bertemu di bagian tengah dahi.  Menggosok bagian leher dan pelipis dapat membantu meredakan sakit kepala yang terasa berat.

3.Tutup mata dan beristirahat di ruangan tenang dan gelap

Jika benar-benar diperlukan, tidur lebih baik, karena otot kepala yang terasa tegang dapat lebih reda dengan cara ditidurkan.  Tambahan dalam HR Baihaqi disebutkan, "Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan dan dosanya diampuni"

Namun tidur juga tidak terlalu lama, karena saat puasa semakin lama, justru akan menguras tenaga saat bangun.

Imam Al-Ghazali menjelaskan, "Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih" (Imam Al-Ghazali, Ihya'Ulumid Din, Juz 1, hal. 246)

4.Kompres air hangat

Meletakkan bantal pemanas atau kain hangat di sekitar leher dapat membantu mengurangi sakit kepala tegang.  Atau bisa juga mencoba dengan kompres es untuk melihat apakah bisa mengurangi rasa sakitnya.

5.Bersantai, bermeditasi dan membayangkan sesuatu yang menenangkan untuk mencoba mengurangi stres penyebab sakit kepala tersebut.

6.Makan makanan bergizi dan tidak berlebihan pada saat sahur maupun berbuka untuk mendukung proses tubuh mengeluarkan racun dan mencegah dehidrasi dengan cukup minum air putih secara bertahap dimulai saat berbuka puasa hingga terbit fajar.

Dalam Al Quran Surat Al-A'raaf ayat 31, Allah SWT mengingatkan , "Makan dan minumlah, dan Janganlah berlebih-lebihan"

Bulan Ramadan hanya bisa dijalani sekali dalam satu tahun.  Sayang sekali jika sakit kepala yang kita alami membuat kita tidak maksimal bahkan membatalkan puasa kita.  Jika benar-benar masih bisa diatasi, sebaiknya tetap berpuasa sebelum akhirnya memutuskan untuk batal karena harus mengkonsumsi obat.  Semoga kita semua sehat dan berhasil menjalankan ibadah puasa hingga hari terakhir bulan Ramadan dan merayakan kemenangan untuk kembali fitri, InsyaaAllah...

kompasianer palembang (sumber : FB kompal)
kompasianer palembang (sumber : FB kompal)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun