Mohon tunggu...
Lestari Widodo
Lestari Widodo Mohon Tunggu... Guru - Tertarik dengan menulis, pendidikan dan pariwisata

Menyukai menulis dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Menyenangkan dan Lebih Paham dengan Merdeka Belajar

16 April 2023   16:19 Diperbarui: 17 April 2023   15:15 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Erik Ferdiansyah

Merdeka Belajar dan Merdeka Budaya menjadi topik yang sedang hangat didiskusikan di dunia pendidikan di Indonesia. Sekolah mengalami adaptasi pada proses peralihan dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka. Implementasi Kurikulum merdeka tidak hanya diterapkan pada jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah, namun juga diterapkan pada jenjang perguruan tinggi. Apakah perbedaan kedua kurikulum tersebut? Apakah kurikulum tersebut dapat diterapkan di semua sekolah dan kampus di Indonesia?

Implementasi Kurikulum Merdeka terdengar baru dikalangan pelajar, mahasiswa dan pendidik. Dalam implementasinya, perlu adanya persiapan yang matang baik bagi peserta didik maupun pendidik. Pendidik memahami proses pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum merdeka. Seminar terkait kurikulum merdeka harus disampaikan secara merata agar terdapat keseragaman dalam penerapannya seluruh Indonesia.

Sebelum diterapkan di seluruh sekolah, implementasi Kurikulum Merdeka telah diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia. Hal ini untuk mengetahui kendala-kendala yang ditemukan dalam penerapannya. Kendala tersebut dapat di evaluasi sebelum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia.

Terdapat beberapa kendala yang dialami peserta didik. Peserta didik baru akan memahami proses pembelajaran pada merdeka belajar dan merdeka berbudaya. Setiap peserta didik memiliki keterampilan yang berbeda seperti kreativitas dalam proses pembelajaran. Pada merdeka belajar, peserta didik dituntut untuk kreatif dalam mengerjakan beberapa proyek. Pembelajaran merdeka belajar dan merdeka budaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Namun, Peserta didik tidak percaya diri menyampai gagasan di depan kelas sehingga materi yang dipresentasikan tidak dipahami oleh peserta didik yang lain. Peserta didik tidak terbiasa melakukan presentasi di depan kelas bersama kelompok. Ada kecenderungan peserta didik yang tampil tidak berganti dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan kepercayaan diri peserta didik tidak meningkat bagi mereka yang takut tampil.

Kemampuan kolaborasi juga diperlukan dalam menyelesaikan tugas kelompok. Salah tugas yang sering diberikan berupa karya dalam bentuk makalah dan pembuatan video materi pembelajaran. Kurangnya kerjasama yang baik menyebabkan tugas tidak dapat dikerjakan dengan maksimal. Selain itu, sebagian peserta didik tidak ikut berkontribusi dalam mengerjakan tugas, namun tugas tersebut selesaikan hanya oleh beberapa anggota kelompok. 

Peserta didik juga perlu mengenal apa yang disukai dan apa yang tidak disukai. Misalnya peserta didik tidak mengenal dirinya memiliki bakat menulis, menggambar, membuat video dan lain-lain. Pada akhirnya peserta didik tidak menghasilkan karya sesuai bakat yang dimiliki. Penting, peserta didik mengetahui potensi yang dimiliki. 

Pada kurikulum merdeka tidak ada jurusan IPA dan IPS. Peserta didik dapat memilih  mata pelajaran sesuai minat dan bakat yang dimiliki peserta didik. Saat ini kelas X telah memilih mata pelajaran yang akan diampu pada kelas XI. Peserta didik akan berganti teman pada tingkat kelas berikutnya. Hal ini dapat menambah relasi pada antara satu siswa dengan yang lain.

Permasalahan lain yang dialami peserta didik ialah kesulitan memahami materi secara mandiri. Pendidik berperan sebagai fasilitator pada kurikulum merdeka, sedangkan peserta didik harus belajar aktif. Peserta didik yang terbiasa belajar dengan metode ceramah mengalami kesulitan untuk transisi ke pembelajaran merdeka belajar. Peserta didik memiliki kecenderungan menunggu perintah dari pendidik. 

Permasalahan-permasalahan tersebut dialami oleh pendidik dan peserta didik disebabkan oleh beberapa penyebab. Hal ini dapat terjadi karena penyebab baik dari dalam maupun dari luar. Penyebab dari dalam berupa motivasi belajar yang rendah, tidak memiliki pengalaman, tidak ingin mencoba dan malas. Penyebab dari luar berupa kemampuan pendidik dalam menerapkan kurikulum merdeka belajar. 

Pendidik harus kreatif dalam menyajikan materi. Selain itu, penyebab dari luar juga berasal dari pengaruh lingkungan kelas misalnya teman-teman yang malas belajar atau ribut saat proses pembelajaran berlangsung. Tidak ada keinginan untuk belajar lebih baik sehingga belajar hanya sewajarnya saja. Pada kurikulum merdeka, pendidik harus kreatif, inovatif, terampil dan bersemangat. Metode belajar yang monoton akan membuat peserta didik jenuh dengan pembelajaran. Maka dari itu, pembelajaran yang kreatif diperlukan. 

Dengan kreativitas, pendidik dapat menggunakan beragam media pembelajaran seperti pemanfaatan teknologi, produk kreatif dan kontekstual. Selain itu, pendidik harus terampil dalam mengarahkan peserta didik dalam memilih cara belajar yang tepat sesuai bakat dan minat yang dimiliki. Pendidik harus memiliki semangat dalam proses pembelajaran agar peserta didik mendapatkan semangat yang sama. Oleh karena itu, pada pembelajaran terdapat konten yang beragam seperti profil pancasila, penggunaan instrumen dan beragam media lainnya. Hal ini membutuhkan persiapan yang matang dalam proses pembelajaran.

Motivasi belajar peserta didik juga dapat berasal dari teman-teman di kelas tersebut. Jika teman-teman memiliki kecenderungan malas belajar dan tidak mengerjakan tugas dapat memberikan dampak kepada peserta didik yang lain. Apabila pola pikir antara peserta didik sama dan tidak mencari cara untuk meningkatkan motivasi maka peserta didik akan menjadi peserta didik yang biasa-biasa saja. 

Kurikulum merdeka memiliki harapan dan tujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Merdeka belajar menjadi suatu pendekatan untuk memperbaiki proses pembelajaran dimana peserta didik dapat memilih pelajaran yang diminati. 

Pada implementasi kurikulum merdeka Menteri Dikbudristek berharap konsep pengembangan pendidikan dimana seluruh pemangku kepentingan berkontribusi sebagai agent of change. 

Harapan tersebut akan sulit dicapai jika terdapat banyak kendala yang terjadi di sekolah.  Permasalahan-permasalahan tersebut menimbulkan berbagai akibat. Salah satunya ialah tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Meskipun beragam media diterapkan namun tidak diimplementasikan dengan baik maka hasilnya tidak akan maksimal. Hal ini perlu dilakukan evaluasi untuk memperoleh hasil yang maksimal. Selain itu, peserta didik akan mengalami kesulitan untuk memahami materi bahkan peserta didik mengalami disinformasi jika kondisi ini secara terus-menerus 

Implementasi kurikulum merdeka memerlukan persiapan dari berbagai aspek seperti pendidik, peserta didik dan sarana-prasarana. Pendidik harus memahami perbedaan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka belajar. Pendidik juga mengetahui proses pembelajaran pada kurikulum merdeka sehingga dapat melakukan persiapan sebelum proses pembelajaran. 

Pendidik perlu melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Selain itu jika semua pendidik memahami maka akan terdapat keseragaman dalam proses pembelajaran antara satu pendidik dengan pendidik lainnya. Dengan pemahaman yang sama peserta didik akan terbiasa belajar menggunakan kurikulum merdeka. 

Selain pendidik, peserta didik juga harus memahami implementasi kurikulum merdeka dengan mengikuti berbagai sosialisasi baik yang diselenggarakan oleh sekolah maupun yang diselenggarakan oleh pihak di luar sekolah. 

Dengan pemahaman yang dimiliki peserta didik akan mampu mengenali jati diri yang dimiliki. Misalnya, ia mengenali bakatnya sebagai video editor, penulis, menggambar dan lain-lain. 

Oleh karena itu, peserta didik dapat memilih sesuai minatnya untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik. Selain itu, pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan karena ada beragam kreativitas yang dapat dilakukan peserta didik. 

Sarana dan prasarana juga penting dalam implementasi kurikulum merdeka seperti proyektor, pengeras suara dan beragam alat praktek lainnya. Hal ini akan mendukung proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelas. Tanpa fasilitas yang lengkap pendidik tidak dapat mengembangkan atau berinovasi serta memanfaatkan teknologi digital dalam proses pembelajaran. 

Saat ini, peran teknologi sangat penting dalam proses pembelajaran. Misalnya mencari referensi di internet baik teks maupun multimedia. Beragam fasilitas tersebut juga akan menunjang kemampuan peserta didik dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Misalnya saat diskusi membutuhkan tambahan referensi atau peserta didik menemukan kesulitan dalam memahami suatu konsep.

Motivasi belajar peserta didik juga mempengaruhi keberhasilan atau ketercapaian implementasi kurikulum merdeka. Untuk menumbuhkan motivasi tersebut peserta didik harus menyadari akan pentingnya dan manfaat belajar. Motivasi tersebut tumbuh dari dalam diri pribadi peserta didik. Usaha lain untuk meningkatkan motivasi belajar juga dapat berasal dari beberapa sumber. 

Motivasi belajar pada proses pembelajaran yang diberikan oleh pendidik juga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Sumber lain dari motivasi juga dapat berasal dari teman sebaya, sosial media dan beragam informasi yang dikonsumsi di kesehariannya. 

Motivasi juga dapat tumbuh dari lingkungan keluarga dan beragam peristiwa yang terjadi disekitarnya. Motivasi belajar juga bisa berasal dari publik figur yang memiliki cara belajar yang baik dan keinginan untuk berprestasi.

Program mereka belajar diharapkan dapat mengakselerasi kualitas pendidikan di Indonesia. Menurut beberapa peserta didik pembelajaran pada kurikulum merdeka menyenangkan. Peserta didik merasa memiliki kebebasan untuk memahami materi dengan apa yang diminatinya. 

Selain itu, peserta didik memperoleh pembelajaran dengan cara yang bervariasi. Hal tersebut sejalan dengan keberagaman yang ada di Indonesia. Keberagaman bakat dan minat yang ada di kelas menjadikan presentasi menjadi lebih menarik. Peserta didik juga dapat belajar mata pelajaran sesuai minat yang di inginkan sehingga tidak ada rasa keterpaksaan dalam belajar. Hak tersebut akan menumbuhkan motivasi belajar yang menyenangkan pada diri masing masing peserta didik. 

Kurikulum merdeka juga diterapkan di perguruan tinggi sehingga dikenal dengan kampus merdeka. Pada perguruan tinggi, penerapan kurikulum merdeka juga merubah metode belajar pada kurikulum sebelumnya. Mahasiswa dapat menempuh pendidikan di kampus lain yang bekerja sama pada program yang sama  sehingga memiliki pengalaman yang berbeda. 

Selain itu beberapa prestasi atau tugas dapat disetarakan menjadi tugas akhir. Hal tersebut dapat memberikan apresiasi atas pencapaian mahasiswa dimana prestasi yang diraih adalah sesuatu yang menyenangkan. Proses pembelajaran ini juga menjadikan pengalaman baru bagi mahasiswa dalam menempuh pendidikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun