Persepsi Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas pada Mata Pelajaran Biologi
Â
Penulis : Widya Hastuti, S.Pt (SMAN 5 Tanjung Jabung Timur)
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas pada Mata Pelajaran Biologi kelas X SMAN 5 Tanjung Jabung timur. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kuantitatif. Subjek penelitian ialah 108 siswa/i kelas X SMAN 5 Tanjung Jabung Timur. Hasil responden menunjukkan bahwa peserta didik mengharapakan pembelajaran normal pada pelajaran Biologi. Melalui PTM, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui praktikum di laboratorium. Selain itu. Melalui PTM, peserta didik dapat mengembangkan bakat yang dimiliki baik melalui latihan maupun mengikuti kompetisi. Interaksi secara langsung pada PTM memberikan feedback secara cepat kepada siswa sehingga permasalahan atau kesulitan yang dialami siswa dapat segera diatasi. Oleh karena itu, penelitian ini mendeskripsikan harapan siswa terhadap PTM.
Kata Kunci : Respon siswa, PTM, Biologi, Bakat, Harapan
Pendahuluan
Pandemi Covid 19 atau masuknya virus Corona ke Indonesia telah mengubah proses pembelajaran sekolah di hampir sebagian besar wilayah Indonesia menjadi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), belajar dari rumah, atau School from Home (SFH). Akibatnya, metode belajar yang semula mengandalkan ceramah dan interaksi fisik berubah drastis menjadi daring. Zhafira, dkk. (2020: 38) pembelajaran daring dilakukan oleh hampir setiap institusi pendidikan "demi memutus rantai penyebaran virus dan menjaga keamanan serta keselamatan peserta didik dan tenaga pendidik.
Perubahan cara belajar terjadi sejak 2 tahun yang lalu. Beragam cara diterapkan untuk tetap belajar dimasa pandemi. Peserta didik belajar dari rumah dengan beragam platform seperti televisi, Youtube, Google Classroom, Whatsapp Group dan platform lainnya. Tidak semua peserta didik dapat berpartisipasi dengan maksimal. Hal ini dikarena beberapa kendala seperti ketersediaan perangkat, internet dan sinyal. Selain itu, pendidik harus menyadari peran teknologi dalam proses pembelajaran. Beberapa peserta didik baru mengenal proses pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Menurut  hasil  penelitian  dari  Haris  (2020)  yang  berjudul respon  siswa  terhadap pembelajaran dalam jaringan masa pandemi covid-19 di Madrasah Aliyah Al-Amin Tabanan menjelaskan, bahwa respon  siswa  terhadap  pembelajaran  dalam  jaringan  masa  pandemi covid-19 yakni secara umum pembelajaran daring kurang menyenangkan. Harisah dam Masiming (2008: 29) yang memaparkan bahwa secara umum para ahli berpendapat bahwa terjadinya persepsi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengalaman, latar belakang pengetahuan, latar belakang fisik, sosial, serta budaya. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian serupa dengan responden yang berbeda dan aspek lain yaitu persepsi siswa terhadap PTM Terbatas.
     Â
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif yang mencoba untuk mengkaji persepsi peserta didik terhadap PJJ atau School from Home yang sejak bulan Maret 2020 sudah dilakukan oleh peserta didik di setiap jenjang pendidikan. Menurut Sugiyono (2017:8) adalah Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan. Â Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi peserta didik terhadap PTM terbatas pada era pandemic sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan yang terjadi selama PJJ dan dapat memberikan solusi pada pelaksanaan PJJ ke depannya.
Instrumen penelitian ini berupa angket yang disebar dengan bantuan google form pada bulan Januari 2022 berhasil mengumpulkan 108 respon atau jawaban peserta didik dari SMAN 5 Tanjung Jabung Timur. Responden yang mengisi berasal dari  kelas X MIPA1 sampai kelas X MIPA2.
Hasil dan Pembahasan
Responden penelitian ini ialah kelas X MIPA yang berasal dari beberapa kelas berbeda di SMAN 5 Tanjung Jabung Timur. Responden penelitian ini tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Responden
No.
 Kelas
 Persentase
 1.
 Kelas X MIPA1
 27,8 %
 2.
 Kelas X MIPA 2
 28,7 %
 3.
 Kelas X MIPA 3
 20,4 %
 4.
 Kelas X MIPA4
 23,1 %
Berdasarkan hasil survey terhadap 108 peserta didik  di SMAN 5 Tanjung Jabung Timur  dtunjukkan pada Tabel 2. Tabel tersebut menunjukkan bahwa peserta didik memilih pembelajaran tatap dibandingkan pembelajaran Daring. Data menunjukkan bahwa  96% responden menginginkan pembelajaran tatap muka. Persepsi tersebut juga didukung dengan informasi yang dimuat pada laman ugm.ac.id yaitu Pakar Kebijakan Publik UGM, Agustinus Subarsono, M.Si., MA., Ph.D., berpendapat kebijakan tersebut perlu disambut dengan persiapan yang matang. Sebab, pembelajaran daring yang tanpa improvisasi telah membuat monoton dan membawa siswa pada situasi yang membosankan. Pada PTM terbatas, waktu pembelajaran lebih singkat. 21,3 % sangat setuju dan 54,6 % setuju bahwa peserta didik menginginkan durasi pembelajaran normal seperti pada Tabel 3.
Tabel 2. Respon Peserta Didik terhadap Pembelajaran Daring atau Pembelajaran Tatap Muka
 Respon Peserta Didik terhadap  Pembelajaran Daring
 Respon Peserta Didik terhadap  Pembelajaran Tatap Muka
 3,7 %
 96,3 %
Â
Tabel 3. Responden Peserta Didik terhadap harapan waktu belajar kembali normal
 Respon
 Persentase
 Sangat Setuju
 21,3 %
 Setuju
 54,6 %
 Ragu-Ragu
 18,5 %
 Tidak Setuju
 5,6 %
 Sangat Tidak Setuju
 0 %
Tabel 4. Respon Peserta Didik terhadap harapan  PTM tanpa Shift
 Respon
 Persentase
 Sangat Setuju
 41,7 %
 Setuju
 52,8 %
 Ragu-Ragu
 3,7 %
 Tidak Setuju
 1,9 %
 Sangat Tidak Setuju
 0 %
Penerapan Protokol kesehatan, beberapa sekolah menerapkan sistem shift. Pada sistem ini, peserta didik yang mengikuti PTM hanya 50%, artinya 50% peserta didik mengikuti pembelajaran Daring. Peserta didik hanya bisa bertemu teman pada shift yang sama. Hal ini memberikan pengalaman yang berbeda. Berdasarkan data survey, Â 41% responden sangat setuju dan 52,8 % responden setuju dengan pembelajaran tanpa shift.
Tabel 5. Respon Peserta Didik berharap Melaksanakan Praktek Pelajaran Biologi
 Respon
 Persentase
 Sangat Setuju
 29,6 %
 Setuju
 64,8  %
 Ragu-Ragu
 5,6 %
 Tidak Setuju
 0 %
 Sangat Tidak Setuju
 0 %
Melalui pembelajaran tatap muka, peserta didik dapat melakukan eksperimen atau praktek di laboratorium. Hal ini juga didukung oleh hasil survey yang ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa 29 % sangat setuju dan 64,8% setuju bahwa peserta didik berharap dapat melaksanakan praktek pada pelajaran Biologi. Terdapat beberapa materi yang memerlukan praktik di laboratorium. Selain itu, peserta didik dapat aktif pada PTM. Hal ini juga didukungoleh hasil survey yang ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Peserta didik dapat lebih aktif pada PTM
 Respon
 Persentase
 Sangat Setuju
 23,1 %
 Setuju
 75 %
 Ragu-Ragu
 1,9 %
 Tidak Setuju
 0 %
 Sangat Tidak Setuju
 0 %
Tabel 7 . Peserta Didik dapat berkomunikasi dengan pendidik dan teman PTM
 Respon
 Persentase
 Sangat Setuju
 33,3 %
 Setuju
 65,7 %
 Ragu-Ragu
 0,9%
 Tidak Setuju
 0 %
 Sangat Tidak Setuju
 0 %
Tabel 8. Peserta Didik dapat mengembangkan bakat yang dimiliki pada PTM
 Respon
 Persentase
 Sangat Setuju
 22,2 %
 Setuju
 73,1 %
 Ragu-Ragu
 4,6 %
 Tidak Setuju
 0 %
 Sangat Tidak Setuju
 0 %
PTM dan Daring memiliki perbedaan secara signifikan. Melalui PTM, peserta didik dapat lebih aktif dan dapat berkomunikasi dengan guru dan teman. Selain itu, peserta didik dapat mengembangkan bakat yang dimiliki melalui PTM. PTM merupakan harapan peserta didik namun penerapan protokol kesehatan perlu dilaksanakan untuk memutus mata rantai penularan virus Covid-19. Â 95,3 % responden menginginkan pembelajaran tatap muka untuk mengembangkan bakat yang dimiliki.
Harapan peserta didik juga menjadi harapan bagi semua orang. Sebuah harapan kembali ke kondisi normal. Berbagai sektor berharap kondisi segera pulih. Dibutuhkan peran semua masyarakat untuk saling bahu membahu menerapkan prokes demi memutus mata rantai penularan. Kini, varian Covid-19 telah meningkat di beberapa daerah. Oleh karena itu, Semua masyarak perlu sama-sama menerapkan prokes. Inovasi perlu dilakukan  untuk menjaga kualitas pendidikan dan tetap belajar meskipun dalam keterbatasan.Â
Â
Daftar Pustaka
Arifin,  Haris  Nursyah.  2020.  Respon  Siswa  Terhadap  Pembelajaran  Dalam  Jaringan  Masa  Pandemi  Covid-19  Di  Madrasah  Aliyah  Al-Amin  Tabanan. Denpasar:  Jurnal  Pendidikan dan Ilmu Ekonomi Widya Balina Vol 5 No 9
Harisah, Afifah dan Zulfitria Masiming. (2008) Persepsi Manusia terhadap Tanda, Simbol dan Spasial. Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 1, Februari 2008: 29 -- 43
Â
Ilmawan,  Ikhsan:  2015.  Guru  Menciptakan  Suasana  Yang  Menyenangkan  Disekolah  Dalam Proses  Belajar  Mengajar.  Fakultas  Ilmu  Sosial Universitas  Negeri  Surabaya, Surabaya
Â
Mufida,  Elfadiany. 2015. Belajar,  Tujuan  Belajar  dan  Faktor- faktor  yang  Mempengaruhi Belajar. https://www.kompasiana.com, Diakses tanggal  4 Oktober 2021
Â
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV.
Zhafira, Nabila Hilmy, Yenny Ertika, dan Chairiyaton. (2020). Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Daring Sebagai Sarana Pembelajaran Selama Masa Karantina Covid-19. Jurnal Bisnis dan Kajian Strategi Manajemen Volume 4 Nomor 1, 2020 ISSN: 2614-2147. Halaman: 37 -- 45.
https://www.ugm.ac.id/id/berita/20895-sekolah-tatap-muka-lebih-menguntungkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H