Mohon tunggu...
Luzen
Luzen Mohon Tunggu... -

Luzen

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Saya Tidak Mau Punya Anak

20 Agustus 2015   10:51 Diperbarui: 2 November 2015   14:55 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setidaknya, saya menyadari hal ini dalam diri saya.  Mungkin karena saya anak bungsu,tapi entahlah, bahkan dari kecil saya kurang tertarik pada anak kecil. Saya tidak benci pada anak kecil. Saya hanya merasa biasa saja dan tidak heboh seperti wanita pada umumnya yang ingin menggendong, menggoda dan ingin membawa pulang untuk mainan di rumah. Mungkin ada insting untuk mencurahkan kasih sayang dan sebaliknya, dan itu lebih dapat saya tumpahkan ke anjing. Saya lebih suka anjing dari pada bayi manusia. Saya tidak tahu mengapa jadi jangan salahkan saya. Disamping itu, perawatan anjing tak semahal biaya kuliah haahaha..

 

Hidup itu Tidak Mudah

Hidup itu tidak mudah. Saya tidak mau menyusahkan anak saya. Menyuruhnya berjuang menghadapi segala permasalahan hidup yang kompleks. Saya  pernah kecil, sekolah, remaja dan bahkan sejak kecil saya sudah sadar, hidup itu tidak mudah. Saya bukan berasal dari keluarga broken home. Keluarga saya bisa dibilang cukup sempurna untuk dapat memenuhi kebutuhan moril dan materiil. Sekolah saya lancar sampai bisa dapat beasiswa dan tidak pernah ada masalah. Singkat kata, keluarga saya keluarga baik-baik. Jadi kesadaran saya ini bukan karena faktor permasalahan keluarga. Mungkin dari pribadi saya yang introvert, saya cenderung menjadi pengamat sejak kecil. Saya melihat bully, iri dengki, persaingan, pencarian jati diri, geng-gengan (kelompok remaja), dsbnya. Si kuper terintimidasi dan perlu motivasi, Si badung perlu diawasi dan bikin darah tinggi. Orang tua was-was setiap hari.

 

Lapangan Pekerjaan Semakin Sempit

Saya tidak mau menyusahkan anak saya menyuruhnya bersaing dengan lulusan2 sarjana yang semakin banyak dari tahun ke tahun sementara lapangan pekerjaan makin sempit. Saya cukup prihatin melihat apa yang terjadi saat ini. Saya tidak bisa bayangkan apa yang akan terjadi 20 tahun lagi ketika kurva pertumbuhan penduduk makin menggunung da tak kunjung berjumpa pada si puncak gunung. 

 

Saya Tidak Mau "Dibebani" dan "Membebani" Siapapun

Saya tidak mau dibebani oleh segala urusan anak dan tetek bengeknya dan saya juga tidak mau membebani anak ketika saya tua. Sama seperti orang tua yang mendoakan semoga yang terbaik terjadi pada masa depan anaknya, biarlah saya juga mendoakan masa tua terbaik bagi saya. Semua sama-sama berharap kan? Karena dalam hidup ini tidak ada yang pasti. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun