Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister -

menulis agar difahami, menulis agar tetap hidup, menulis agar merdeka, menulis agar abadi. berbicara agar didengar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berguru Pada Petani untuk Menjadi Pendidik yang Baik

5 Februari 2015   16:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:47 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sadarkah kita mengenai pendidikan yaitu sesuatu yang kita lakoni Sejak kita belum dilahirkan masih dalam kandungan sampai kita meninggal dan berada di dalam kubur kita masihmerasakan namanya pendidikan, segala masalah yang terjadi dimanapun merupakan ulah dari pendidikan yang salah,kemiskinan dan ketidak sejahteraan juga menyalahkan pendidikan yang tidak berhasil,sebuah Negara dengan penuh prestasi dan keberhasilan juga mengatas namankan pendidikan yang berhasil, pendidikanlah yang menentukan sebuah nasib baik atau buruk kehidupan kita sehingga pendidikan sangatlah penting.

[caption id="attachment_349438" align="aligncenter" width="300" caption="www.dialektika.net"][/caption]

Jika kita melihat Pendidikan di zaman rosulullah ketika dizaman perang badar, para tawanan perang yang di tangkap oleh umat islam, rosul melarang para sahabat menyiksa maupun membunuh merekamelaikan rosulmemberikan pilihan pada orang kafirdengan mengajarkan membaca dan menulis pada 10 umat orang islam dari setiap tawanan, jika mereka sudah bisa membaca dan menulis mereka dibebaskan atau merdeka, rosul melihat bahwa umat yang maju dan berdijaya bukanlah umat yang pandai berperang ataupun kuat fisiknya melaikan suatu umat yang cerdas dan mengetahui banyak ilmu sehingga umat tersebuat mempunyai peradaban.

Sampai sekarang pendidikan merupakan prioritas yang paling utama di Negara manapun termasuk di Indonesia karena pendidikan menentukan harga diri sebuah bangsa, jika bangsa yang cerdas dan berilmu makan akan disegani dan mempunyai wibawa di Negara lain lihat saja bangsa barat yang dijadikan kiblat kemajuan dan tujuan pendidikan diseluruh dunia sehingga mempunyai kekuasaan dan disegani oleh bangsa lain, berbeda halnya dengan Negara kita yang masih menjadi Negara yang konsumtif memprioritaskan gaya hidup dari pada pendidikan.

Sebuah pendidikan yang maju tidak akan lepas dari para pendidik yang tidak hanya bisa mengajar sehingga menghasilkan generasi yang pintar dan cerdas akan tetapi harus bisa mendidik dan membimbing generasi didikannya menjadi seorang yang berpendidikan tidak hanya cerdas karena cerdas saja tidak cukup memerlukan jiwa yang terdidik sehingga mempunyai jati diri dan moral yang baik.

[caption id="attachment_349439" align="aligncenter" width="300" caption="www.ten2n.com"]

14231025082889458
14231025082889458
[/caption]

Andai saja para pendidik kita seperti para petani, seorang petani sangat memperhatikan tanamannya mengawasi pertumbuhannya, mengerti keadaan dan kondisi cuaca dan musim hama, ketika hama datang menyerang seoarang petani akan langsung membasmi hama tersebuat dengan pestisida dan tidak akan membiarkan tamannya rusak dan kekeringan, andai saja perhatian petani tersebuat sama dengan perhatian guru dengan muridnya, ketika muridnya membutuhkannya dia bersedia membimbing dan mengarahkannya, ketika muridnya mulai bertindak semaunya dan salah seketika itu pula guru dengan cepat mengatasi masalah muridnya dan guru mengerti kondisi murid sehingga murid bisa benar-benar terdidik dengan baik dan bangsa memiliki generasi yang lebih baik.

Semoga saja para guru bisa seperti para petani dalam perhatiannya terhadap muridnya,dan tidak menjadikan profesi pendidik sebagai formalitas saja sebagai sarana pencari nafkah, akan tetapi harus serius mendidik dan menciptakan generasi anak bangsa yang cerdas, berwawasan luas dan berjiwa ikhlas.itu saja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun