Mohon tunggu...
Nur Wahyu Nugroho
Nur Wahyu Nugroho Mohon Tunggu... Jurnalis - Menceritakan dari apa yang ingin diceritakan

Sederhana namun ingin bermakna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesederhanaan Itu Perlu Disyukuri

27 Januari 2010   01:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:14 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah absen pagi ini, sejenak aku lihat sekilas ada sebuah majalah hukum terbitan yang terbaru di meja TU. Ada headline besar bertuliskan,” Reformasi Hukum Apa Kabar”. Menurutku menarik juga nih untuk dibaca, akhirnya aku mengambil majalah itu membuka halaman per halamannya dan mulai tertarik dengan salah satu berita tentang keadaan salah satu Institusi Hukum di negeri ini.

Ada sebuah tulisan yang cukup membuatku penasaran. Yang pada intinya peningkatan kualitas kinerja itu salah satu faktornya adalah sebanding dengan income yang diperolehnya. Pertanyaannya, apakah iya tingkat kesejahteraan seseorang itu tergantung dengan berapa jumlah penghasilannya? Bisa jadi iya, asalkan tidak sampai berlebihan yang pada akhirnya akan membuat Riya’ orang itu.

Aku teringat dengan obrolanku bersama salah seorang sahabat terdekatku tadi malam sebelum tidur. Kami sempat ngobrol tentang arti sebuah kesederhanaan. Mungkin definisi kesederhanaan atau pengertian hidup sederhana itu pernah kita hafalkan sejak kita duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar pada pelajaran Pendidikan Moral Pancasila. Tapi apakah kita sudah bisa menyadari itu dan mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?

“Moy,, kamu tahu nggak kalau setiap orang apapun itu jenis pekerjaannya pasti bisa menghidupi keluarganya. Bahkan orang-orang yang kita kira tidak punya penghasilan yang cukup ternyata mereka bisa kok membeli beras untuk anak istrinya. Tergantung pola hidup dan cara dia menggunakan rejeki itu Moy… ”, nasehat sahabatku yang sangat bijaksana ini.

Mungkin keyword-nya adalah bagaimana cara kita bersyukur terhadap apa yang sudah kita punya. Apapun itu semuanya adalah rezeki dari Alloh. Semuanya sudah diatur dalam porsi yang memadai bagi setiap hamba-Nya. Seharusnya setiap orang menyadari itu dan mengurangi keluhan mereka tentang pembagian rejeki. Untuk orang yang qona’ah, istilah kekurangan atau kelebihan itu tidak ada. Yang ada adalah mensyukuri apa yang telah dia terima setelah dia berusaha secara maksimal. Begitulah kira-kita kesimpulan obrolan kami selama sekitar 1 jam malam tadi lewat telpon.

Dalam sebuah hadist, Rosulloh SAW pernah bersabda: "Sekiranya kalian bertawakkal kepada Alloh dengan sebenar benar tawakkal, niscaya Alloh memberimu rizki sebagaimana yang diberikan Nya kepada burung-burung yang berangkat pagi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang."

Setiap orang punya lahan untuk mencari nafkah masing-masing. Semuanya sudah diatur dalam takaran yang pas dan dalam wadah yang tepat. Tergantung kita apakah kita mau mengambilnya atau tidak karena semua itu tidak serta merta bisa turun dari langit begitu saja. Alloh Azza Wa Jalla pun juga telah memberikan pilihan-pilihan cara kita untuk berusaha.

Dalam sebuah ayat Alloh Menerangkan, “…Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan Menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, pasti adzab-Ku sangat pedih…”, QS. Ibrahim ayat 7.

Yang terakhir marilah kita coba merenungi firman Alloh yang lain yaitu, “..Alloh tidak akan Mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri..”, Ar-Ro’du ayat 11.

Alloh pasti akan menurunkan rezeki kita asalkan kita mau menjemputnya, dengan catatan harus dengan cara yang HALAL. Kesederhanaan dalam hidup itu indah, dan itu salah satu hal yang harus kita syukuri. Wa Allohu ‘alam bish showab…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun