Mohon tunggu...
luviana nusantara
luviana nusantara Mohon Tunggu... -

Luviana, Jurnalis cum Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Mengatasi Bullying dan Kekerasan Seksual pada Anak?

9 September 2016   09:20 Diperbarui: 9 September 2016   09:37 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

* Luviana

Bagaimana menjelaskan soal bullying dan kekerasan seksual pada anak? Pertama, anak-anak harus tahu apa yang dimaksud bullying dan kekerasan seksual, yang kedua mereka harus diberi tahu bagaimana cara mengatasinya.

Mengatasi bullying dan kekerasan seksual ini memang tak mudah, orangtua dan guru di sekolah harus selalu dilibatkan secara terus-menerus. Metode yang dilakukanpun bisa bermacam-macam. Cara-cara ini harus dilakukan sejak dini, jika tidak, maka akan sulit memutus rantai bullying dan kekerasan seksual ini.

Dari sejumlah pemetaan soal ini disebutkan, ada anak yang kemudian menjadi korban bullying dan kekerasan seksual, lalu mengadu ke orangtuanya. Namun malah dianggap cengeng, dianggap tukang mengadu oleh teman-temannya. Maka, cara mengatasi yang paling efektif yaitu harus dengan kerjasama dengan anak, orangtua dan sekolah.  

SD dan SMP Surya Bangsa Puribeta Ciledug, Tangerang pada Kamis (08/09/2016) kemarin mengadakan kampanye bullying dan kekerasan seksual di sekolah. Siswa-siswi dikumpulkan, menonton film dan video yang  menjelaskan soal bullying dan kekerasan seksual, lalu mereka diberikan penjelasan soal ini.

Kampanye dan penyuluhan untuk anak-anak ini diisi oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DKI Jakarta bersama Komite Sekolah Surya Bangsa Puribeta Ciledug.

“Kegiatan ini dilakukan untuk memutus rantai kekerasan pada anak, anak-anak tak boleh menjadi korban sekaligus pelaku kekerasan,” kata Kepala Sekolah SD Surya Bangsa Ciledug, Tangerang, Susi Afriyanti.

Boneka, Cara Efektif Menerangkan Tubuh untuk Siswa-Siswi

Timi adalah boneka laki-laki dan Rosa adalah boneka perempuan. Timi dan Rosa kemudian mempunyai ayah dan ibu. Ada beberapa bagian tubuh boneka-boneka anak-anak yang tidak boleh disentuh siapapun. Payudara dan vagina untuk perempuan, dan penis untuk laki-laki. Semua organ tubuh lain juga tak boleh disentuh. Hanya ibu atau orang-orang yang dibutuhkan saat sakit seperti dokter, yang boleh  menyentuhnya.

Tim PKBI menggunakan boneka untuk menerangkan topik ini pada anak-anak, karena selama ini cara-cara ini dianggap cukup efektif. Anak-anak seperti dilibatkan dalam pertemuan, sehingga mereka tahu langkah-langkah apa yang bisa dilakukan.

Mengatasi kekerasan seksual sejak anak ini penting untuk dilakukan karena anak-anak sering menjadi korban orang dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun